Promo Naik Transportasi Publik Gratis di Austria Selama Setahun Asal Bersedia Ditato

Promo naik transportasi publik gratis di Austria yang juga disebut sebagai tiket iklim itu membawa misi keberlanjutan. Hanya tersedia bagi mereka yang bersedia ditato dengan gambar yang telah ditentukan.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 29 Agu 2023, 09:01 WIB
Suasana stasiun kereta di Austria. (dok. Alex HALADA / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Ada-ada saja usaha untuk menarik perhatian mereka soal isu perubahan iklim. Sebuah operator penjual tiket iklim di Austria menawarkan kesempatan bebas membayar ongkos transportasi publik alias gratis bagi mereka yang bersedia ditato.

Kesempatan itu berlaku bagi pengunjung Frequency Festival dan Electric Love Festival yang berlangsung di Salzburg, Austria, enam pekan lalu. Syaratnya adalah mereka bersedia merajah tubuh mereka dengan gambar tiket iklim, atau motif tato lain yang berkaitan dengan transportasi publik, keberlanjutan, dan iklim.

"Kampanye ini berada di bawah kulitmu," begitu bunyi slogan yang digunakan One Mibility GmbH yang menjual tiket iklim tersebut, mengutip laman Salzburger Nachrichten, Selasa (29/8/2023).

"Tanggapan atas festival itu sangat positif," ujar Jakob Lambert, Direktur Pelaksana One Mobility GmbH.

Namun, isi kolom komentar Instagram mereka justru dipenuhi kritikan warganet. Beberapa mempertanyakan apakah persyaratan tersebut adalah untuk mendorong generasi muda menato tubuh mereka. Admin akun tersebut menanggapinya dengan mengatakan bahwa hal itu sepenuhnya jadi tanggung jawab mereka.

Lambert mengatakan bahwa promo tiket iklim gratis itu dibatasi hanya untuk pengunjung festival. Total ada enam orang, masing-masing tiga dari setiap festival, yang menerima tiket iklim seluruh Austrria yang berlaku gratis selama setahun.

"Tidak ada satu pun yang baru mendapatkan tato pertama di hidup mereka. Mereka sudah memiliki beberapa dan sekarang menambah satu lagi," jelas Lambert dalam wawancara bersama APA pada Sabtu, 26 Agustus 2023. Ia menambahkan bahwa hanya orang dewasa yang ditato. Proses pembuatan tato juga dilakukan di sore hari, bukan malam hari.

 


Apa Itu Tiket Iklim?

Motif tato untuk dapat tiket naik transportasi publik gratis di Austria. (dok. Instagram @klimatiket/https://www.instagram.com/p/CuWo4VNsk9o/?img_index=3/Dinny Mutiah)

Lambert kembali menyatakan, "Kampanye ini mendapat sambutan yang sangat baik dari kelompok sasaran, banyak sekali pengunjung yang ingin mempercantik tubuhnya dengan tato."

Salah satu pengunjung festival itu adalah Menteri Lingkungan Hidup Leonore Gewessler dari Partai Hijau. Ia mengunjungi Festival Frekuensi di St. Pölten dan loket tiket iklim pada Kamis, 24 Agustus 2023. Dia juga memutuskan menato dirinya dengan tato non-permanen yang bisa hilang setelah dicuci.

"Kampanye ini ditanggapi dengan sangat positif oleh para tamu festival," kata juru bicara menteri.

Sejauh ini, Lambert menyebut belum ada rencana kembali menggelar kampanye serupa pada tahun ini. "Kami belum tahu apakah akan ada pengulangan tahun depan," imbuhnya.

Tiket iklim adalah tiket tahunan yang bisa dipakai untuk hampir semua angkutan umum di Austria. Artinya, penumpang dapat melakukan perjalanan ke seluruh Austria dengan biaya tiga euro per hari - total 1.095 euro per tahun. Sebanyak 245.000 orang saat ini memiliki tiket iklim Austria. Tiket iklim regional juga tersedia.


Penyebab Polusi Udara di Jabodetabek

Di urutan kota dengan kualitas udara buruk berikutnya adalah Delhi (India) dengan nilai 154, Wuhan (China) 144, Lahore (Pakistan) 135, Shanghai (China) 133, dan Riyadh (Saudi) 131. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Dari dalam negeri, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI mengungkapkan sumber pencemaran atau polusi udara di Jabodetabek. KLHK telah menjatuhkan sanksi administrasi kepada 11 industri yang dinilai menjadi sumber pencemaran udara di Jabodetabek dan sekitarnya.

"Yang sudah dilakukan kemarin sampai dengan tanggal 24 Agustus dan sudah dikenakan sanksi administrasi yaitu 11 entitas," ucap Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar dalam keterangan pers secara virtual yang dikutip dari kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin, 28 Agustus 2023.

Siti mengatakan, penjatuhan sanksi merupakan tindak lanjut penegakan hukum melalui pengerahan 100 anggota tim ke 351 industri, termasuk perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTD) dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang merupakan sumber pencemar udara.

Sebanyak 11 industri yang dikenai sanksi administrasi bergerak di bidang stockpile batu bara, peleburan logam, pabrik kertas, dan arang. "Artinya berdasarkan hasil pemeriksaan, dilihat hal-hal apa yang tidak sesuai dengan standar dan mereka harus penuhi itu," terangnya.


Satgas Lanjutkan Pemeriksaan Lapangan

Menteri LHK Siti Nurbaya Ungkap Penyebab Polusi Udara di Jakarta dan Sekitarnya.  foto: Youtube Sekretariat Presiden

KLHK akan melanjutkan proses identifikasi melalui Observasi Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) terhadap sekitar 161 industri di enam lokasi terdekat dari alat pengamat yang ada di Kementerian LHK. Lokasi yang dimaksud di antaranya 120 unit usaha di Kecamatan Sumur Batu dan Bantargebang Kota Bekasi.

Sebanyak 10 unit usaha di kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur. Siti Nurbaya menerangkan, salah satu bentuk pencemaran udara yang melibatkan industri di kawasan Lubang Buaya berupa usaha absorbent atau produksi arang aktif mengandalkan pembakaran batok kelapa atau kayu keras.

"Kayunya dibakar terus dicuci lagi pakai asam, kemudian dibakar lagi karena dia daya absorbnya harus tinggi dan absorbent itu harganya mahal kalau diekspor karena dia bisa untuk obat" katanya. Selain itu, kata Siti, juga ada industri baja, semen hingga pakan.

Tim satgas juga akan memeriksa tujuh unit usaha lainnya di Tangerang, 15 unit usaha di Tangerang Selatan, dan 10 unit usaha yang ada di Bogor.  "Kami akan melanjutkan langkah-langkah ini untuk kira-kira empat sampai lima pekan lagi ke depan untuk sebanyak yang tadi saya laporkan," ujarnya.

 

Infografis Journal  15 Negara yang Paling Rentan pada Perubahan Iklim. (Liputan6.com/Trie Yasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya