Liputan6.com, Jakarta - Rangkaian pertemuan Menteri Kesehatan ASEAN dan negara mitra ASEAN di Jakarta yang berlangsung pada 24-25 Agustus 2023 telah berakhir. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pun menyampaikan ucapan terima kasih serta apresiasi terhadap seluruh delegasi yang telah hadir dalam pertemuan baik secara daring maupun luring.
“Terima kasih kepada seluruh delegasi yang telah mendukung kami menggelar pertemuan hari ini dan kemarin, merupakan suatu kehormatan bagi Indonesia bisa memimpin ASEAN selama satu tahun ini,” ucap Menkes Budi.
Advertisement
Sebagai Ketua ASEAN tahun 2023, Budi mengatakan telah melakukan berbagai upaya dan solusi terbaik bagi pemulihan sekaligus penguatan sektor kesehatan di kawasan Asia Tenggara. Serta menegaskan kembali komitmen dan dukungan kawasan dalam melakukan berbagai upaya mitigasi, kolaborasi lintas sektor dan inovasi dalam memperkuat ketahanan kesehatan regional.
Untuk mewujudkannya, Menkes Budi menyampaikan bahwa kawasan Asia Tenggara perlu melakukan setidaknya tiga aksi yang berdampak.
Pertama yaitu dengan meningkatkan infrastruktur kesehatan di Asia Tenggara dengan membekali negara-negara dengan peralatan yang diperlukan untuk pengawasan, penelitian dan pengembangan, serta produksi vaksin, farmasi, dan peralatan medis.
“Pembangunan infrastruktur ini harus dilakukan di seluruh negara, jadi kalau ada virus bisa dideteksi lebih awal,” terang Menkes.
Kedua, peningkatan software atau sumber daya manusia. Ini berarti memastikan tersedianya individu-individu terampil atau yang dapat dengan cepat dimobilisasi melintasi perbatasan di wilayah kita kapanpun diperlukan.
Pentingnya Perbaikan Mekanisme Pendanaan
Ketiga, seperti yang telah diskusikan selama 2 hari terakhir dalam pertemuan tersebut, yaitu perbaikan mekanisme pendanaan. Menkes menegaskan bahwa mekanisme pendanaan ini sangatlah penting, baik pada masa damai maupun masa perang.
“Saya ingin menekankan bahwa situasi yang berbeda ini memerlukan mekanisme pencairan dana yang berbeda. Selama “masa damai”, pendanaan PPR (Prevention, Preparedness and Respons) harus mematuhi proses pengambilan keputusan standar, yang biasanya dipandu oleh rencana strategis jangka panjang,” tutur Menkes.
Sebaliknya, saat “masa perang”, diperlukan mekanisme khusus untuk mempercepat pencairan dana, untuk mencegah terjadinya keadaan darurat.
Selain itu, di antara modalitas pembiayaan yang ada di sektor Kesehatan ASEAN, Menkes menyampaikan perlu ada inovasi baru yang lebih terencana dan terintegrasi.
Melalui penjajakan pemanfaatan Dana Respons COVID-19 yang mempunyai potensi untuk diperluas melampaui cakupan aslinya menjadi satu kumpulan dana untuk mengatasi berbagai kesenjangan keuangan di sektor Kesehatan ASEAN.
Advertisement
Laos Akan Lanjutkan Kepemimpinan ASEAN 2024
Terakhir, Menkes menekankan bahwa berakhirnya pandemi bukanlah akhir bagi perjalanan sektor kesehatan, melainkan awal untuk memperkuat komitmen Kawasan dalam membangun kawasan yang lebih kuat dan siap dalam menghadapi tantangan kesehatan di masa kini maupun masa yang akan datang.
“Harapan saya adalah kita dapat bekerja sama saling bahu membahu, sebagai sebuah komunitas yang erat dan kuat dalam Satu Komunitas ASEAN,” harap Menkes.
Dengan berakhirnya pertemuan tingkat tinggi Menkes ASEAN, maka berakhir pula keketuaan Indonesia di ASEAN. Menteri Kesehatan pun mengucapkan selamat kepada Laos yang akan melanjutkan keketuaan ASEAN tahun 2024.
Menkes Budi berharap Laos mampu menjalankan dan melanjutkan berbagai inisiasi baik yang diusung Indonesia terutama terkait dengan penguatan arsitektur kesehatan di Kawasan. Menkes meyakini dibawah kepemimpinan Laos mampu melakukannya dengan baik.
“Kita berharap berbagai mekanisme baik untuk memperkuat sektor kesehatan Kawasan dapat dilanjutkan oleh Laos selaku pemegang keketuan ASEAN di tahun 2024. Indonesia selaku sahabat Laos siap mendukung dan menyukseskannya,” tutup Menkes.
(Adelina Wahyu Martanti)