Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan saham Jumat (25/8/2023). Investor bersiap untuk mencari sinyal kebijakan moneter Amerika Serikat dari komentar para gubernur bank sentral pada pertemuan Jackson Hole pada Jumat waktu setempat, termasuk pidato ketua the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS Jerome Powell.
Dikutip dari CNBC, di Asia tingkat inflasi inti Tokyo, Jepang mencapai 2,8 persen pada Agustus 2023, sedikit di bawah perkiraan ekonom yang disurvei oleh Reuters. Ekonom prediksi inflasi inti Jepang tercatat 2,9 persen. Tingkat inflasi inti ini tidak perhitungkan harga pangan pasar.
Advertisement
Inflasi keseluruhan di Tokyo tercatat 2,9 persen, lebih rendah dari 3,2 persen pada Juli 2023. Indeks Nikkei 225 anjlok 1,69 persen, pada awal pembukaan perdagangan. Indeks Topix susut 0,9 persen. Sedangkan indeks Kospi Korea Selatan anjlok 1,04 persen dan indeks Kosdaq melemah 0,8 persen.
Di Australia, indeks ASX 200 terpangkas 1,19 persen. Indeks Hang Seng berjangka ke posisi 18.053. Pembukaan perdagangan ini berpotensi melemah seiring penutupan perdagangan terakhir di 18.212,17.
Pada perdagangan Kamis pekan ini di wall street, tiga indeks saham acuan kompak merosot usai reli saham teknologi. Indeks Dow Jones melemah ke level terendah sejak Maret 2023. Sedangkan indeks S&P 500 dan Nasdaq sentuh level terendah sejak 2 Agustus 2023.
Indeks Dow Jones susut 1,08 persen, dan indeks S&P 500 turun 1,35 persen. Indeks Nasdaq terpangkas 1,87 persen di wall street.
Penutupan Bursa Saham Asia Pasifik pada 24 Agustus 2023
Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Kamis pekan ini dengan kenaikan harga saham mendorong lonjakan indeks Hang Seng. Indeks Hang Seng memimpin di regional.
Dikutip dari CNBC, indeks Hang Seng naik 1,93 persen. Bursa saham China menguat dengan indeks CSI 300 mendaki 0,72 persen ke posisi 3.723,43.
Bank sentral Korea Selatan mempertahankan suku bunga acuan 3,5 persen. Indeks harga produsen Korea Selatan naik 0,2 persen year on year (YoY), pertumbuhan PPI melambat selama 13 bulan berturut-turut.
Investor juga menilai rilis laporan laba produsen Chip Nivia pada Kamis pagi waktu setempat. Perusahaan melampaui estimasi untuk tahun fiskal kuartal II dan keluarkan panduan optimistis pada periode saat ini.
Indeks Nikkei 225 melonjak 0,87 persen ke posisi 32.287,21.Indeks Topix bertambah 0,43 persen ke posisi 2.286,59.
Di Australia, indeks ASX 200 menguat 0,47 persen, dan ditutup ke posisi 7.182,1. Indeks Kospi Korea Selatan menguat 1,28 persen ke posisi 2.537,68. Indeks Kosdaq bertambah 2,14 persen ke posisi 901,74.
Advertisement
Penutupan Wall Street pada 24 Agustus 2023
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street anjlok pada penutupan perdagangan saham Kamis, 24 Agustus 2023. Koreksi wall street terjadi setelah reli saham teknologi usai kenaikan saham Nvidia hanya jangka pendek.
Pidato penting dari ketua bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) juga menjadi perhatian pelaku pasar. Dengan demikian, pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones merosot 373,56 poin atau 1,08 persen ke posisi 34.099,42. Indeks S&P 500 susut 1,35 persen ke posisi 4.376,31. Indeks Nasdaq turun 1,87 persen ke posisi 13.463,9. Demikian mengutip dari CNBC, Jumat (25/8/2023).
Perdagangan Kamis pekan ini juga menandai hari terburuk bagi Dow Jones sejak Maret 2023. Indeks S&P 500 dan Nasdaq alami koreksi terbesar sejak 2 Agustus 2023.
Di sisi lain, saham Nvidia mencapai titik tertinggi sepanjang masa setelah Perusahaan melaporkan pendapatan dan laba kuartalan yang melebihi analis.
Perusahaan juga meningkatkan pedomannya dengan pimpinan Perusahaan prediksi pendapatan kuartal II akan naik menjadi USD 16 miliar. Pendapatan naik 170 persen year over year. Namun, saham Nvidia hanya naik 0,1 persen.
Sektor Teknologi Merosot
Di sisi lain, sektor teknologi informasi juga alami penurunan terbesar di S&P 500. Sektor saham teknologi informasi terpangkas 2,15 persen yang terbebani oleh penurunan saham semikonduktor lainnya termasuk Advanced Micro Devices dan Intel.
Saham Perusahaan teknologi besar alami penurunan selama sesi tersebut, termasuk saham Amazon. Saham Amazon tergelincir 2,7 persen. Saham Apple turun 2,6 persen dan Netflix susut 4,8 persen.
Adapun Dollar Tree mencatat kinerja saham terburuk di S&P 500 dengan susut 12,9 persen. Hal ini seiring panduan kinerja kuartal III yang mengecewakan. Saham Nike melemah 1,1 persen, dan memperpanjang rekor koreksi. Saham Boeing menyeret Dow Jones ke zona merah. Saham Boeing susut hampir 5 persen.
“Saya pikir ini adalah pasar dengan fokus yang sangat sempit,” ujar Global Strategist MRB Partners, Philip Colmar.
Ia menambahkan, jika pasar hadapi imbal hasil obligasi yang tinggi dan pertumbuhan kinerja lebih baik, hal ini secara alami akan perluas pasar. “Kami melihat beberapa di antaranya dalam beberapa minggu terakhir,” ujar dia.
Advertisement