Liputan6.com, Jakarta - Di dunia, dompet sudah menjadi kebutuhan penting. Di dompet, tersimpan kartu tanda penduduk dan kartu-kartu lain. Tak kalah penting di dompet pula ada duit.
Dompet juga menjadi bagian dari industri fashion. Tak aneh, ada dompet yang harganya berjuta-juta rupiah.
Baca Juga
Advertisement
Namun, bagi Ketua PBNU dan Presiden ke-4 RI, KH Abdurrahman Wahid, dompet bukan hal penting. Gus Dur tak pernah memiliki dompet.
Barangkali, Gus Dur adalah satu-satunya Presiden Indonesia yang tak memiliki dompet. Kuat dugaan, juga satu-satunya presiden di dunia yang tanpa dompet.
Kisah Gus Dur yang tak memiliki dompet ini menjadi salah satu artikel paling menyita perhatian pembaca kanal Islami Liputan6.com, Minggu (27/8/2023).
Dua artikel lain yakni kisah santri Gus Iqdam yang ditolak mertua dan karomah Syaikhona Kholil Bangkalan yang bikin maling tak bisa bergerak.
Selengkapnya mari simak Top 3 Islami.
Simak Video Pilihan Ini:
1. Kisah Keunikan Gus Dur, Presiden yang Tidak Punya Dompet
Bagi sebagian besar orang dompet merupakan barang bawaan yang cukup penting, dan lazim dimiliki hampir setiap orang.
Dompet merupakan alat penting dalam pengaturan keuangan pribadi dan kehidupan sehari-hari. Beberapa fungsinya menjaga uang dan dokumen-dokumen penting agar tetap aman dan teratur serta mudah dibawa kemanapun.
Jika tak memiliki dompet, kemungkinan dokumen pribadi, uang atau barang apapun itu bisa tercecer, bahkan hilang. Karena dompet identik berisi uang dan kartu dan berkas penting seperti ATM, KTP, SIM, NPWP, STNK, dan lain-lain.
Namun, ternyata tokoh penting di negeri ini, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Presiden ke-4 RI, tidak memiliki barang tersebut.
Begitu pentingnya dompet sebagai wadah benda-benda berharga terutama uang, tidak berlaku bagi Gus Dur. Telah banyak riwayat yang menceritakan bahwa jangankan dompet, uang pun kerap kali Gus Dur tidak memegangnya. Hal ini lantaran sikap zuhudnya terhadap dunia.
“Gus Dur itu sepanjang hidupnya selalu bersahaja, sederhana, dan tidak bergantung kepada selain Allah. Selama itu, Gus Dur tak punya dompet. Saya sudah mengonfirmasi hal ini kepada keluarganya,” ungkap KH Mustofa Bisri (Gus Mus), seperti mengutip nu.or.id.
Advertisement
2. Kisah Rusmanto: Ditolak Mertua, Sambat ke Gus Iqdam Cari Dekengane Pusat
Ingat kisah cinta yang sangat epik, dari Timur Tengah Laila Majnun? Kisah cinta dua insan yang ditolak oleh keluarga sang perempuan (Laila).
Sang ayah tak sudi menikahkan putrinya dengan seseorang yang bernama Qays Ibn al-Mulawwah yang dianggap memiliki gangguan mental. Tak lama, Laila pun dipersunting seorang pedagang kaya nan tampan dari suku Thaqif.
Peristiwa tersebut semakin membuat Majnun (Qays Ibn al-Mulawwah) menjadi-jadi. Ia melarikan diri dari tempat tinggalnya dan mulai berkeliaran di gurun. Keluarganya bahkan menyerah atas nasib pria itu.
Di Majelis Ta'lim Sabilu Taubah (ST) pimpinan Muhammad Iqdam Kholid atau Gus Iqdam, kisah asmara semacam ini pun terjadi. Adalah kisah Rusmanto yang asal Pekalongan dan merantau di Tangerang ini saling mencintai dengan seorang gadis, namun ditolak oleh orang tua perempuan.
Berbeda dengan Majnun yang pergi ke gurun dan membuat puisi. Rusmanto memilih pergi ke Blitar, ke Majelis Ta'lim Sabilu Taubah, dan bertemu Gus Iqdam, curhat di depan ribuan jamaah lainnya, dan viral di sosial media.
3. Kisah Karomah Mbah Kholil Bangkalan Bikin Pencuri Tak Bisa Bergerak Bagai Patung
Syekh Muhammad Kholil atau Mbah Kholil Bangkalan merupakan ulama terkemuka dari Madura, Jawa Timur. Sosoknya dikenal sebagai mahaguru para kiai Nusantara. Murid-muridnya tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
Mbah Kholil sangat gigih dalam menimba ilmu agama. Sejak muda ia ia haus akan ilmu, terutama dalam bidang Fikih dan Nahwu. Ia pun belajar ke berbagai ulama di Jawa dan Tanah Suci.
Mbah Kholil tumbuh menjadi seorang ulama kharismatik. Kehadirannya sangat dihormati terutama oleh masyarakat di daerah Bangkalan, mengingat Mbah Kholil besar di daerah tersebut.
Tak sedikit masyarakat Bangkalan yang meminta pendapat dari Mbah Kholil sebelum memutuskan sesuatu. Bahkan, di antara mereka juga ada yang sowan agar masalah yang dialaminya segera selesai.
Pernah suatu ketika petani timun Bangkalan mengeluh lantaran hasil kebunnya dicuri ketika siap panen. Fenomena ini sering dialami oleh petani timun Bangkalan. Akhirnya mereka bermusyawarah dan memutuskan sowan ke Mbah Kholil.
Advertisement