Kisah 2 Sejoli Anak Suku Laut Nikah Gratis di Atas Perahu Lantera

Wajah Hamdani dan Siti tampak sumringah. Dua anak suku laut itu tidak dapat menyembunyikan senyumannya ketika penghulu KUA Kecamatan Senayang Aprianto menyatakan mereka telah sah menjadi pasangan suami istri

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Agu 2023, 08:30 WIB
Pernikahan 2 Anak Suku Laut di Perahu Lantera, Kabupaten Lingga. (Foto: Kemenag)

Liputan6.com, Lingga - Wajah Hamdani dan Siti tampak sumringah. Dua anak suku laut itu tidak dapat menyembunyikan senyumannya ketika penghulu KUA Kecamatan Senayang Aprianto menyatakan mereka telah sah menjadi pasangan suami istri.

Tidak seperti pernikahan pada umumnya yang dilakukan di darat, sepasang sejoli tersebut menikah di atas Perahu LANTERA milik Kemenag Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau.

"Alhamdulillah kami sudah menjadi pasangan yang sah. Tentu dengan adanya layanan seperti ini sangat membantu dan memudahkan kami di pulau terpencil ini," ujar Hamdani usai melaksanakan ijab qabul, Kamis (24/8/2023), dikutip dari laman Kemenag, Minggu (27/8/2023).

"Ditambah lagi layanannya gratis alias nol rupiah. Selain itu, menghemat biaya transportasi kami, jika harus berangkat dari Linau Air Batu ke Kantor KUA Senayang," imbuhnya.

Sebelumnya, di Dusun Linau Air Batu tempat Hamdani tinggal, masyarakatnya perlu menyewa perahu bila ingin menikah di KUA. Biaya yang dikeluarkan untuk menyewa perahu, paling murah Rp800 ribu rupiah untuk perjalanan menuju KUA Kecamatan Senayang.

Namun, dengan layanan perahu LANTERA masyarakat di pulau-pulau terpencil di Kabupaten Lingga tidak perlu mengkhawatirkan biaya transportasi lagi."Kami merasa sangat puas dengan layanan nikah ini," tutur Hamdani.

LANTERA yang merupakan akronim dari Layanan Terapung Keagamaan merupakan inovasi yang dikembangkan Kemenag Kabupaten Lingga. Layanan ini menggunakan perahu bermotor (pompong) mengelilingi gugusan pulau menyapa masyarakat.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Perahu Lantera Layani Semua Agama

Pernikahan 2 Anak Suku Laut di Perahu Lantera, Kabupaten Lingga. (Foto: Kemenag)

Menurut Kepala Kankemenag Lingga Muhammad Nasir, munculnya ide ini karena melihat kondisi geografis wilayah Lingga yang terdiri dari gugusan pulau-pulau.

"Menggunakan perahu akan membuat jangkauan layanan kepada masyarakat menjadi lebih luas, termasuk layanan nikah di KUA gratis. KUA-nya yang kita bawa mendekati masyarakat," tutur Nasir.Pernikahan Hamdani dan Siti, menurut Nasir, adalah akad nikah perdana yang berlangsung di atas perahu LANTERA.

"Setelah peluncuran dan diresmikan Bupati Lingga di Desa Penuba, kali ini kita kembali menyapa Desa Mentuda dan Desa Tanjung Kelit, tepatnya di Dusun Linau Air Batu," sambungnya.

Wilayah yang didominasi warga suku laut ini mendapat sentuhan langsung layanan dari Kemenag Kabupaten Lingga. Layanan yang diberikan, yaitu layanan nikah, sertifikat halal bagi UKM, layanan konsultasi pendaftaran haji, kemasjidan, izin pendirian rumah ibadah.

"Selain itu, melalui LANTERA sekaligus diadakan gerakan masyarakat magrib mengaji (GM3). Untuk GM3 digelar di tempat perahu LANTERA berlabuh. Sudah kita siapkan penceramahnya," ungkap Nasir.

Bukan hanya untuk umat Islam, lanjut Kepala Kemenag Lingga, tapi LANTERA melayani semua agama. Sudah disiapkan petugasnya masing-masing.

"Saat ini, kita baru ada Pembimbing Masyarakat Buddha, jadi pegawai Buddha bisa menyapa langsung umatnya di pulau-pulau yang menjadi sasaran layanan," tambahnya.

Sementara itu, Kepala Dusun Linau Air Batu Suandi menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kementerian Agama Kabupaten Lingga. "Terima kasih atas layanan keagamaan yang diberikan kepada suku laut Linau Air Batu. Kami memang membutuhkan bimbingan dan penyuluhan keagamaan. Terutama untuk anak-anak di sini. Semoga layanan LANTERA dapat menyapa seluruh masyarakat yang ada di pulau-pulau di Kabupaten Lingga," harap Suandi.

Tim Rembulan

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya