Gelar Pelatihan, BNPB Siapkan Ketangguhan Masyarakat Hadapi Bencana

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaksanakan Training of Trainer (ToT) bagi fasilitator tingkat kabupaten wilayah I, Selasa (22/8).

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 26 Agu 2023, 06:10 WIB
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaksanakan Training of Trainer (ToT) bagi fasilitator tingkat kabupaten wilayah I, Selasa (22/8) (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaksanakan Training of Trainer (ToT) bagi fasilitator tingkat kabupaten wilayah I, Selasa (22/8). Tujuannya, demi peningkatan kapasitas masyarakat terkait kebencanaan dan membangun ketangguhan masyarakat dalam menghadapinya.

"Pelatihan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan fasilitator tingkat kabupaten/kota dalam melakukan pendampingan masyarakat menghadapi bencana sampai tingkat desa/kelurahan," kata Deputi Bidang Pencegahan BNPB Prasinta Dewi di Hotel Golden Tulip, Tangerang, seperti dikutip dari siaran pers diterima, Jumat (25/8/2023).

Prasinta mengatakan, sebanyak 53 ribu desa dan kelurahan berada di daerah ancaman bencana dengan penghuninya sebanyak 51 juta jiwa. Karena itu, lanjut dia, masyarakat di desa atau kelurahan adalah pelaku utama upaya penanggulangan bencana.

"Mereka menjadi kelompok pertama yang menerima dampak bencana. Serta kelompok yang merespon pertama kali jika terjadi bencana. Karena itu perlu difasilitasi guna membangun ketangguhan masyarakat desa dalam menghadapi risiko bencana,” ungkap Prasinta.

Prasinta menjelaskan, giat dihelat adalah giat lanjutan setelah proses rekrutmen fasilitator. Diketahui, para fasilitator merupakan warga atau masyarakat yang bertempat tinggal di kabupaten/kota lokasi kegiatan.

"Para fasilitator akan menjadi aset yang bernilai bagi Pemerintah Daerah (Pemda) untuk bekerja bersama memperkuat ketangguhan daerah dalam menghadapi bencana sampai ke tingkat desa/kelurahan," yakin Prasinta.

Sebagai informasi, saat ini Pemerintah Indonesia lewat program Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP), melaksanakan kerja sama dengan Bank Dunia. Tujuannya mendukung pembiayaan dan bantuan teknis dalam pelaksanaan proyek investasi strategis peningkatan tata kelola risiko bencana di Indonesia. Selain itu, kerja sama tersebut bertujuan untuk mendukung kesiapsiagaan pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi ancaman gempa bumi dan tsunami.

“Harus dipahami bahwa kesiapsiagaan terhadap bencana ini, tidak hanya diperkuat di tingkat pusat tetapi juga pemerintah daerah. Proyek IDRIP ini ada di 17 provinsi, 30 kabupaten maupun kota dan 180 desa atau kelurahan. Proyek ini akan memperkuat kapasitas sehingga resiliensi berkelanjutan di tengah masyarakat dapat terwujud,” tutur Prasinta.


Masyarakat Garda Terdepan

Pada kesempatan yang sama, Pangarso Suryotomo selaku Direktur Kesiapsiagaan BNPB mengatakan, membangun kesiapsiagaan harus dimulai dari peningkatan kapasitas masyarakat. Harapannya, setelah dilakukan berbagai pelatihan, para fasilitator daerah dapat mengimplementasikan materi yang dipelajari selama ToT di wilayah masing-masing.

“Masyarakat adalah garda terdepan dalam penanggulangan bencana. Kegiatan selama 7 hari ke depan bagi para fasilitator kabupaten ini adalah bagian dari upaya BNPB membangun kesiapsiagaan masyarakat. Setelah kegiatan ini, nantinya ada pelatihan untuk masyarakat sebagai fasilitator di 180 desa atau kelurahan terpilih. Kita berharap masyarakat akan semakin tangguh dalam menghadapi bencana,” terang Pangarso.

Diketahui, BNPB menetapkan konsep Desa Tangguh Bencana (Destana) untuk menunjukkan bahwa masyarakat turut berperan aktif dalam proses pengurangan risiko bencana. Masyarakat tidak hanya sebagai objek melainkan subjek dalam penanggulangan bencana.

Menurut Pangarso, peran masyarakat yang dibentuk melalui Destana sangat penting dan strategis, khususnya dalam menyebarkan informasi maupun edukasi bencana sehingga dapat memperkuat kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana.

Kegiatan ToT Fasilitator Kabupaten wilayah I akan berlangsung selama 7 hari ke depan. Mulai 22-28 Agustus 2023. Diikuti oleh 60 orang fasilitator tingkat Kabupaten/kota dari dari Banten, Lampung, Bengkulu, dan Sumatera Barat. Sebelumnya kegiatan ToT untuk wilayah II dan III sudah selesai dilaksanakan pada 7-14 Agustus 2023 di Bali dan Manado.

Infografis Destinasi Favorit Backpacker.  (Liputan6.com/Abdillah)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya