Industri Perikanan Jepang Terdampak Larangan Impor Makanan Laut dari China Usai Buang Limbah Nuklir Fukushima ke Laut

Jepang mulai mempertimbangkan rencana penyelamatan perikanan domestiknya setelah Tiongkok bereaksi terhadap pembuangan air limbah radioaktif yang telah diolah dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima. Seketika perdagangan lumpuh lantaran China menerapkan larangan impor produk perikanan Jepang.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 28 Agu 2023, 11:00 WIB
Pasar Tsukiji Tokyo Jepang menjajakan ikan segar yang sudah dipotong beberapa bagian yang siap disajikan ke piring hidangan. (Liputan6.com/Muhammad Radityo Priyasmoro)

Liputan6.com, Jakarta - Jepang mulai mempertimbangkan rencana penyelamatan industri perikanan domestiknya setelah China bereaksi keras terhadap pembuangan air limbah radioaktif yang telah diolah dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima. Pasalnya, China melarang impor produk perikanan Jepang.

Mengutip dari Japan Today, Senin (28/8/2023), Pemerintah Jepang berupaya untuk memitigasi dampak negatif tindakan China terhadap industri perikanan. Mereka juga terus mendesak China untuk mencabut kebijakan yang dianggap "tidak berdasarkan ilmu pengetahuan."

Ekspor makanan laut Jepang ke China mencapai sekitar 160 miliar yen pada 2022, sekitar 40 persen dari total ekspor dari segi nilai, menurut data pemerintah. Tiongkok memperketat kebijakannya dengan melarang operator produksi makanan membeli atau menggunakan makanan laut yang berasal dari Jepang untuk mengolahnya maupun dijual.

"Potensi dampak yang dirasakan oleh mereka yang telah melakukan ekspor (ke Tiongkok) akan sangat parah. Kita harus secara serius mempertimbangkan apa yang dapat kita lakukan untuk menyelamatkan mereka," kata Menteri Keuangan Shunichi Suzuki pada konferensi pers pada Jumat, 26 Agustus 2023

Kementerian terkait yang membidangi perikanan dan perdagangan diharapkan untuk menyusun rinciannya, termasuk bentuk bantuan yang paling sesuai. Larangan langsung Tiongkok terhadap makanan laut Jepang terjadi di tengah ekspektasi bakal mencairnya hubungan bilateral yang telah mendingin dalam beberapa tahun terakhir. 

Selama ini, kedua negara Asia Timur itu berselisih mengenai kedaulatan pulau-pulau tak berpenghuni yang dikuasai Jepang dan diklaim oleh Tiongkok, serta isu-isu kontroversial lainnya. 


Kekhawatiran Pengolahan Limbah Nuklir di Fukushima

Pedagang grosir berdiri di depan barisan ikan tuna beku selama lelang Tahun Baru di pasar ikan Toyosu di Tokyo, Jepang, Rabu (5/1/2022). Dalam tradisi berbagai jenis ikan tuna berbagai ukuran hingga yang termahal ditampilkan dalam acara lelang Tahun Baru di pasar ikan Toyosu. (Philip FONG / AFP)

Jepang pada Kamis, 24 Agustus 2023, mulai melepaskan limbah radioaktif yang telah diolah dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi ke Samudera Pasifik. Isi cairan kebanyakan berupa radionuklida, kecuali tritium yang dikeluarkan dari air sebelum dibuang. Ini menjadi sebuah langkah penting menuju penonaktifan fasilitas yang hancur akibat gempa bumi dan tsunami pada 2011.

Tritium diketahui kurang berbahaya bagi kesehatan manusia dibandingkan bahan radioaktif lainnya seperti cesium dan strontium, karena memancarkan radiasi yang sangat lemah dan tidak terakumulasi di dalam tubuh, kata para ahli. Pembangkit listrik tenaga nuklir di seluruh dunia secara rutin melepaskan air olahan yang mengandung tritium dan radionuklida lain dalam konsentrasi rendah ke lingkungan sebagai bagian dari operasi normal, menurut Badan Energi Atom Internasional.

