Liputan6.com, Jakarta India akan melarang ekspor gula untuk pertama kalinya dalam 7 tahun. Negara ini diperkirakan akan melarang pabrik gula mengekspor gula pada musim berikutnya atau mulai bulan Oktober 2023.
Negara itu menghentikan pengiriman atau ekspor gula untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun karena kurangnya curah hujan telah mengurangi hasil panen tebu, kata sumber pemerintah.
Advertisement
Absennya India dari pasar dunia kemungkinan besar akan meningkatkan harga-harga acuan di New York dan London yang sudah berada pada kisaran harga tertinggi dalam beberapa tahun terakhir, sehingga memicu kekhawatiran akan inflasi lebih lanjut di pasar pangan global.
“Fokus utama kami adalah memenuhi kebutuhan gula lokal dan memproduksi etanol dari kelebihan tebu,” kata sumber pemerintah yang meminta untuk tidak disebutkan namanya sesuai dengan aturan resmi. “Untuk musim mendatang, kami tidak akan memiliki cukup gula untuk dialokasikan pada kuota ekspor,” melansir CNBC, Jumat (25/8/2023).
India mengizinkan pabrik gula mengekspor hanya 6,1 juta ton gula selama musim berjalan hingga 30 September, setelah membiarkan mereka menjual 11,1 juta ton gula pada musim lalu.
Pada 2016, India mengenakan pajak sebesar 20 persen pada ekspor gula untuk membatasi penjualan luar negeri.
Sementara itu, hujan monsun di distrik penghasil tebu terbesar di negara bagian barat Maharashtra dan negara bagian selatan Karnataka – yang bersama-sama menyumbang lebih dari setengah total produksi gula India – berada 50 persen di bawah rata-rata sepanjang tahun ini, menurut data departemen cuaca.
Hujan yang tidak merata akan mengurangi produksi gula pada musim 2023/24 dan bahkan mengurangi penanaman pada musim 2024/25, kata seorang pejabat industri yang menolak disebutkan namanya.
Harga Gula Melonjak
Di samping itu, harga gula lokal melonjak minggu ini ke level tertinggi dalam hampir dua tahun, mendorong pemerintah mengizinkan pabrik gula menjual tambahan 200.000 ton pada bulan Agustus.
“Inflasi pangan merupakan suatu kekhawatiran. Kenaikan harga gula baru-baru ini menghilangkan segala kemungkinan ekspor,” kata sumber pemerintah lainnya.
Inflasi ritel di India melonjak ke level tertinggi dalam 15 bulan sebesar 7,44 persen di bulan Juli dan inflasi makanan menjadi 11,5 persen – yang tertinggi dalam tiga tahun terakhir.
Produksi gula India bisa turun 3,3 persen menjadi 31,7 juta ton pada musim 2023/24.
“Kami telah mengizinkan pabrik untuk mengekspor gula dalam jumlah besar selama dua tahun terakhir,” kata sumber ketiga dari pemerintah. “Tetapi kita juga harus memastikan pasokan yang cukup dan harga yang stabil.”
India mengejutkan pembeli pada bulan lalu dengan memberlakukan larangan ekspor beras putih non-basmati. New Delhi juga memberlakukan bea masuk sebesar 40 persen pada minggu lalu atas ekspor bawang bombay sebagai upaya untuk menenangkan harga pangan menjelang pemilihan negara bagian akhir tahun ini.
Dealer yang berbasis di Mumbai dan memiliki rumah perdagangan global mengatakan penurunan produksi di Thailand juga diperkirakan akan mengurangi pengiriman dan produsen utama Brasil tidak akan mampu mengisi kesenjangan tersebut sendirian.
Advertisement