Liputan6.com, Tripoli - Tragedi mengejutkan dalam sejarah tercatat hari ini, tepatnya 26 Agustus 2015. Menurut informasi dari penjaga pantai Italia.
Menurut situs euractiv, tim penyelamat berhasil menyelamatkan sekitar 3.000 imigran namun menemukan lebih dari 50 orang tewas di perairan dekat pantai Libya pada Rabu, 26 Agustus 2015.
Advertisement
Mereka yang datang dari wilayah Afrika dan Timur Tengah berjumlah puluhan ribu orang, mengambil resiko berlayar tahun itu untuk mencapai Eropa.
Mereka sering kali memadati perahu-perahu kecil yang sebenarnya tidak sesuai untuk menyeberangi Laut Mediterania atau Laut Tengah.
Operasi penyelamatan ini dilakukan oleh tim di kapal Swedia Poseidon, yang juga dilibatkan dalam misi penyelamatan Triton Uni Eropa.
Tim ini berhasil menemukan 51 jenazah di dalam salah satu perahu yang juga membawa 439 orang yang berhasil selamat.
Selain itu, 3 perempuan ditemukan meninggal di atas perahu karet yang membawa 120 orang lainnya.
Salah satu orang yang diselamatkan bersama lebih dari 100 orang di perahu lainnya juga meninggal tidak lama setelah penyelamatan.
Penyebab pasti kematian belum diungkapkan. Jumlah ini menambah data korban yang sejauh ini diperkirakan telah mencapai lebih dari 2.300 orang sepanjang tahun 2015, seperti yang diinformasikan oleh The International Organisation for Migration atau Organisasi Internasional untuk Migrasi.
Masuknya migran ini, yang banyak di antaranya melarikan diri dari konflik dan kemiskinan, telah menciptakan krisis pengungsi terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II, dan menyebabkan ketegangan sosial serta politik.
Perahu Karet yang Mereka Tumpangi Sudah Kempes
Seorang juru bicara dari penjaga pantai Italia menjelaskan bahwa pada Rabu, 26 Agustus 2015, perahu yang membawa imigran yang akhirnya meninggal itu, telah mengalami kempes sebagian saat layanan darurat tiba di lokasi.
Pada hari yang sama, penjaga pantai di Roma berhasil mengoordinasikan sepuluh operasi penyelamatan.
Panggilan darurat datang dari perahu-perahu yang mengalami kesulitan sekitar 30 mil (sekitar 50 km) dari pantai Libya.
Dalam operasi penyelamatan ini, kapal-kapal dari penjaga pantai dan angkatan laut Italia, Pos Pusat Bantuan Migran yang berbasis di Malta (The Malta-based Migrant Offshore Aid Station), lembaga kemanusiaan Dokter Tanpa Batas (Doctors Without Borders), dan angkatan laut Irlandia pun semua berpartisipasi.
Penjaga pantai juga melaporkan bahwa sebuah kapal dagang yang telah berusaha menyelamatkan 225 orang juga ikut menuju pulau Yunani, yaitu Kreta, di mana para penyintas akan dibawa ke darat.
Advertisement