Liputan6.com, Jakarta - Banyak masyarakat yang sudah terbiasa menggunakan masker sejak pandemi COVID-19 berlangsung. Kini, problematika yang hangat yakni polusi udara turut mengingatkan kembali soal pentingnya pakai masker.
Ahli kesehatan masyarakat sekaligus epidemiolog Dicky Budiman mengungkapkan bahwa polusi udara membawa beragam dampak pada kesehatan manusia.
Advertisement
"Polusi udara ini memiliki beragam dampak kesehatan dan ini memengaruhi setiap individu masyarakat di semua golongan usia dan latar belakang. Dampak dari polusi udara itu terhadap kesehatan juga beragam, bervariasi," ujar Dicky pada Health Liputan6.com, Minggu (27/8/2023).
Dampak Utama Polusi Udara
Dicky menjelaskan, setiap rata-rata manusia menghirup udara 22 ribu kali per hari. Artinya, dampak utama dari polusi udara akan menyerang saluran pernapasan.
"Rata-rata manusia menghirup udara 22 ribu kali sehari, dampak terutama tentu akhirnya pada saluran napas. Dalam bentuk apakah itu? Infeksi saluran pernapasan atau serangan seperti asma," kata Dicky.
"Karena di polusi udara itu ada particulate matter (PM) 2,5 dan juga bisa merangsang terjadinya gejala asma atau serangan asma," sambungnya.
Berkaitan dengan hal tersebut, Dicky mengingatkan kembali soal pentingnya penggunaan masker yang tepat untuk meminimalisir efek polusi udara.
"Bicara saluran napas ini tentu kita semakin harus mengingatkan bahwa pemakaian masker itu menjadi salah satu upaya untuk menyaring udara yang kita hirup, menjadi lebih relatif berkurang dampak perburukannya pada saluran napas," ujar Dicky.
Pilih Masker yang Tepat untuk Kurangi Efek Polusi Udara
Lebih lanjut Dicky mengungkapkan bahwa dalam hal menggunakan masker, penting pula untuk memilih yang memang punya efektivitas tinggi.
"Ini juga harus dibantu dengan memilih masker yang baik, seperti N95. Kalau N95 artinya 95 persen bisa disaring. Jadi bukan masker bedah. Tapi N95," kata Dicky.
Menurut Dicky, mengurangi efek polusi udara juga bisa dilakukan dengan membatasi dahulu aktivitas di luar ruangan. Jika pun bisa, Dicky menyarankan untuk menggunakan penyaring udara.
"Atau ditambah dengan membatasi aktivitas di luar ruangan. Kalau di dalam ruangan, tambah dengan penyaring udara (air purifier). Nah ini yang penting," ujar Dicky.
Advertisement
Dampak Polusi Udara yang Dihirup Manusia
Dalam kesempatan yang sama, Dicky mengungkapkan bahwa polusi udara bisa memberikan dampak mulai dari ringan, sedang, sampai berat.
"Bahkan bisa menyebabkan kematian lebih prematur (lebih awal) dari seseorang (jika terpapar lama dan levelnya tinggi)," kata Dicky.
Selain itu, Dicky turut membahas soal PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis), yang mana bisa memperburuk penyakit saluran pernapasan.
"Ada PPOK akibat dari paparan secara terus-menerus jangka lama dari polusi udara, yang akhirnya memperburuk penyakit dari saluran napas sendiri," ujar Dicky.
Kualitas Udara Pengaruhi Kesehatan Masyarakat
Dicky mengungkapkan bahwa bila bicara soal polusi udara, maka tidak bisa lepas dari upaya mitigasi yang perlu dilakukan. Dalam hal ini, mencari penyebab di baliknya.
"Ini tidak bisa kita lepaskan dari upaya mitigasi, mencari penyebab yang berkontribusi pada polusi udara itu sendiri. Sehingga kualitas udara di kota-kota ini menjadi lebih sehat," kata Dicky.
"Karena penting sehatnya udara kota atau lingkungan, akan berpengaruh pada kualitas kesehatan masyarakat yang hidup di kota itu," pungkasnya.
Advertisement