Liputan6.com, Mogadishu - Militer Amerika di Afrika (AFRICOM) melaporkan serangan udara “pertahanan diri kolektif” terhadap militan Al Shabab, yang menewaskan sedikitnya 13 anggota mereka di Somalia. Serangan udara itu terjadi di pinggiran Seiera, 45 kilometer barat laut Kismayo.
AFRICOM mengatakan serangan udara pada Sabtu (26/8) dilakukan untuk mendukung pasukan Somalia yang sedang menghadapi para pemberontak Al Shabab, dikutip dari VOA Indonesia, Senin (28/8/2023).
Advertisement
"Bekerja sama dengan Tentara Nasional Somalia, penilaian awal Komando Amerika di Afrika adalah serangan udara tersebut menewaskan 13 pemberontak Al Shabab dan tidak ada warga sipil yang terluka atau terbunuh," kata AFRICOM dalam sebuah pernyataan.
"Komando Amerika di Afrika akan terus mengkaji operasi ini dan akan memberikan informasi tambahan jika diperlukan. Rincian spesifik tentang unit-unit yang terlibat dan aset-aset yang digunakan tidak akan dirilis untuk memastikan keamanan operasi,” tambahnya.
AS menganggap Al-Shabab sebagai jaringan Al-Qaeda terbesar dan paling aktif di dunia. Al-Shabab bergabung dengan Al-Qaeda pada Februari 2012. "[Al-Shabab] telah membuktikan kemauan dan kemampuannya untuk menyerang mitra dan pasukan Amerika serta mengancam kepentingan keamanan di wilayah tersebut," kata AFRICOM.
Amerika Serikat Serang Al-Shabab di Somalia Desember 2022
Sebelumnya, pada Desember 2022 militer Amerika Serikat (AS) melancarkan serangan kepada militan Al-Shabab di Somalia. Ada 15 orang yang tewas akibat serangan tersebut.
Dilaporkan VOA Indonesia, serangan udara itu dilancarkan di Negara Bagian Hirshabelle. Ada dua serangan yang dilakukan AS.
Dalam pernyataan, militer Amerika Serikat di Afrika mengatakan, pihaknya melakukan dua serangan "pertahanan diri kolektif" terhadap kelompok itu pada 14 dan 17 Desember di sekitar kota pesisir Adale. Serangan dilakukan atas permintaan Pemerintah Federal Somalia, dan untuk mendukung pasukan Tentara Nasional Somalia.
Serangan pertama terjadi 176 kilometer timur laut Mogadishu, menewaskan tujuh militan. Serangan kedua terjadi sekitar 220 kilometer timur laut Mogadishu, menewaskan delapan pejuang al-Shabab.
Penilaian awal Komando Amerika Afrika adalah bahwa tidak ada warga sipil yang terluka atau tewas dalam serangan-serangan itu, menurut AFRICOM. "Komando Amerika Afrika akan terus mempelajari hasil operasi dan akan memberi informasi tambahan yang sesuai,” bunyi pernyataan itu.
Advertisement
Tewas dalam 48 Jam
Pemerintah Somalia mengatakan, 88 pejuang al-Shabab tewas dalam operasi 48 jam, yang dilakukan bekerja sama dengan mitra internasional. Ini seringkali merujuk pada keterlibatan negara-negara sahabat yang mendukung tentara Somalia.
Situs Council on Foreign Relations (CFR) menjelaskan bahwa kelompok Al-Shabab memiliki tujuan untuk mendirikan negara Islam di Somalia. Target serangan kelompok ini berada di Afrika Timur.
Pada akhir tahun 2000-an, kelompok ini sempat menguasai ibu kota Mogadishu. Namun, kelompok itu berhasil dipukul mundur oleh kolaborasi Uni Afrika dan Amerika Serikat.