Liputan6.com, Washington - Joe Biden dengan tegas menyatakan keterlibatan Vladimir Putin dalam kematian bos Wagner Yevgeny Prigozhin, yang tewas dalam kecelakaan pesawat. Pejabat Ukraina menafsirkan insiden itu sebagai peringatan kepada elite Rusia.
"Saya tidak tahu pasti apa yang terjadi, tapi saya tidak terkejut," ujar Presiden Amerika Serikat (AS) seperti dilansir The Guardian, Kamis (24/8). "Tidak banyak hal yang terjadi di Rusia tanpa campur tangan Putin. Tapi, saya tidak cukup tahu untuk mengetahui jawabannya."
Advertisement
Rosaviatsia, badan penerbangan sipil Rusia, mengatakan bahwa Prigozhin dan komandan senior Wagner Dmitry Utkin termasuk di antara 10 yang bepergian dengan jet bisnis Embraer yang jatuh pada Rabu (23/8/2023) malam. Penyebab kecelakaan itu masih belum jelas, namun perseteruan Prigozhin dengan militer Rusia yang sudah berlangsung lama dan pemberontakan singkat yang dipimpinnya pada Juni dinilai memberikan banyak motif bagi Rusia untuk membalas dendam.
Penasihat presiden Ukraina Mykhaylo Podolyak mengatakan bahwa kecelakaan pesawat pada Rabu malam adalah sinyal dari Putin kepada elite Rusia menjelang pemilu 2024: 'Awas! Ketidaksetiaan sama dengan kematian'.
Sentimen serupa juga disampaikan oleh jurnalis Rusia Ksenia Sobchak, yang ayahnya pernah digambarkan oleh Putin sebagai mentornya.
"Sebenarnya, ini merupakan sinyal yang sangat jelas bagi semua elite. Kepada semua orang yang memiliki pemikiran yang menghasut," kata Sobchak di Telegram.
Kremlin belum mengomentari kecelakaan pesawat yang menewaskan Prigozhin.
Putin sendiri tidak menyinggung insiden tersebut saat berpidato di Moskow untuk memperingati 80 tahun kemenangan Pertempuran Kursk pada Perang Dunia II.
Pemimpin Oposisi Belarus: Prigozhin Tidak Akan Dirindukan
Di Rusia, tepatnya St Petersburg, sebuah gedung yang menampung kantor Wagner dilaporkan menyalakan lampu sedemikian rupa sehingga menampilkan salib raksasa sebagai tanda penghormatan dan duka. Buket-buket bunga ditinggalkan di dekat kantor pada Kamis pagi, sementara lilin-lilin juga dinyalakan.
Kematian Prigozhin memicu pertanyaan besar tentang masa depan kelompok Wagner, yang pernah memainkan peran penting dalam perang Ukraina. Kelompok itu juga aktif di Afrika.
Abbas Gallyamov, mantan penulis pidato Putin yang kini menjadi kritikus, mengatakan, "Sekarang tidak mungkin menentang Putin. Putin cukup kuat dan mampu membalas dendam."
Bill Browder, seorang pengusaha dengan pengalaman bertahun-tahun di Rusia dan kritikus Kremlin lainnya setuju dengan apa yang disampaikan Gallyamov.
"Putin tidak pernah memaafkan dan tidak pernah melupakan. Dia tampak seperti orang lemah yang terhina dengan Prigozhin berlarian tanpa peduli pada dunia (pasca pemberontakan)," tutur Browder.
Sementara itu, penasihat kementerian Ukraina Anton Gerashchenko menilai bahwa Wagner mungkin saja akan membalas dendam terhadap Putin dan militer Rusia, yang berulang kali bentrok dengan Prigozhin.
Sviatlana Tsikhanouskaya, pemimpin oposisi Belarus – tempat sejumlah pejuang Wagner pindah pasca pemberontakan singkat mereka di Rusia – mengatakan Prigozhin tidak akan dirindukan di negaranya.
"Dia adalah seorang pembunuh dan harus diingat seperti itu," kata Tsikhanouskaya.
Kabar kematian Prigozhin muncul bertepatan dengan tersingkirnya salah satu sekutu utama bos Wagner itu di militer Rusia, Jenderal Sergei Surovikin. Komandan tersebut dikabarkan telah dijadikan tahanan rumah, diinterogasi, atau bahkan dimasukkan ke dalam Penjara Lefortovo yang terkenal kejam.
Penggulingan Surovikin merupakan pemecatan tingkat tertinggi seorang komandan militer pasca pemberontakan Wagner.
Advertisement