Liputan6.com, Jakarta - Direktur Pengadaan dan Pendanaan Lahan Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) Qoswara, mengungkapkan warga Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Barat (Jabar) menjadi warga yang paling banyak menerima ganti untung dari pembebasan lahan Proyek Strategis Nasional (PSN).
"Ternyata sampai dengan 25 Agustus tadi, Jawa Tengah adalah penerima terbanyak penerima ganti untung besarannya Rp 2,9 triliun," kata Qoswara saat ditemui di kantor LMAN, Jakarta Pusat, ditulis pada Selasa (29/8/2023).
Advertisement
Untuk Jawa Tengah penerima ganti untung lahan sebesar Rp 2,9 triliun, dan provinsi kedua yang paling banyak mendapatkan ganti untung adalah warga Jawa Barat dengan total mencapai Rp 2,33 triliun.
Menurutnya, sangat wajar jika ganti untung yang dirasakan warga Jateng dan Jabar paling besar. Karena kedua provinsi tersebut menjadi daerah yang paling banyak dilakukan pembangunan PSN.
Sebagai contoh, pembangunan Jalan Tol Yogyakarta - Bawen, kemudian pembangunan Jalan Tol Solo - Yogyakarta - Kulonprogo, dan pembangunan Tol Semarang Demak.
"Wajar, kalau kita lihat Bawen adalah wilayah Jawa Tengah, Solo sampai dengan Klaten adalah wilayah Jawa Tengah. Lalu Semarang-Demak adalah Jawa Tengah itu hanya beberapa saja. Makanya Jateng Rp 2,94 triliun," ujarnya.
Sama halnya dengan Jateng, di wilayah Jawa Barat juga banyak proyek negara yang sedang dibangun, diantaranya Bendungan Cipanas, Jalan Tol Bekasi Cawang Kampung Melayu (Becakayu), dan Jalan Tol Jakarta Cikampek II Selatan.
"Kemudian, Jawa Barat ini Rp 2,33 triliun mungkin proyek yang ada di sini ada Bendungan Cipanas, yang besar mungkin (Jalan Tol) Bekasi dan Cikampek," ujarnya.
Adapun berikut 5 Provinsi yang menerim Ganti Untung Pembebasan Lahan terbesar dari Proyek Negara, terdiri dari:
- Jawa Tengah Rp 2,904 triliun
- Jawa Barat Rp 2,233 triliun
- DI Yogyakarta Rp 1,380 triliun
- Kalimantan Timur Rp 723,787 triliun
- Banten Rp 511,44 triliun.
LMAN Kelola 158 Unit Apartemen Sitaan, Harga Sewa Murah Meriah
Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) Kementerian Keuangan saat ini mengelola 158 unit apartemen. Apartemen merupakan hasil sitaan dari obligor/debitur Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI).
Hal itu disampaikan Direktur Pengembangan dan Pendayagunaan LMAN, Candra Giri Artanto di kantornya, dalam acara Taklimat Media 'Kinerja Pendanaan Lahan dan Optimalisasi Aset Negara,' di kantor LMAN, Jakarta Pusat, Senin (28/8/2023).
"Total aset kelolaan LMAN berupa apartemen so far 158 unit. Pasti bingung kan, kok bisa LMAN punya aset apartemen? Ini adalah aset sitaan jaman dulu ada yang namanya BLBI. Jadi ini adalah aset-aset milik jaman dulu yang dikelola oleh pemerintah dan sekarang dikelola LMAN," kata Candra.
Adapun untuk rinciannya, sejauh ini dari 158 unit apartemen tersebut baru teroptimalisasi sebanyak 50 unit apartemen saja, dan yang siap dipasarkan tercatat 27 unit.
Sementara sisanya masih dalam ready to market, proses konstruksi atau perbaikan, kemudian terdapat unit yang masih belum dilakukan perbaikan.
"Yang ready sekarang tinggal 20. Nanti setiap tahun meningkat, kan ketika kita menerima apartemen itu dalam kondisi underutilized, belum diapa-apain, rusak dan sebagainya. Kita perbaiki setiap tahun, nanti kalau sudah, baru kita pasarkan," katanya.
Advertisement
Sewa Murah Meriah
Untuk pemasaran apartemen yang siap huni ditawarkan LMAN melalui laman aesia.kemenkeu.go.id. Artinya, apartemen tersebut disewakan secara umum, dan sudah dilengkapi dengan perabotan alias fully furnished. Selain itu, LMAN mengklaim harga sewanya lebih murah.
"Salah satunya yang lumayan banyak kita punya apartemen di Puri Casablanca itu kita sewakan ada yang 2 kamar dan 3 kamar. Harga sewanya berkisar dari Rp 80-120 juta/tahun. Kalau mau yang lebih irit lagi di Kelapa Gading itu harga sewa apartemen berkisar Rp 4,5-7,5 juta/bulan," pungkasnya.