Sehari setelah pembuangan pertama, operator pembangkit listrik Tokyo Electric Power Company Holdings Inc. mengatakan pihaknya tidak menemukan tritium yang dapat dilacak dalam sampel air laut di dekat kompleks tersebut. Namun, rencana pelepasan air limbah nuklir itu ditentang keras negara-negara tetangga Jepang. 


Dampak Larangan Impor China

Pengusaha restoran sushi Jepang, Kiyoshi Kimura memamerkan ikan tuna sirip biru seberat 276 kilogram di restoran utamanya di Tokyo, Minggu (5/1/2020). Tuna raksasa itu dibeli dalam lelang perdana 2020 dengan harga 1,8 juta dolar AS atau sekitar Rp 24 miliar. (Kazuhiro NOGI / AFP)

Kekhawatiran akan memburuknya reputasi nelayan lokal dan industri makanan laut Jepang mencuat. Jepang telah mengalokasikan 80 miliar yen atau sekitar Rp8,3 triliun untuk mengatasi kerusakan tersebut dan membantu para nelayan untuk melanjutkan usaha mereka. Namun, dana tersebut tidak diperuntukkan bagi mereka yang bergerak di industri pengolahan hasil laut. 

Presiden TEPCO Tomoaki Kobayakawa membahas dampak larangan impor tersebut mengatakan dalam pertemuan dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri Yasutoshi Nishimura, pada Jumat pekan lalu. Perusahaannya siap memberikan dukungan yang tepat kepada dunia usaha yang terkena imbas respons China.

Firma riset Teikoku Databank memperkirakan bahwa 727 perusahaan Jepang di industri makanan yang mengekspor produk makanan laut ke Tiongkok, baik secara langsung maupun tidak langsung, akan terkena dampak larangan terbaru ini. Lebih dari separuh total penjualan berasal dari ekspor ke Tiongkok untuk perusahaan-perusahaan yang disurvei. Dari 164 perusahaan, sebagian besar bergerak dalam pengolahan atau penjualan makanan laut.

 


Korea Selatan Ikut Protes Pembuangan Limbah Nuklir Fukushima

Pembuangan limbah nuklir dari PLTN Fukushima Daiichi menjadi sebuah langkah kontroversial, namun merupakan tonggak sejarah bagi perjuangan Jepang menghadapi persediaan air radioaktif yang terus meningkat. (Kyodo News via AP)

Mengutip kanal Global Liputan6.com, sejumlah pengunjuk rasa berkumpul di Seoul pada Sabtu, 26 Agustus 2023. Mereka menuntut pemerintah mengambil langkah atas kekhawatiran mereka soal pelepasan air limbah radioaktif olahan Jepang dari pembangkit listrik tenaga nuklir yang rusak.

Meskipun ada keberatan baik di dalam maupun luar negeri hingga komunitas nelayan yang khawatir tentang dampak lingkungan, Jepang mulai membuang air dari pembangkit nuklir Fukushima ke laut pada Kamis, 24 Agustus 2023. 

"Kami tidak akan segera melihat bencana seperti mendeteksi bahan radioaktif dalam makanan laut, tetapi tampaknya tak terhindarkan bahwa pembuangan ini akan menimbulkan risiko bagi industri perikanan lokal dan pemerintah perlu menemukan solusi," kata Choi Kyoung-sook dari kelompok Korea Radiation Watch yang mengorganisir demo, dikutip dari The Straits Times, 27 Agustus 2023.

Sekitar 50 ribu orang bergabung dalam protes di Seoul. Jepang dan organisasi ilmiah mengungkapkan bahwa air limbah radioaktif itu aman. Perusahaan yang bertanggung jawab untuk pabrik, Tokyo Electric Power, telah menyaringnya untuk menghilangkan isotop dengan menyisakan tritium, sebuah isotop radioaktif hidrogen yang sulit dipisahkan. Badan perikanan Jepang mengatakan bahwa ikan yang diuji di perairan sekitar pabrik tidak mengandung tingkat tritium yang terdeteksi, lapor kantor berita Kyodo.

Infografis Journal_ Fakta Tingginya Sampah Sisa Makanan di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya