ASEAN Energy Business Forum 2023 Berakhir, Ini Sederet Hasilnya

ASEAN Energy Business Forum 2023 Resmi Berakhir, Menyoroti Percepatan Konektivitas Energi untuk Pertumbuhan ASEAN yang Berkelanjutan

oleh Septian Deny diperbarui 28 Agu 2023, 11:45 WIB
ASEAN Energy Business Forum (AEBF) 2023, yang diselenggarakan bersamaan dengan ASEAN Ministers on Energy Meeting ke-41 (AMEM-41), bertemakan Accelerating Energy Connectivity to Achieve Sustainable Growth of ASEAN telah berakhir. (Gambar oleh Thuận Tiện Nguyễn dari Pixabay )

Liputan6.com, Jakarta ASEAN Energy Business Forum (AEBF) 2023, yang diselenggarakan bersamaan dengan ASEAN Ministers on Energy Meeting ke-41 (AMEM-41), bertemakan Accelerating Energy Connectivity to Achieve Sustainable Growth of ASEAN telah berakhir.

Acara yang diselenggarakan oleh The ASEAN Centre for Energy (ACE) bekerja sama dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia ini mempertemukan para Menteri Energi ASEAN & Timor Leste, Menteri Energi mitra dialog ASEAN, para pemimpin industri energi, pakar, akademisi dari seluruh kawasan ASEAN dan sekitarnya.

Direktur Eksekutif ACE Nuki Agya Utama, menyoroti kemajuan signifikan yang dicapai dalam AEBF 2023. Forum triple helix menekankan pentingnya kolaborasi dan kemitraan antara perwakilan industri, pemerintah, dan akademisi untuk membahas isu-isu energi dan lingkungan.

Nuki, ACE bekerja sama dengan Kementerian ESDM dalam AEBF 2023 untuk memberikan wawasan berharga mengenai bidang program yang termasuk dalam ASEAN Plan of Action for Energy Cooperation (APAEC) Tahap II: 2021-2025 untuk mencapai masa depan energi yang aman, berkelanjutan dan tangguh.

“Seperti yang kita ketahui, pemerintah, dunia usaha, investor, dan akademisi di negara-negara anggota ASEAN sepakat mengenai pentingnya kerja sama regional untuk keamanan energi berkelanjutan dan interkonektivitas guna mendukung ASEAN sebagai pusat pertumbuhan," kata dia dikutip Senin (28/9/2023).

Pada hari kedua, sesi-sesi panel dalam AEBF menyediakan platform untuk pertukaran pengetahuan, dialog, dan kolaborasi antara para pemimpin industri, perwakilan pemerintah, akademisi, dan pakar.

Diskusi berkisar seputar transisi energi, interkonektivitas jaringan listrik, inisiatif energi yang lebih bersih, mineral penting, pemanfaatan gas alam, investasi rendah karbon, peran batubara dalam transisi energi, dan banyak lagi. Hal penting lainnya adalah, ACE telah memperkuat komitmennya untuk memajukan kolaborasi energi, keberlanjutan, dan inovasi di seluruh kawasan ASEAN dengan menandatangani serangkaian Nota Kesepahaman (MoU) yang signifikan dengan mitra utama regional dan internasional.

 

 


Lanskap Energi

Ilustrasi (AFP)

MoU ini diresmikan pada ASEAN Ministers on Energy ke-41 (AMEM-41) bersamaan dengan ASEAN Energy Business Forum (AEBF) 2023 pada tanggal 25 Agustus 2023, di hadapan para Menteri ASEAN dan mitra dialog, yang menggarisbawahi pentingnya kolaborasi ini dalam membentuk lanskap energi di kawasan.

Kolaborasi ACE mencakup beragam mitra, yang masing-masing menyumbangkan keahlian dan sumber daya berbeda untuk memperkuat sektor energi di ASEAN. MoU ini sejalan dengan ASEAN Plan of Action for Energy Cooperation (APAEC) Tahap II: 2021-2025 dan mencakup inisiatif seperti interkoneksi listrik lintas batas antara Indonesia dan Malaysia, mempercepat integrasi energi terbarukan melalui ASEAN Power Grid, meningkatkan kolaborasi energi ramah lingkungan. dengan Tiongkok, mempromosikan pembiayaan efisiensi energi, dan membina kemitraan dengan organisasi seperti UNOPS, GIZ, KDB, EFC, JICA, ADB, JETRO, dan institusi akademis. Kemitraan ini menandakan peran ACE dalam memajukan pengembangan energi berkelanjutan dan kolaborasi di kawasan.

