Pemkot Pastikan Ketersediaan Beras di Surabaya Bulan Agustus Lebihi Kebutuhan

Kebutuhan beras untuk seluruh penduduk Kota Surabaya adalah 100 ton, jumlah beras yang ada di pasaran, baik agen, toko, pedagang eceran, dan toko kelontong adalah sebanyak 131 ton.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Agu 2023, 07:00 WIB
Pedagang beras menunggu pembeli di Pasar Santa, Jakarta, Kamis (8/12/2022). Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan, jelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal 2022 dan jelang Tahun Baru 2023, secara umum harga dan stok barang kebutuhan pokok dalam kondisi aman dan stabil. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Surabaya - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyebutkan ketersediaan bahan pokok yakni beras untuk mencukupi kebutuhan warga setempat saat ini dalam kondisi aman.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Surabaya Ikhsan mengatakan ketersediaan beras aman berdasarkan indeks kecukupan pangan bahan pokok beras Kota Surabaya pada bulan Agustus 2023 sebesar 1,31 persen.

"Artinya, ketersediaan jumlah beras masih di atas jumlah kebutuhan seluruh penduduk Kota Surabaya," ujarnya di Surabaya, dilansir dair Antara, Minggu (27/8/2023).

Ikhsan menjelaskan kebutuhan beras untuk seluruh penduduk Kota Surabaya adalah 100 ton, jumlah beras yang ada di pasaran, baik agen, toko, pedagang eceran, dan toko kelontong adalah sebanyak 131 ton. Jadi bahan pokok utama beras mencukupi untuk seluruh warga Kota Surabaya.

Selain itu, lanjut dia, perkembangan harga bahan pokok (sembako) penting di Kota Surabaya pada bulan Agustus 2023 secara umum dalam keadaan stabil dan terkendali.

Ia menyampaikan dari Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok di Jawa Timur, per 25 Agustus 2023, diketahui dua komoditas pangan terpantau mengalami sedikit kenaikan, yaitu beras dan cabai merah besar.

"Untuk beras kenaikan tidak sampai melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET), beras dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) adalah Rp10.900. Adapun untuk cabai merah besar di Surabaya rata-rata Rp32,500 yang lebih rendah dari rata-rata Jawa Timur senilai Rp34.921," katanya.

Ikhsan yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Pengendali Inflasi Kota Surabaya menegaskan, Pemkot Surabaya juga melakukan pengendalian harga dengan memberikan informasi terkait perkembangan harga dari pemantauan harga komoditas di banyak pasar melalui televisi yang dipasang di pasar-pasar seperti halnya Pasar Wonokromo, Tambahrejo, Pucang Anom, Genteng Baru.dan Pabean.

"Dengan memberikan informasi tentang harga bahan pokok setiap hari di pasar, maka warga bisa mengetahui harga wajar yang ada di hari itu dan para pedagang tergerak untuk tidak menjual dengan harga terlalu tinggi," ujarnya.

 


Stok Beras Bulog

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopdag) Kota Surabaya Dewi Soeriyawati mengatakan, pihaknya telah melakukan langkah antisipasi terhadap kenaikan harga komoditas beras dengan pendistribusian beras medium Bulog kepada pedagang di pasar-pasar utama Kota Surabaya sebanyak 14 ton.

"Jadi warga tidak usah khawatir, karena ketersediaan masih sangat cukup dan harga diharapkan tidak akan naik tinggi dengan digelontorkan beras ke para pedagang. Harga tersebut sudah terinfo ke seluruh pedagang yang dipasok. Selanjutnya para kepala pasar akan mengendalikan dan memastikan harga jual beras medium dari operasi pasar tidak melebihi Rp9.450 per kilogram," kata Dewi.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya Antiek Sugiharti menambahkan, guna mengendalikan harga cabai merah besar, telah dilakukan kerja sama dengan daerah penghasil komoditas pertanian, seperti Kediri, Sidoarjo, Gresik, dan Blitar.

"Hal ini dilakukan untuk memastikan pasokan distribusi dan harga terkendali serta memfasilitasi pedagang pasar untuk bisa mendapatkan komoditas dari sumber dengan harga termurah," ucapnya.

INFOGRAFIS JOURNAL Negara dengan Konsumsi dan Produksi Beras Jadi Nasi Terbanyak di Dunia (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya