Melihat Portofolio Saham Perusahaan Investasi Warren Buffett pada Semester I 2023

Pada kuartal II 2023, Warren Buffett melalui Berkshire Hathaway melakukan langkah penting dengan beli saham pembangun rumah. Lalu apa saja portofolio saham investor legendaris ini?

oleh Agustina Melani diperbarui 27 Agu 2023, 08:39 WIB
Miliarder sekaligus investor legendaris Warren Buffett dikenal cermat saat berinvestasi. Seiring hal itu, jika ingin ikuti gaya investasi Warren Buffett juga dapat menjadi pertimbangan dengan memantau portofolio sahamnya. (NYC)

Liputan6.com, Jakarta - Miliarder sekaligus investor legendaris Warren Buffett dikenal cermat saat berinvestasi. Seiring hal itu, jika ingin ikuti gaya investasi Warren Buffett juga dapat menjadi pertimbangan dengan memantau portofolio saham Warren Buffett melalui Perusahaan investasinya Berskhire Hathaway.

Dikutip dari Yahoo Finance, ditulis Minggu (27/8/2023), Warren Buffett membeli saham pembangun rumah D.R. Horton (DHI), Lennar (LEN), dan NVR untuk pertama kalinya.

Langkah penting lainnya pada kuartal II 2023, Berkshire Hathaway meningkatkan saham di Occidental Petroleum (OXY) dan mengurangu kepemilikan di Chevron (CVX), menurut pengajuan 13F kuartalan terbaru Berkshire yang ditelusuri oleh whalewisdom.com

Pada kuartal II 2023, Berkshire Hathaway tetap mempertahankan kepemilikan saham terbesarnya di Apple (AAPL) dan Bank of America (BCA).

Saham Apple berada di posisi pertama dalam portofolio saham Berkshire berdasarkan nilai pasar.  Saham ini setelah Bank of America berdasarkan jumlah saham.

Warren Buffett juga mempertahankan posisi-posisi besar dan lama tetap stabil. Kepemilikan saham tersebut termasuk Kraft Heinz (KHC), Coca Cola (KO), dan American Express (Axp).Warren Buffett juga memiliki saham KO dan AXP sejak kuartal I 2001.

Kepemilikan Saham Warren Buffett Berdasarkan Jumlah Saham

Pada akhir Juni, berikut adalah 10 saham Warren Buffett teratas berdasarkan jumlah saham menurut laporan kuartalan 134 yang rilis pada 14 Agustus:

Bank of America (BAC) sebesar 1,03 miliar

Apple (AAPL) sebesar 915,6 juta

Coca Cola (KO) sebesar 400 juta

Kraft Heinz (KHC) sebesar 325,6 juta

Occidental Petroleum (OXY) sebesar 224,1 juta

American Express (AXP) sebesar 151,6 juta

Chevron (CVX) sebesar 123,1 juta

HP (HPQ) sebesar 120,9 juta

Nu Holdings (NU) sebesar 107,1 juta

Paramount Global (PARA) sebesar 93,7 juta

 

 


Strategi Investasi Berkshire Hathaway

Warren Buffett, CEO, Berkshire Hathaway. (Sumber zerohedge.com)

Warren Buffett dikenal sebagai investor yang beli dan tahan tergantung pada saham. Ia bisa bertahun-tahun memegang saham itu bahkan hingga puluhan tahun. Namun, ada perputaran yang cepat akhir-akhir ini.

Warren Buffett meninggalkan Capital One Financial (COF) pada kuartal II 2023, setelah membuka taruhan pada Perusahaan keuangan itu pada kuartal sebelumnya.

Pada 2022 dan 2021, Berkshire Hathaway melepas berbagai saham obat dan bioteknologi, tidak lama setelah beli saham tersebut.

Pada 2020, Berskhire menjual semua saham maskapai di tengah dampak COVID-19 ke perjalanan udara. Aksi jual itu dilakukan tidak lama setelah membelinya.

Saham-saham Buffett teratas cenderung hasilkan dividen. Contohnya saham Coca Cola yang mulai dikoleksi Warren Buffett pada 1988, dan dividen yang didapatkan meningkat.

Antara 1965-2022, portofolio Berkshire Hathaway membukukan keuntungan tahunan gabungan sebesar 19,8 persen, dua kali lipat dari indeks S&P 500 termasuk dividen.

Saham Apple

Bank of America meski berada di posisi pertama berdasarkan jumlah saham terkait kepemilikan saham Warren Buffett, Apple adalan saham nomor pertama portofolio Berkshire Hathaway. Saham Apple berilai USD 177,6 miliar pada akhir Juni 2023.

Saham Apple kini menyumbang lebih dari setengah atau 51 persen total portofolio saham Berkshire Hathaway, naik 6 persen dari akhir 2016. Saham ini sumbang sebagian besar lonjakan nilai portofolio selama periode tersebut.


Warren Buffett Investasi di 3 Perusahaan Pembangunan Rumah

Dalam file foto 11 Mei 2007 ini, tanda Wall Street dipasang di dekat fasad terbungkus bendera dari Bursa Efek New York. (Richard Drew/AP Photo)

Sebelumnya, Berkshire Hathaway, perusahaan investasi milik investor kondang Warren Buffett menempatkan investasi ke dalam tiga perusahaan pembangunan rumah (homebuilding).

Langkah tersebut dilakukan meski terjadi pemulihan industri lamban sejak pandemi-COVID 19, di mana  pasar perumahan lemah oleh penurunan penjualan dan kenaikan hipotek. Melansir Yahoo Finance, Rabu (16/8/2023), Berkshire Hathaway sekarang memiliki sekitar 5,7 juta saham D.R. Horton, lebih dari 11.000 saham NVR perusahaan induk Ryan Homes.

Berkshire Hathaway juga mengambil lebih dari 152.000 saham perusahaan konstruksi rumah Lennar. Saham homebuilder mendapatkan keuntungan dari kurangnya persediaan di pasar perumahan AS, yang telah mendorong banyak calon pembeli menuju konstruksi baru.

Pada Selasa, data yang dikumpulkan oleh National Association of Home Builders/Wells Fargo Housing Market Index  menunjukkan kepercayaan di antara pembangun di pasar perumahan AS secara tak terduga anjlok pada Agustus. Hal itu karena lonjakan suku bunga hipotek, sehingga mengurangi permintaan konsumen untuk rumah baru.

 


Pergerakan Saham

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Di Wall Street, saham D.R. Horton naik pada hari Selasa, setelah naik sekitar 13,5 persen pada kuartal terakhir. Saham Lennar dan NVR juga naik, setelah naik masing-masing sekitar 10,7 persen dan 5,1 persen selama tiga bulan terakhir. Sementara Warren Buffett tidak secara terbuka mengungkapkan motif di balik investasi ini, pembelian dilakukan bertepatan dengan lonjakan luar biasa pada saham pembangun rumah AS.

Sektor Homebuilder

Sepanjang 2923, sektor homebuilder mencatatkan kinerja yang mengesankan di sektor, dengan D.R. Horton dan Lennar masing-masing naik 38,0 persen dan 36,2 persen ytd, serta NVR yang naik 33,5 persen tahun ini. Sebagai perbandingan, Indeks S&P 500 naik 16,3 persen pada 2023.

Faktor pendorong di balik pertumbuhan ini dapat dikaitkan dengan fakta bahwa penjualan rumah baru pada 2023 telah agak pulih, menyusul kemunduran tajam yang terjadi di tengah kemerosotan perumahan yang disebabkan oleh guncangan tingkat hipotek tahun lalu.

Peningkatan konstruksi baru ini telah menghasilkan penjualan rumah baru yang naik 23,8 persen dari tahun ke tahun (yoy) pada Juni 2023. Meskipun demikian, penjualan rumah baru masih 32,2 persen di bawah puncak siklus yang terjadi pada puncak hiruk pikuk perumahan pandemi pada Agustus 2020.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya