Liputan6.com, Jakarta - Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) kembali akan menyelenggarakan ASITA Travel Fair 2023 yang akan berlangsung pada 13--15 Oktober 2023 di SMESCO, Jakarta. Pameran B2C yang akan mengakomodasi seluruh anggota ASITA untuk menjual atau mengenalkan produk daerah akan mengisi 130 booth yang disediakan oleh penyelenggara.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan harapannya agar penyelenggaraan ASITA Travel Fair 2023 menjadi kolaborasi yang menyeluruh karena juga merangkul pemerintah, HIMBARA atau Himpunan Bank Milik Negara dan komunitas untuk mendorong pergerakan wisatawan Nusantara maupun wisatawan asing.
Advertisement
"ASITA ini akan kita support karena bagian kolaborasi kebangkitan ekonomi kita," ungkap Menparekraf Sandiaga Uno di The Weekly Brief with Sandi Uno yang berlangsung hybrid pada Senin, 28 Agustus 2023.
Ketua Umum DPP ASITA, Nunung Rusmiati mengungkapkan persiapan yang telah dilakukan pihak ASITA adalah dengan membuat ajang travel fair kali ini berbeda dengan pameran travel lainnya. Ia menjelaskan, pemerintah sendiri telah memiliki 5 destinasi super prioritas, sementara ASITA ingin mempromosikan 36 provinsi yang akan hadir semuanya di ASITA Travel Fair 2023.
Pihaknya pun mentargetkan sebanyak-banyaknya pengunjung untuk datang, setidaknya 10 ribu hingga 30 ribu pengunjung per harinya khususnya kepada wisatawan mancanegara dan transaksi sampai Rp300 miliar. Untuk mensukseskan gelaran ini, ASITA juga sudah ikut mempromosikan hingga Singapura, di Buddhis Travel Fair, di mana sebanyak 20 negara sudah mengonfirmasi kehadirannya.
Hampir 70 Persen Menjual Produk Wisata Domestik
Di kesempatan yang sama, CEO RajaMICE, Panca R Sarugu menambahkan bahwa pihaknya melihat potensi ASITA sebagai salah satu asosiasi perjalanan pariwisata tertua yang memiliki anggota terbesar yakni di 36 provinsi di seluruh Indonesia. "Kami sudah coba memformulasikan bersama DPP ASITA dan kita menjanjikan ini jadi travel fair yang large,"
Dibandingkan dengan ajang pameran wisata lainnya, dapat dipastikan sekitar 60 hingga 70 persennya menjual produk domestik. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong 1,4 miliar target pergerakan wisatawan Nusantara di tahun ini.
Pihaknya pun akan menawarkan dengan program cicilan dan cashback, serta bekerja sama dengan berbagai bank. Hal ini menurutnya jadi salah satu faktor yang akan menstimulasi perjalanan dengan melihat pola sebelumnya.
"Kami senang sekali karena ASITA merupakan mitra pariwisata," sambung Deputi Bidang Pemasaran, Kemenparekraf, Ni Made Ayu Marthini.
Menurutnya pemerintah juga perlu mendorong pergerakan perjalanan dari wisatawan Nusantara selain wisatawan mancanegara. Bulan Oktober sebagai waktu penyelenggaraan ASITA Travel Fair 2023 juga disebut momen pas, karena biasanya orang akan memesan perjalanan untuk akhir tahun.
Advertisement
Mimpi Mempunyai Pameran Wisata Kelas Dunia
Melalui ASITA Travel Fair 2023, tiap daerah juga harus mempromosikan daerahnya, sehingga ekonomi berputar dan tercipta lapangan kerja. "Ini adalah travel fair yang hampir semuanya fokus ke domestik yang sebelumnya tidak ada," sambung Panca lagi.
"Kalau Malaysia punya MATA, Singapura punya ITB Asia, Thailand punya Thailand Travel Mart Plus, kita punya WITF," ujar Hariyadi Sukamdani, Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia, dalam peluncuran Wonderful Indonesia Travel Fair (WITF) 2024 di sela The Weekly Brief with Sandi Uno di Jakarta, 21 Agustus 2023.
Hariyadi mengatakan ajang pameran wisata itu akan berbeda dengan pameran wisata yang belakangan kembali marak di berbagai kota. Sebagai organisasi yang menaungi 34 asosiasi sektor pariwisata dalam negeri, ia menyebut WITF dirancang menjadi event terbesar dengan target peserta utama adalah B2B. Selama ini, event serupa yang sudah digelar masih berskala kecil, seperti Bali and Beyond Travel Fair.
Tujuan utama digelarnya WITF 2024 adalah meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia. "Target kita menyesuaikan dengan target pemerintah, yaitu 8,5 juta kunjungan wisman pada 2023, dan tahun depan 10 juta. Kita mencoba mengejar target itu," ucap Hariyadi.
Penyelenggaraan Travel Mart
Deputi Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ni Made Ayu Martini menambahkan bahwa menggelar travel mart pada tahun depan merupakan momentum tepat. Pasalnya, perbatasan-perbatasan antar-negara sudah kembali normal dengan sektor pariwisata Indonesia yang berkembang relatif cepat seusai pandemi.
"Mengadakan sebuah event internasional nggak bisa ujuk-ujuk, harus disiapkan dengan baik. Apa yang kita lakukan ke depan agar bisa meningkatkan kunjungan wisman maupun wisatawan nusantara," kata dia.
Rencananya, gelaran itu akan berlangsung pada September 2024 bertepatan dengan perayaan International Tourism Day. Sebelum itu, pihaknya akan menggelar beragam promosi demi menarik minat lebih banyak partisipan di tahun depan.
Menuju waktu penyelenggaraan, GIPI dan Kemenparekraf menyiapkan sejumlah agenda, seperti podcast, simposium, fam trip, hingga mini expo. Hariyadi juga menyebut akan melibatkan para anggotanya dalam mempromosikan acara tersebut, terutama mereka yang mengikuti pameran di luar negeri.
"Kita kebetulan di GIPI ada 34 asosiasi. Sebagian besar akan ikut pameran di luar. Mereka akan kita libatkan," ungkapnya.
Advertisement