Xiaomi Persiapkan MIOS, Kabarnya untuk Gantikan Android

Xiaomi telah mendaftarkan merek dagang MIOS, kabarnya hal ini mengindikasikan kalau Xiaomi tengah mengembangkan sistem operasinya sendiri untuk menggantikan Android.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 25 Agu 2023, 13:00 WIB
Ilustrasi smartphone Xiaomi. (Foto: Framesira / Shutterstock.com)

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan smartphone dan produk teknologi Xiaomi telah meregistrasikan merek dagang MIOS di Tiongkok.

Hal ini memunculkan spekulasi yang menyebut perusahaan tengah mengembangkan sistem operasi mandirinya yang dapat menggantikan MIUI, antarmuka perusahaan berbasis Android.

Saat ini MIUI merupakan salah satu antarmuka Android yang populer di seluruh dunia. MIUI terkenal dengan opsi kustomisasi dan fitur-fiturnya. Misalnya always-on-display dan fungsionalitas Second Space.

Kendati demikian, MIUI juga mendapatkan kritik karena banyaknya aplikasi bawaan dan iklan-iklan yang ditampilkan.

Oleh karenanya, pengembangan sistem operasi baru oleh Xiaomi ini bisa jadi langkah besar yang baru bagi perusahaan.

Pasalnya, MIOS akan memungkinkan perusahaan punya kontrol lebih atas software mereka. Selain itu, dengan OS mandiri akan mengurangi ketergantungan terhadap Android milik Google.

Mengutip Gizchina, Jumat (25/8/2023), ada sejumlah alasan Xiaomi mengembangkan sistem operasi mandirinya. Salah satunya adalah perusahaan begitu peduli terhadap ketergantungannya pada Google.

Apalagi baru-baru ini Google kian menindak perusahaan-perusahaan Tiongkok. Selain itu juga ada risiko bahwa suatu hari nanti Google akan memblokir Xiaomi dalam penggunaan Android, seperti halnya Huawei.


Jadi Bukti Kalau Xiaomi Serius

Ilustrasi Smartphone Xiaomi. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Kemungkinan lainnya adalah karena Xiaomi ingin berekspansi ke pasar baru. Saat ini beberapa negara, misalnya Amerika Serikat memiliki kekhawatiran keamanan dalam memakai Android.

Dengan begitu, sistem operasi yang dikembangkan Xiaomi bisa mengatasi masalah ini dan memudahkan perusahaan menjual smartphone-nya pasar tersebut.

Terlepas dari alasan yang menyertai, pendaftaran merek dagang MIOS adalah perkembangan signifikan. Hal ini sekaligus memeperlihatkan bahwa Xiaomi serius dalam mengembangkan sistem operasinya sendiri. Selain itu juga bisa berdampak besar pada pasar smartphone.

Salah satu dampaknya, jika MIOS sukses, sistem operasi ini akan menantang dominasi Android dan iOS. Selain itu juga mempermudah Xiaomi memperluas pasar mereka.

Kendati demikian, sangat mungkin MIOS juga tidak sukses nantinya. Langkah Xiaomi jika benar mengembangkan sistem operasi sendiri adalah langkah berisiko. Tidak ada jaminan OS tersebut akan diterima baik oleh konsumen.


Siap Bersaing dengan Google dkk

CEO Xiaomi Lei Jun menunjukkan logo baru perusahaan (Foto: Xiaomi Indonesia).

Entah sukses atau tidak, fakta bahwa Xiaomi tengah mengembangkan sistem operasi mandirinya merupakan tanda bahwa perusahaan serius berkompetisi dengan pemain-pemain besar seperti Google dengan Android dan Apple dengan iOS, maupun Huawei dengan HarmonyOS-nya.

Yang pasti saat ini masih terlalu dini untuk bilang apakah MIOS akan jadi sistem operasi yang revolusioner atau hanya akan sekadar jadi cabang dari Android. Namun, ada beberapa faktor yang menunjukkan bahwa sistem operasi ini mungkin hanya cabang dari Android.

Pertama, sejarah panjang Xiaomi mengembangkan skin bagi Android. Lewat MIUI, antarmuka Android-nya, jadi salah satu yang populer di dunia. Hal ini mengindikasikan Xiaomi memiliki pengalaman dan keahlian mengembangkan tampilan antarmuka Android.


Xiaomi Investasi Besar ke AI dan Machine Learning

Tampilan MIUI 14 yang baru saja diperkenalkan oleh Xiaomi. (Dok: Xiaomi)

Kedua, Xiaomi mengeluarkan banyak sumber daya untuk mengembangkan tampilan antarmuka Android-nya. Ini membuat Xiaomi lebih banyak kontrol akan software dan membuat tidak terlalu bergantung pada Google. Xiaomi juga memiliki fleksibilitas dalam hal fitur dan desain.

Sebelum ada informasi jelas, kita bisa mengasumsikan Xiaomi mungkin juga kembangkan pesaing dari Android.

Hal ini terlihat dari banyaknya uang yang diinvestasikan Xiaomi dalam kecerdasan buatan dan machine learning.

Hal ini mengindikasikan perusahaan mungkin sedang mencari cara untuk mengembangkan OS yang dirancang khusus untuk teknologi tersebut.

Infografis Ponsel Black Market Diblokir via IMEI. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya