Liputan6.com, Jakarta - Manusia pada dasarnya merupakan sosok yang egois sampai batas tertentu. Tantangannya adalah mencapai keseimbangan “keegoisan yang sehat” sehingga mungkin anda menjadi fokus pada diri sendiri, tidak hanya mementingkan diri sendiri.
“Sebagai peneliti psikolog, saya telah menghabiskan lebih dari 30 tahun membantu perusahaan mengarahkan karyawan yang terlalu egois, terutama mereka yang perilakunya dapat membahayakan rekan satu timnya,” tulis Stefan Falk melalui CNBC, Rabu (30/8/2023).
Advertisement
Inilah 5 kata-kata toxic yang selalu digunakan oleh orang-orang yang sangat egois dan cara menghadapinya:
1. “Feedback ini menghina”
Orang yang menafsirkan feedback yang membangun sebagai serangan pribadi. Mereka menolak untuk menerima kebenaran secara universal bahwa selalu ada ruang untuk bertumbuh.
Mereka percaya bahwa mereka tidak dapat melakukan kesalahan sehingga membuat mereka sangat sensitif terhadap saran bahwa pekerjaan mereka perlu diperbaiki.
2. “Ide-ide saya sangat bernilai dan harus selalu dipertimbangkan secara serius”
Tidak peduli seberapa cuek mereka sebenarnya, orang yang egois cenderung berasumsi bahwa mereka selalu memberikan nilai luar biasa kepada orang lain.
Mereka mengabaikan kenyataan bahwa sebagian besar ide, opini, dan saran kita mengandung kekurangan terlepas dari upaya yang kita berikan untuk hal tersebut.
3. “Kesuksesan mereka terjadi dengan mengorbankan kesuksesan saya sendiri”
Orang yang sangat egois cenderung kurang sukses dibandingkan orang yang menyalurkan kecenderungan egoisnya untuk membantu orang lain.
Hal itu karena mereka kesulitan untuk melihat pentingnya mendukung orang-orang sekitar. Mereka menganggap kemenangan orang lain tidak adil dan merupakan hasil dari perlakuan khusus.
4. “Kenapa kamu selalu mencoba untuk mengontrolku?”
Beberapa orang sangat tidak menyukai atasan yang memberikan arahan atau menetapkan ekspektasi yang jelas. Bagi mereka, instruksi manajer, paling-paling hanya sekadar saran atau mungkin upaya untuk menganiaya mereka.
5. “Kamu bersikap tidak sopan dengan tidak setuju denganku”
Beberapa orang mengharapkan pengakuan atas pengalaman dan sudut pandang mereka, serta tidak menunjukkan minat untuk belajar dari orang lain.
Jadi, ketika seseorang menawarkan perspektif yang berbeda, mereka tidak melihatnya sebagai kesempatan untuk belajar, tetapi sebagai tanda pengabaian.
Bagaimana menghadapi orang-orang yang terlalu egois
1. Hindari mereka jika memungkinkan
Berhubungan dengan orang egois biasanya membawa hasil yang negatif. Sayangnya, penyakit ini tersebar luas sehingga belajar menghadapinya sangat penting untuk membentuk kesuksesan dan masa depan kamu.
Terkadang, kamu harus angkat bicara meski hanya demi ketenangan pikiran dirimu sendiri.
2. Tetapkan batasan yang jelas
Panggil mereka ketika perilaku mereka berlebihan. Tanyalah pertanyaan seperti “Bisakah kamu menjelaskan bagaimana perilaku ini menguntungkan perusahaan?” atau “apakah kamu benar-benar yakin perilaku ini bermanfaat?”
Paling tidak, kamu jelaskan bahwa perilaku mereka tidak dapat diterima dan berbahaya bagi hubungan kerja kalian.
3. Beri tahu mereka tentang risiko yang mereka hadapi
Keegoisan memiliki banyak dampak negatif terhadap diri kamu. Misalnya, kamu bisa katakan, “jika kamu hanya fokus pada apa yang kamu butuhkan, kamu akan mendapatkan tunnel vision. Hal ini mempengaruhi segalanya, mulai dari tugas, interaksi, hingga pembelajaran, dan ini tidak akan membantumu dalam jangka panjang.”
atau, “jika kamu melihat segala sesuai sebagai serangan pribadi, kamu akan terus merasa frustasi, tidak puas, dan terbebani oleh pikiran negatif tentang orang lain. Bukankah itu melelahkan?”
Dalam kedua kasus tersebut, ketahuilah kalau kamu mungkin tidak mendapatkan respon sesuai harapan kamu. Namun, jika kamu mendekati percakapan dari tempat yang tepat, kamu mungkin mendapat terobosan.
https://www.cnbc.com/2023/08/24/psychology-expert-shares-traits-of-highly-selfish-entitled-people-and-how-to-deal-with-them.html
Advertisement