Liputan6.com, Bekasi - Puluhan warga di sekitar lokasi ledakan sumur gas Jatinegara, Jatisampurna, Kota Bekasi, Jawa Barat, melayangkan protes. Warga mendesak pengerjaan di area tersebut dihentikan karena melihat dampak yang mengancam keselamatan.
Selain menyebabkan satu orang tewas dan dua lainnta luka parah, insiden ledakan tersebut juga merusak sedikitnya 79 rumah warga (sebelumnya dikonfirmasi 9 rumah) di tiga RT. Kerusakan yang dialami mulai dari ringan hingga berat.
Advertisement
Melihat dampak besar yang dihasilkan pasca-ledakan, warga sekitar mengaku resah dan was-was. Mereka mendesak pengeboran di area Stasiun Pengumpul Gas dihentikan karena berpotensi membahayakan keselamatan warga.
Aksi protes tersebut dilontarkan perwakilan warga saat berlangsungnya mediasi bersama pihak Pertamina EP dan PD Migas selaku pengelola, Jumat 25 Agustus 2023.
"Jadi warga sepakat meminta agar pengeboran sumur dihentikan. Warga resah karena dampak ledakannya itu, ada yang sampai meninggal, luka-luka, sampai puluhan rumah warga rusak," kata Ketua RW 08 Jatiraden, Muhammad Yahya.
Menurutnya, ada total 79 rumah warga yang mengalami kerusakan imbas dari ledakan besar tersebut. Mayoritas kerusakan terjadi pada kaca rumah yang pecah dan tembok retak.
"Yang tercatat ada total 79 rumah (rusak), itu dari tiga RT, RT 01, 02 sama 08. (Kerusakan) macam-macam, ada yang ringan sampai rusak berat," ujar Yahya.
Selain itu, lanjutnya, warga juga meminta agar dilakukan pembebasan lahan pada area yang bersebelahan persis dengan sumur gas. Hal ini untuk meminimalisir apabila terjadi kecelakaan kerja.
Air Tercemar
Keresahan warga nyatanya tak hanya seputar bahaya ledakan saja, tapi juga dampak buruk dari keberadaan sumur gas dan minyak terhadap lingkungan sekitar.
"Iya pastinya air di sini juga ikut tercemar dari pengeboran gas itu, makanya warga minta dihentikan aja, biar kita nyaman juga," ucap Dina, warga sekitar.
Sementara itu, Direktur PT Migas, Apung Widadi memastikan pihak kontraktor akan bertanggung jawab membiayai seluruh pengobatan korban luka dan santunan kepada keluarga korban meninggal dunia.
"Kami memastikan, bahwa kontraktor yang mengerjakan pekerjaan tersebut akan bertanggung jawab menanggung seluruh biaya perawatan pekerja yang luka-luka dan memberikan santunan kepada korban yang meninggal dunia," paparnya.
Menurutnya, ledakan tersebut terjadi saat ada pengerjaan las pada tangki baru yang rencananya akan diisi minyak sekitar 6.000 liter kubik.
"Kebakaran itu terjadi saat tangki gas dalam keadaan yang kosong," ungkap Apung.
Pihaknya bersama kepolisian melakukan investigasi untuk mencari tahu penyebab ledakan tersebut. Sementara situasi di sekitar lokasi disebutkan sudah kembali normal dan kondusif.
Advertisement