Liputan6.com, Jakarta - PT Astra International Tbk (ASII) telah menyerap belanja modal (capital expenditure/capex) Rp 14 triliun hingga semester I 2023. Angka tersebut meningkat dari realisasi belanja modal periode yang sama tahun sebelumnya Rp 7,6 triliun.
Head of Investor Relation Astra International Tira Ardianti menuturkan, realisasi belanja modal hingga semester I 2023 mencapai Rp 14 triliun. Dana tersebut sebagian besar untuk replacement alat berat di bisnis kontraktor penambangan Astra di Grup United Tractors.
Advertisement
"Realisasi capex semester pertama sebesar Rp 14 triliun dan sebagian besar untuk replacement alat berat di bisnis kontraktor penambangan kami di Grup UT," kata Tira kepada Liputan6.com, Kamis (24/8/2023).
Di samping itu, Astra International juga bakal fokus melakukan investasi yang berpotensi memperkuat bisnis perusahaan dalam jangka panjang.
"Kami aktif menjajaki berbagai peluang investasi pada bisnis-bisnis yang dapat mendukung pertumbuhan bisnis kami dalam jangka panjang," kata dia.
Astra International meraup pendapatan Rp 162,39 triliun hingga semester I 2023. Pendapatan tumbuh 13 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 143,69 triliun.
Sementara itu, laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 17,44 triliun hingga semester I 2023. Laba turun tipis 3,9 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 18,17 triliun.
Dengan melihat kondisi itu, perseroan mencatat laba per saham susut menjadi Rp 431 hingga semester I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 449.
Total liabilitas perseroan naik menjadi Rp 186,38 triliun pada 30 Juni 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 169,57 triliun. Sementara itu, total ekuitas tercatat Rp 233,31 triliun hingga 30 Juni 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 243,72 triliun.
Astra International mencatat aset Rp 419,69 triliun hingga semester I 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 413,29 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 51,87 triliun pada 30 Juni 2023 dari periode Desember 2022 sebesar Rp 61,29 triliun.
Penjualan Mobil Astra International Tembus 326.532 Unit hingga Juli 2023
Sebelumnya, PT Astra International Tbk (ASII) mengumumkan penjualan mobil perseroan sampai dengan Juli 2023. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) total penjualan mobil domestik periode Januari—Juli 2023 tercatat sebanyak 586.401 unit, naik 4,48 persen dibanding 561.275 unit pada periode yang sama tahun lalu.
Total penjualan mobil domestik pada Juli saja tercatat sebanyak 80.416 unit. Turun 6,76 persen dibandingkan posisi Juli 2022 sebanyak 86.245 unit.
"Seiring dengan bertumbuhnya penjualan mobil domestik sebesar 4 persen hingga bulan Juli 2023 dibandingkan periode yang sama tahun lalu, penjualan mobil Astra secara nasional juga meningkat 6 persen.," ujar Head of Corporate Communications Astra International Boy Kelana Soebroto, dalam keterangan resmi, Selasa (15/8/2023).
Menurut dia. kinerja penjualan mobil pada paruh pertama tahun ini selaras dengan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih bertumbuh hingga kuartal II-2023.
Astra mencatatkan penjualan mobil sebanyak 326.532 unit selama periode Januari—Juli 2023. Raihan ini naik 6,18 persen dibanding 307.535 unit pada periode yang sama tahun lalu. Market share Astra terhadap penjualan mobil nasional untuk periode tersebut mencapai 56 persen. Penjualan Astra pada Juli saja tercatat sebanyak 48.608 unit. Angka itu turun 0,15 persen dibandingkan Juli 2022 sebanyak 48,680 unit.
Advertisement
Penjualan yang Mendominasi
Penjualan Astra pada Juli 2023 didominasi oleh Toyota dan Lexus sebanyak 30.148 unit. Disusul Daihatsu 15.821 unit. Lalu Isuzu 2.476 unit, UD Trucks 152 unit, serta Peugeot 11 unit. Market share Astra pada Juli saja sebesar 60 persen. Sementara untuk total penjualan LCGC nasional periode Januari—Juli mencapai 120.511 unit, naik 29,12 persen dari 93.333 unit pada periode yang sama tahun lalu.
Pada Juli saja, total penjualan LCGC nasional tercatat sebanyak 17.603 unit, naik 6,48 persen dibandingkan Juli 2022 sebanyak 16.531 unit. Penjualan produk Astra LCGC secara kumulatif untuk periode Januari—Juli tercatat sebanyak 90.157 unit. Naik 28,99 persen dari 69.897 unit terjual pada periode yang sama tahun lalu.
Market share Astra pada total penjualan LCGC Januari-Juli 2022 mencapai 75 persen. Sementara penjualan produk Astra LCGC pada Juli 2023 saja tercatat sebanyak 12.740 unit, turun 7,28 persen dibandingkan Juli 2022 sebanyak 14.045 unit. Market share Astra untuk produk LCGC pada Juli saja sebesar 72 persen.
Kinerja Semester I 2023
Sebelumnya, PT Astra International Tbk (ASII) membukukan kinerja keuangan beragam selama semester I 2023. PT Astra International Tbk mencatat pertumbuhan pendapatan, tetapi laba turun tipis selama enam bulan pertama 2023.
PT Astra International Tbk (ASII) meraup pendapatan Rp 162,39 triliun hingga semester I 2023. Pendapatan tumbuh 13 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 143,69 triliun. Sementara itu, laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 17,44 triliun hingga semester I 2023. Laba turun tipis 3,9 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 18,17 triliun.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (28/7/2023), Astra International mencatat beban pokok pendapatan tercatat Rp 125,76 triliun hingga semester I 2023. Beban pokok pendapatan naik 14,18 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 110,41 triliun.
Dengan demikian, laba bruto perseroan tumbuh 9,1 persen menjadi Rp 36,63 triliun hingga semester I 2023. Pada periode sama tahun sebelumnya Rp 33,55 triliun.
Dengan melihat kondisi itu, perseroan mencatat laba per saham susut menjadi Rp 431 hingga semester I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 449.
Total liabilitas perseroan naik menjadi Rp 186,38 triliun pada 30 Juni 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 169,57 triliun. Sementara itu, total ekuitas tercatat Rp 233,31 triliun hingga 30 Juni 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 243,72 triliun.
Astra International mencatat aset Rp 419,69 triliun hingga semester I 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 413,29 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 51,87 triliun pada 30 Juni 2023 dari periode Desember 2022 sebesar Rp 61,29 triliun.
Advertisement