Liputan6.com, Jakarta - DKI Jakarta menjadi kota dengan kualitas udara terburuk nomor dua di dunia hari ini, Senin, (28/8/2023) pagi. Padahal berbagai macam upaya pemerintah untuk mengurangi polusi udara Jakarta misalnya dengan menerapkan kerja dari rumah atau WFH bagi 50 persen ASN Jakarta serta menyemprot air ke jalan.
Advertisement
Dilihat dari situs IQAir pukul 09.15 WIB, indeks kualitas udara Jakarta berada di angka 163 US Air Quality Index (AQI US). Dari angka tersebut, Jakarta menjadi kota dengan kualitas udara terburuk nomor dua di dunia.
Konsentrasi polutan tertinggi dalam udara DKI Jakarta hari ini adalag PM2.5 dengan konsentrasi 78,8µg/m³. "Konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini 15,6 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO," tulis situs tersebut.
Untuk itu, masyarakat DKI Jakarta direkomendasikan untuk mengenakan masker, menyalakan penyaring udara, menutup jendela, dan menghindari aktivitas di luar ruangan.
Adapun posisi pertama kota dengan kualitas terburuk ditempati oleh Dubai, Uni Emirat Arab dengan indeks 176.
Kemudian, posisi ketiga adalah Dhaka, Bangladesh dengan indeks 155 dan Kumpala, Uganda di posisi keempat dengan indeks 148.
Namun, jika melansir aplikasi resmi DKI Jakarta, yaitu JAKI, kualitas udara di Jakarta rata-rata dalam kondisi sedang hingga pukul 09.00 WIB.
Di Jakarta Pusat, Indeks Standar Pencemaran Udara Maksimum berada di angka 91 dengan kategori sedang. Kemudian, di Jakarta Barat 51 dengan kategori sedang.
Selanjutnya, Jakarta Utara kategori sedang dengan angka 91 dan Jakarta Selatan 73 kategori sedang.
Namun, Jakarta Timur masuk dalam kategori tidak sehat di angka 128.
Heru Budi Sebut Penyemprotan Jalan Secara Rutin Bisa Kurangi Polusi Udara Jakarta
Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengungkapkan, upaya penyemprotan di sejumlah ruas jalan protokol Ibu Kota secara rutin diprediksi dapat mengurangi polusi udara hinggan PM 2,5.
"Tadi saya minta diskusi dengan Menteri LHK, katanya kalau jalan disiram itu lebih memudahkan menurunkan PM 2,5," kata Heru, dilansir dari Antara Minggu (27/8/2023).
Heru menyebut, penyemprotan ini masih terus dilihat dan dievaluasi hasilnya oleh Pemerintah Daerah (Pemda) maupun Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya.
"Saya tunggu hasilnya dan pendapatnya dari Bu Menteri, kalau itu positif kita jalankan terus. Kalau memang ada negatifnya kita hentikan," ujar Heru.
Diketahui, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengerahkan sedikitnya 20 mobil pemadam kebakaran untuk melakukan penyemprotan di sejumlah ruas protokol Ibu Kota dalam rangka mengurangi polusi udara.
"Terkait dengan penanganan polusi, Dinas Pemadam Kebakaran mulai kemarin, sudah menurunkan 20 unit mobil pemadam kebakaran dengan personel 200 (orang) yang akan melakukan penyiraman," kata Heru saat meninjau Lintas Raya Terpadu Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi (LRT Jabodebek) di Jakarta, Jumat 25 Agustus 2023.
Reporter: Lydia Fransisca/Merdeka
Advertisement