Liputan6.com, Jakarta Isu polusi udara di DKI Jakarta dan sekitarnya saat ini tengah menjadi perhatian banyak pihak mulai dari masyarakat hingga pemerintah. Ketika berbicara tentang polusi udara, kemungkinan besar Anda tidak membayangkan gambaran bagian dalam rumah atau kantor Anda.
Namun karena kita menghabiskan begitu banyak waktu di dalam ruangan terutama saat cuaca dingin menjaga kualitas udara sebersih mungkin di rumah, mobil, dan tempat kerja sangat penting untuk kesehatan Anda.
Advertisement
Dan sayangnya, kita sendiri yang membawa sebagian besar polutan tersebut ke dalam rumah. Para ahli mengatakan bahwa salah satu polutan udara dalam ruangan yang paling umum adalah asap rokok.
“Sisa gas dan partikel asap rokok yang mengendap menimbulkan bahaya kesehatan, terutama di ruangan yang banyak kain atau karpetnya,” kata ahli paru Sumita Khatri, MD, dikutip dari Cleveland Clinic. “Kita semua pernah mendengar tentang perokok pasif; ini disebut perokok pasif,” tambahnya.
Dia mengatakan risikonya sangat tinggi pada anak-anak, yang lebih sering bermain di lapangan, dan pada orang dengan masalah jantung dan paru-paru kronis.
Rokok elektronik juga merupakan sumber polusi di rumah serupa yang perlu dipertimbangkan, Dr. Khatri menambahkan. Uap yang dikeluarkan saat seseorang menghisap rokok elektrik mengandung senyawa organik yang mudah menguap, logam berat, dan bahan kimia lain yang terkait dengan penyakit paru-paru.
“Bebas rokok, termasuk di rumah, adalah pendekatan terbaik Anda,” katanya.
Selain itu perlengkapan pembersih rumah tangga adalah penyebab umum lainnya dari polusi dalam ruangan. Bahan kimia keras yang mengeluarkan asap dapat mengiritasi hidung, mulut dan paru-paru, serta kulit Anda.
“Mereka yang memiliki paru-paru sensitif dan saluran pernapasan bagian atas, seperti penderita asma dan sinusitis kronis, mungkin merasakan gejalanya semakin buruk,” kata Dr. Khatri.
Berbagai jenis polutan di dalam rumah
Asapnya dapat menyebabkan peradangan yang mempersulit orang dengan kondisi paru-paru kronis untuk pulih dari infeksi. Hal ini juga dapat memperburuk peradangan karena pemicu lain, seperti alergi. Dr Khatri merekomendasikan penggunaan bahan pembersih alami dan minyak siku untuk meminimalkan risiko. Polutan dalam ruangan lainnya yang memperburuk asma atau kondisi paru-paru kronis lainnya meliputi:
- Parfum yang mengiritasi.
- Bau dari pembersih rumah tangga yang keras.
- Perlengkapan kerajinan dan kantor, seperti cat, lem, dan tinta toner.
- Asap dari pakaian kering (banyak pelarut yang digunakan bersifat karsinogenik).
- Alergen, seperti jamur, serbuk sari, bulu hewan peliharaan, dan tungau debu.
- Ventilasi yang tidak tepat di rumah (dapat meningkatkan kadar gas radon dan karbon monoksida).
- Bahan yang digunakan pada bangunan tua seperti asbes, formaldehida dan timbal.
- Penyakit yang disebabkan oleh polusi udara dalam ruangan.
Polusi udara dalam ruangan dapat meningkatkan peluang seseorang terkena masalah paru-paru kronis, seperti asma atau penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
“Selain memperburuk gejala asma dan masalah pernapasan kronis lainnya, polusi udara dalam ruangan juga dapat menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan, mata, dan paru-paru,” kata Dr. Khatri.
Ada juga kemungkinan dampak jangka panjang dari paparan terus-menerus yang lebih sulit diukur, seperti kemungkinan terkena kanker paru-paru akibat paparan radon, serta perokok pasif dan perokok pasif.
Advertisement
Bagaimana mengurangi risiko adanya polusi di rumah?
Untungnya, ada beberapa cara untuk meminimalkan polusi udara di rumah, mobil, atau di tempat kerja Anda, kata Dr. Khatri. Cobalah langkah-langkah sederhana ini:
- Hindari merokok di dalam ruangan (tetapi berhenti merokok adalah jawaban terbaik untuk kesehatan secara keseluruhan).
- Gunakan perlengkapan kerajinan di area yang berventilasi baik.
- Pastikan kompor gas Anda memiliki ventilasi yang baik.
- Minimalkan rumah yang kotor.
- Bersihkan karpet secara berkala jika memungkinkan.
- Gunakan dehumidifier dan/atau AC untuk mengurangi kelembapan.
- Tutupi sampah agar tidak menarik hama.
- Lepaskan sepatu di depan pintu rumah.
- Lakukan pengujian emisi mobil secara berkala.
- Minimalkan penggunaan pengharum ruangan.
- Gunakan detektor karbon monoksida.
- Perbaiki kebocoran air.
- Bersihkan permukaan dan sedot debu sesering mungkin.
- Pastikan exhaust fan berfungsi di kamar mandi dan dapur Anda.
Melakukan beberapa tindakan pencegahan sederhana dapat membantu meningkatkan kualitas udara di rumah Anda dan meningkatkan kesehatan Anda.
Rentan ISPA karena Polusi Udara, Anak Sekolah Bisa Pakai Masker N95
Infeksi Saluran Napas Akut atau ISPA karena dampak polusi udara menjadi kekhawatiran tersendiri terutama bagi anak sekolah. Apalagi mereka termasuk kelompok yang sedang dalam tahap pertumbuhan.
Peneliti Global Health Security sekaligus ahli kesehatan lingkungan Dicky Budiman menyampaikan, anak-anak itu rentan bila terpapar polusi udara lantaran sistem imunitas belum matang. Terlebih lagi, anak sekolah yang masih TK maupun SD.
Ketika polutan polusi terhirup, hal itu bisa membahayakan anak-anak. Ada risiko ISPA dan penyakit pernapasan lain yang dapat mengancam kesehatan mereka. Demi perlindungan diri, anak-anak dapat memakai masker N95 saat beraktivitas ke luar rumah, salah satunya ke sekolah.
"Dapat menggunakan masker juga ya. Itu salah satu yang penting. Pakainya masker N95, bukan masker yang bedah," ujar Dicky kepada Health Liputan6.com melalui pesan suara, ditulis Kamis (24/8/2023).
Advertisement