Sebagai penutup AEBF, acara ini juga merayakan keunggulan di sektor energi melalui ASEAN Energy Awards yang bergengsi. Penghargaan ini mengakui pencapaian luar biasa dalam berbagai kategori, termasuk efisiensi dan konservasi energi pada bangunan, industri, manajemen energi, energi terbarukan, dan teknologi batubara ramah lingkungan.

Pengakuan ini menggarisbawahi kontribusi luar biasa yang dilakukan oleh individu dan organisasi terhadap kemajuan praktik energi berkelanjutan di kawasan ASEAN.

 


ASEAN dan China Kompak Jalankan Transisi Energi Bersih di Kawasan Asia Tenggara

Proyek revitalisasi trotoar di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Selasa (1/8/2023). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Bina Marga melakukan pemeliharaan dan revitalisasi infrastruktur kota menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN pada 5-7 September 2023. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

The 3rd Annual ASEAN International Conference Energy and Environment (AICEE) kembali digelar untuk ketiga kalinya, dengan tujuan untuk mendorong kolaborasi di antara para akademisi, pembuat kebijakan, dan pakar industri untuk mengatasi tantangan energi dan lingkungan di kawasan ASEAN.

AICEE ke-3 diselenggarakan oleh ASEAN Center for Energy (ACE) dan diselenggarakan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia.

Dengan tema ''Accelerating a Just, Secure and Resilient Energy Transition in ASEAN through Innovation and Interconnectivity', AICEE tahun ini memiliki arti penting karena diselenggarakan bertepatan dengan ASEAN Energy Business Forum (AEBF) dan ASEAN Ministers on Energy Meeting ke-41 (AMEM-41), menciptakan lingkungan yang sinergis bagi kolaborasi antar disiplin dan berbagai pihak di ASEAN."

Inti dari konferensi ini adalah ASEAN Plan of Action for Energy Cooperation (APAEC) Tahap II: 2021-2025, sebuah cetak biru regional untuk kerja sama energi yang diimplementasikan oleh ACE. Merangkul transisi energi sebagai elemen landasan untuk mencapai keamanan energi regional dan kelestarian lingkungan adalah prinsip utama APAEC.

"Tema konferensi tahun ini mencerminkan komitmen kami untuk membangun jalur energi yang berkelanjutan bagi ASEAN," kata Manager ACE dan Chairman AICEE ke 3 Zulfikar Yurnaidi dikutip Kamis (24/8/2023).


Kejar Net Zero Emission, Menteri ESDM: Negara ASEAN Wajib Kembangkan Teknologi

Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebutkan saat ini teridentifikasi Pertambangan Tanpa Izin (PETI) sebanyak 2.741 lokasi dan WPR yang telah ditetapkan 1.092 lokasi.

ASEAN Energy Business Forum (AEBF) yang ditunggu-tunggu telah dimulai di Nusa Dua, Bali. Acara ini diselenggarakan bersamaan dengan Pertemuan Menteri Energi ASEAN ke-41 (AMEM-41). AEBF 2023 merupakan forum yang mempertemukan perwakilan dari industri, pemerintah, dan akademisi untuk membahas isu-isu energi dan lingkungan.

Forum yang dipelopori oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia bekerja sama dengan ASEAN Centre for Energy (ACE) ini didedikasikan untuk mendorong dialog, kolaborasi, dan inovasi dalam mencari solusi energi yang berkelanjutan. Dijadwalkan dari tanggal 24 hingga 26 Agustus 2023, forum ini diharapkan dapat menjadi katalisator di sektor energi.

Hari pembukaan dimulai dengan Upacara Pembukaan gabungan Pertemuan Menteri Energi ASEAN ke-41 (AMEM-41) dengan ASEAN Energy Business Forum 2023.

Dalam pidato pembukaannya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Indonesia Arifin Tasrif mengatakan forum penting AMEM-41 dan AEBF dan tidak akan berjalan dengan sukses tanpa kolaborasi yang sangat baik antara Indonesia sebagai Keketuaan ASEAN dan dukungan dari seluruh anggota ASEAN serta ASEAN Center for Energy (ACE).

“Negara anggota ASEAN wajib meningkatkan teknologinya, kemampuan, kapasitas, dan keahlian untuk mendukung target transisi energi di negara kita, sekaligus target ASEAN Plan of Action of Energy Cooperation (APAEC). Komitmen ini menjadi pondasi menuju NZE dan juga menjadi pedoman untuk kebutuhan sepert teknologi, pembiayaan, infrastruktur dan lainnya," tambah Menteri Arifin dikutip Kamis (24/8/2023).

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya