Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tidak menyarankan adanya penyemprotan air untuk mengurangi polusi udara di Jabodetabek. Diketahui, penyemprotan air ke jalan ini sudah dilakukan sejak beberapa waktu lalu.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, penyemprotan air ke jalan tidak efisien untuk kurangi polusi, hal itu juga tidak disarankan setelah adanya perkumpulan sejumlah ahli di China.
Advertisement
"Bagaimana soal penyemprotan air ini masih debatable, di pengalaman di China. Kami sudah kumpul ahli di Cina. Kalau untuk skala kecil bisa di Industri itu bisa dilakukan, tapi kalau untuk skala besar banyak ahli tidak menyarankan untuk pertama tidak efisien," kata Maxi di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Senin (28/8/2023).
Selain itu, aksi penyemprotan air ke jalan memiliki persyaratan yang memang harus dipenuhi. Sehingga, tidak asal semprot ke jalan saja.
"Ada-ada syarat yang harus dipenuhi, airnya harus bersih, curahnya air itu harus tinggi, karena kalau enggak, dia akan naik ke atas," ujarnya.
"Jadi, itu tidak disarankan dan tidak dilakukan untuk penyemprotan," sambungnya.
Penyemprotan Air di Jalan Jakarta
Sebelumnya, sejumlah petugas gabungan kembali menyemprot jalanan di Jakarta untuk mengurangi polusi udara pada Minggu 27 Agustus 2023.
Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Satriadi Gunawan mengatakan, penyemprotan hanya dilakukan di sepanjang Jalan Sudirman-Thamrin.
"Informasi (penyemprotan dilakukan oleh petugas) gabungan (di) Thamrin-Sudirman jam 13.00 WIB," kata Satriadi kepada merdeka.com, Minggu (27/8/2023).
Khusus petugas Damkar, sebanyak 20 petugas dikerahkan untuk penyemprotan ini.
"Empat unit (dan) 20 petugas (yang dikerahkan)," tambah Satriadi.
Reporter: Nur Habibie
Sumber: Merdeka.com
Advertisement