Liputan6.com, Jakarta - Teknologi Augmented Reality (AR) menjadi inovasi baru untuk penanganan keluhan tulang belakang.
AR (Augmented Reality) adalah sebuah teknologi yang menggabungkan benda maya berbentuk dua dimensi dan bisa juga tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata lalu memproyeksikannya sebagai realitas dalam waktu nyata.
Advertisement
AR (Augmented Reality) ini dapat diaplikasikan untuk semua indera, termasuk pendengaran dan sentuhan. Kita tentunya sudah sering membaca, melihat di televisi atau menonton film tentang teknologi AR (augmented reality) dan kini tehnologi itu hadir untuk anda.
Sistem AR (augmented reality) yang dipakai di Spine Center RS EMC Tangerang juga sudah menerima persetujuan FDA 510(k) untuk operasi tulang belakang intraoperatif dengan panduan presisi.
AR (Augmented Reality) membantu dokter dalam memasang implan dengan presisi seperti robot dan seperti GPS yang menyediakan peta/ jalan yang membantu dokter pada saat tindakan operasi. Alat ini juga mengubah data pencitraan pasien menjadi hologram 3 dimensi yang dapat dilihat melalui lensa khusus dan hologram tersebut ditempelkan pada tubuh pasien, sehingga dokter fokus secara langsung pada tujuan pembedahan tanpa harus berpaling dari monitor terpisah.
Penerapan AR (Augmented Reality) di Spine Center RS EMC Tangerang untuk pemasangan implan/ pedicle screw merupakan langkah besar untuk membuat panduan bedah yang presisi, lengkap dan lebih ekonomis dibandingkan dengan teknologi navigasi lain.
Dokter Operator/ Dokter Penanggung jawab Pasien (DPJP) yaitu Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Konsultan Tulang Belakang akan memeriksa pasien dan menentukan tindakan yang paling tepat termasuk juga apakah bisa dengan tehnik AR (Augmented Reality) atau tidak.
Namun beberapa kondisi berikut bisa menggunakan AR (Augmented Reality) pada saat operasi yaitu:
- Nyeri pada punggung bagian bawah dan kaki.
- Spondylosis (penuaan/ degenerasi tulang belakang).
- Spinal stenosis (penyempitan ruang di tulang belakang yang dapat menekan sumsum tulang belakang dan akar saraf yang keluar dari setiap ruas tulang belakang dimana gejalanya berupa nyeri punggung dan/atau leher, mati rasa, kesemutan, dan kelemahan pada lengan dan kaki.
- Degenerative disc disease (Bantalan sendi di tulang bekalang sudah mulai aus/ terjadi degenerasi).
- Scoliosis(kelainan bentuk tulang belakang hingga bisa berbentuk huruf C atau huruf S).
- Spinal Instability (spondylolisthesis) kondisi tulang belakang yang menyebabkan nyeri punggung bawah. Itu terjadi ketika salah satu tulang belakang Anda terlepas dari tempatnya ke tulang belakang di bawahnya.
- Dan lain-lain.
Dilakukan dengan Persiapan Lebih Baik
Proses operasi tulang belakang dengan AR (Augmented Reality) juga dilakukan dengan persiapan yang lebih baik. Dokter operator melakukan surgical planning pada system komputerisasi dan pengolahan data, sehingga pada saat operasi dilakukan pemasangan implan dapat dilakukan dengan lebih cepat dan tepat.
Penerapan AR (augmented reality) pada operasi tulang belakang memiliki kelebihan antara lain:
- Lebih aman
- Tanpa/ minimal radiasi. Pasien dan/ atau Dokter akan lebih minimal terkena radiasi atau bahkan tanpa terkena radiasi alat medis
- Meningkatkan efisiensi, akurasi dan presisi pada pemasangan implant/ pedicle srew di tubuh pasien
- Waktu operasi lebih singkat
- Biaya relatif lebih terjangkau dari system navigasi lain karena tidak tergantung pada 1 (satu) jenis implan saja
AR (Augmented Reality) pada operasi tulang belakang di Spine Center RS EMC Tangerang merupakan perpaduan antara dokter ahli yang berpengalaman dengan kemajuan/ inovasi tehnologi alat medis yang akan memberikan pengalaman baru dan kualitas pelayanan yang optimal bagi pasien.
Menjadi kebanggaan bagi Indonesia karena menjadi negara pertama di Asia yang melakukan tindakan operasi tulang belakang dengan AR (augmented reality).
Penulis: dr Harmantya Mahadhipta, Sp.OT (K)Spine adalah dokter spesialis ortopedi dan traumatologi di RS EMC Tangerang.
Advertisement