Liputan6.com, Jakarta - Yogyakarta tak hanya dikenal karena wisata dan kulinernya, tapi juga varian jamunya. Jamu termasuk salah satu minuman obat tradisional di Jogja yang khasiatnya begitu banyak. Jamu yang sering dicari banyak orang salah satunya yaitu jamu parem.
Sebetulnya parem terbagi menjadi beberapa macam, di antaranya parem untuk jamu, parem untuk bedak bayi, dan parem gosok. Parem gosok ini punya sejumlah manfaat untuk kesehatan, di antaranya obat untuk kecapekan kerja, perut kembung, kecetit, keseleo, rematik, encok, pinggang pegel linu, asam urat dan lain sebagainya.
Advertisement
Jamu parem termasuk minuman yang sekilas terlihat seperti bubur cair ini biasanya dijadikan sebagai obat setelah minum jamu yang rasanya pahit. Bahan yang terbuat dari rempah-rempah, menjadikan Parem sebagai minuman untuk menjaga daya tahan tubuh.
Jamu parem ini biasanya diburu banyak kalangan, mulai dari remaja hingga orang tua. Jamu Parem sering digunakan sebagai obat meringankan batuk, dan meningkatkan nafsu makan. Rasa dari jamu parem ini agak sedikit pedas dan segar.
Tapi bagi kamu yang kurang suka pedas bisa request langsung ke penjual. Jamu parem bisa kamu temukan di Warung Bu Mamik di Jalan KH Ali Maksum, Krapyak Kulon, Panggungharjo, Sewon, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Warung ini biasanya buka mulai pukul 17.00 hingga 22.00 WIB. Warung Bu Mamik bukan hanya menyediakan jamu parem tapi juga jamu-jamu lain seperti beras kencur, wedang uwuh, dan lain sebagainya.
Bahan dan Pembuatan Jamu Parem
Dengan harga yang cukup terjangkau, kamu bisa menikmati jamu parem dan bisa melihat proses pembuatannya langsung. "Jamu parem ini dibuat dari beberapa ramuan yang diracik dari resep nenek moyang yang diwariskan sampai saat ini. Saya sudah buka warung ini selama 27 tahun bersama suami,”. Terang Bu Mamik, pemilik warung jamu tradisional Krapyak
"Rasanya tetap sama, namun sekarang sudah mulai jarang ditemukan. Tapi kalau di Jogja ini masih ada beberapa yang menjual jamu ini," sambungnya. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat jamu parem di antaranya, tepung jawa, rempah-rempah seperti jahe, kunyit, cengkih, merica, ketumbar, jinten, gula merah, dan gula batu.
Pembuatannya dimulai dengan merebus air yang kemudian dicampur dengan gula batu dan gula jawa. Setelah itu, ramuan jamu yang telah ditumbuk halus dimasukkan ke dalam campuran air dan gula itu.
Setelah air mendidih, tepung jawa dimasukkan ke dalam campuran itu. Parem kemudian dimasak hingga aroma rempahnya tercium dan teksturnya mulai mengental seperti bubur. Parem sudah siap dinikmati.
Advertisement
Desa Wisata Jamu
Selain penjual jamu tradisional, di Yogya juga ada desa wisata. Sesuai namanya, potensi Desa Wisata Jamu Kiringan.yang berlokasi di Kiringan, Jetis, Kabupaten Bantul, Yogyakarta ini adalah jamu tradisionalnya.
Melansir laman Jadesta Kemenparekraf, Jumat, 3 Maret 2023, semua itu berawal dari kebiasaan warganya menanam Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di pekarangan rumah
Awalnya, penanaman tanaman obat tersebut hanya bertujuan mempermudah perolehan bahan baku jamu tradisional warga setempat. Namun, seiring waktu, produk jamu Dusun Kiringan mulai dikenal di daerah sekitar, membuat permintaan minuman tradisional itu semakin tinggi.
Desa Wisata Jamu Kiringan diresmikan pada 2016. Di sini, pengunjung bisa melihat langsung proses pembuatan jamu tradisional, mulai dari memilih empon-empon, sampai diracik jadi jamu. Setelahnya, pengunjung boleh meminum jamu racikan mereka sendiri memakai bathok atau dibawa pulang. Mereka juga bisa berinteraksi langsung dengan ibu-ibu penjual jamu yang sudah selama puluhan tahun menjual jamu dari kampung ke kampung.
132 Penjual Jamu Gendong
Selain dalam bentuk konvensional, pihaknya juga mengkreasikan jamu instan bubuk, supaya "lebih higienis, serta mudah dibawa dan dikirimkan ke seluruh wilayah Indonesia."
Selain itu, batas konsumsi produk tersebut juga lebih lama daripada jamu tradisional yang cair. Dalam catatan sejarahnya, jamu kiringan merupakan kreasi buruh batik di Kota Yogyakarta yang diarahkan abdi salem Keraton Yogyakarta untuk alih profesi ketika Belanda hendak hengkang dari Nusantara.
Seorang perempuan yang diketahui bernama Joparto ini kemudian jadi peramu sekaligus penjual jamu. Dari situ, pendapatnya disebut lebih baik dibandingkan dengan saat ia jadi buruh batik. Karena menjualnya dengan cara digendong, awalnya disebut "jamu gendong." Berawal dari dua tetangganya yang ikut berjualan, kini ada 132 penjual jamu gendong di Desa Kiringan.
Di samping mengenal serba-serbi jamu kiringan, pengunjung juga bisa bermalam di homestay di Desa Wisata Jamu Kiringan. Aktivitas ini akan memungkinkan pengunjung merasakan langsung kehidupan di desa, termasuk makan makanan khas setempat.
Disclaimer: Jamu adalah ramuan tradional berbahan alami yang bisa membantu kesehatan tubuh. Bila ada keluhan kesehatan, sebaiknya dikonsultasikan kepada dokte
Advertisement