Liputan6.com, Jakarta - Peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Syafuan Rozi, meyakini pemilih pemula akan memperhatikan rekam jejak calon presiden (capres) saat Pilpres 2024. Alasannya, sebab para pemilih pemula tidak mengetahui jelas siapa sosok yang layak mendapatkan suaranya.
"Biasanya pemilih pemula akan mencari tahu apakah track record calon tertentu, memiliki konsekuensi tertentu, karena itu rekam jejak semua akan dibongkar, dicari tahu oleh para pemilih, terutama pemilih pemula," kata Rozi saat diskusi bersama Lembaga Pemilih Indonesia di Jakarta, Jumat (25/8/2023).
Advertisement
Rozi menjelaskan, pemilih pemula adalah pemilih yang usianya baru menginjak kali pertama batas terendah syarat mencoblos yakni 17 tahun. Artinya, mereka yang masuk dalam kategori tersebut cenderung tidak mengetahui apa saja catatan sejarah para calon presiden yang hendak dicoblosnya.
"Pemilih pemula itu karena usianya itu baru pertama kali ikut pemilu, kemudian dia belum bisa memutuskan secara cepat," sambungnya.
Rozi menyarankan, capres yang akan maju di Pilpres 2024 jangan hanya mengandalkan pencitraan. Dia berharap, capres yang akan maju dapat mengandalkan gagasan untuk Indonesia ke arah lebih baik.
"Kita ingin ada perubahan ideologi dari yang selama ini pemilu prosedural ke pemilu yang substantif, nah biasanya pemilih pemula adalah orang yang ingin tahu pemilu dengan jelas, karena itu kita berharap masing-masing kandidat pasangan calon presiden itu bisa memberikan tawaran yang jelas tentang apa yang akan dilakukan selama 5 tahun," ungkap dia.
Capres Harus Tahu Apa yang Diinginkan Pemilih
Rozi menambahkan, capres sepatutnya tahu apa yang diinginkan pemilih. Dengan demikian, mereka bisa mendapatkan suara untuk mengantarkannya sebagai pemimpin negara.
"Saya menyarankan masing-masing calon presiden melakukan canvassing melakukan lewat lembaga survei, Tanya apa yang menjadi prioritas dan bagaimana prioritas itu dilakukan," tutur Rozi.
Rozi mecontohkan, misal pada pemilih pemula keinginannya adalah cepat bekerja setelah lulus sekolah. Maka para capres harus tahu konsep seperti apa yang bisa mewujudkan hal tersebut.
"Kalau pemilih pemulia tidak mendapat informasi itu, mereka kecewa. Kalau mereka kecewa akan golput," dia menandasi.
Advertisement