Liputan6.com, Jakarta Pasar kripto sempat sedikit pulih ke zona hijau pada tengah pekan lalu, bahkan Bitcoin terlihat mulai bergerak ke daerah USD 26.500 atau setara Rp 405,3 juta (asumsi kurs Rp 15.299 per dolar AS) setelah kejutan secara cepat membawanya ke daerah USD 25.000 atau setara Rp 382,4 juta..
Gerakan itu tidak resisten dan memang saat ini pasar kripto secara keseluruhan masih berada di tengah ketidakpastian.
Advertisement
Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur mengatakan dalam kondisi ini banyak yang mempertanyakan gerak BTC selanjut nya, terlebih sudah menjelang akhir Agustus. Untuk saat ini mayoritas analis di pasar masih berdebat apakah Bitcoin akan kembali turun atau akan bergerak naik. Namun, keyakinan untuk kembali turun semakin kuat.
Secara fundamental, saat ini sentimen di sekitar Bitcoin masih belum bergerak positif sehingga masih ada kemungkinan untuk turun. Sentimen utama yang mendukung potensi koreksi adalah adanya Jackson Hole Symposium yang akan dilaksanakan pada Jumat.
“Acara ini sangat dinanti pelaku pasar kripto untuk menentukan sikap ke depannya melihat proyeksi kebijakan suku bunga The Fed,” kata Fyqieh dalam siaran pers, Jumat (25/8/2023).
Investor Kembali Wait and See
Sikap investor yang kembali wait and see juga terlihat dari volume perdagangan Bitcoin yang kembali menurun. Tidak adanya volume perdagangan yang konsisten telah menyebabkan Bitcoin Fear and Greed Index, yang merupakan ukuran sentimen utama investor, berada dalam tren menurun dalam 30 hari terakhir dan beralih dari kategori Neutral menjadi Fear.
“Ketidakpastian jangka pendek di pasar kripto tampaknya tidak mengubah pandangan jangka panjang investor ritel,” jelas Fyqieh.
Menurut data dari Defillama, dalam satu bulan terakhir terjadi peningkatan jumlah aset yang masuk ke lima bursa kripto utama, seperti Binance, OKX, Bitfinex, Bybit, dan Crypto.com.
Dari fluktuasi arus masuk dan keluar Bitcoin selama seminggu terakhir, tampaknya ada kecenderungan arus masuk yang dominan, sebagaimana terlihat dari data yang disajikan.
Agustus dan September Jadi Bulan Koreksi
Sebelumnya, ada anggapan pada Agustus dan September memang bulan koreksi kripto. Kemungkinan besar hal tersebut kembali terjadi. Sejauh ini dari data Bitcoin Monthly Returns performa BTC masih minus 10 persen pada Agustus 2023.
Kemunduran sejalan dalam sejarah 10 tahun BTC yang mengalami koreksi di bulan ke-8 ini. Penurunan terdalam di bulan Agustus terjadi pada 2014 (17 persen) dan 2015 (18 persen).
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Baca Juga