Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini, Dino Patti Djalal, yang merupakan mantan Wakil Menteri Luar Negeri RI, mengalami insiden yang mengagetkan karena rumah yang disewakannya diduga dijadikan markas sindikat penipuan online.
Cerita buruk tersebut dibagikan oleh Dino di akun pribadinya melalui platform media sosial Instagram pada hari Senin (28/8/2023). Ia menceritakan bagaimana salah satu rumah milik keluarganya yang disewakan ternyata telah dimanfaatkan sebagai tempat untuk penipuan online.
Advertisement
Tak dapat dipungkiri bahwa penipuan online semakin menjadi-jadi dan kian canggih, sehingga membuat seseorang sulit membedakan antara tawaran legal dan aktivitas penipuan.
Penipuan-penipuan ini dapat dilakukan dari berbagai bentuk, termasuk email phishing, toko online palsu, aplikasi berbahaya, dan penipuan di media sosial. Semua jenis penipuan tersebut dapat mengakibatkan pencurian data pribadi, kerugian dana, dan bahkan pencurian identitas.
Belum lama ini, perusahaan keamanan siber F-Secure melakukan sebuah studi untuk mengevaluasi pengetahuan dan kesadaran tentang keamanan daring di kalangan pengguna di Amerika Serikat.
Hasil studi tersebut menimbulkan kekhawatiran, karena mengungkapkan adanya ketidaksesuaian antara keyakinan konsumen dalam kemampuan mereka untuk mengenali penipuan dan pengalaman mereka dalam menjadi korban penipuan tersebut.
Studi ini menemukan bahwa 70 persen konsumen percaya bahwa mereka mampu mengenali sebuah penipuan phising dengan baik. Studi ini juga mengungkapkan bahwa 27 persen dari konsumen yang disurvei telah menjadi korban penipuan phising dalam setahun terakhir.
Kesenjangan tersebut menyoroti perlunya pendidikan dan kesadaran yang lebih besar seputar keamanan daring, karena bahkan mereka yang merasa yakin dengan kemampuan mereka untuk mengidentifikasi penipuan terkadang juga bisa terjebak menjadi korban. Untuk menjamin keamanan informasi pribadi dan keuangan, kesadaran terhadap aktivitas penipuan online dan mengambil tindakan pencegahan adalah hal yang sangat penting.
Berikut ini adalah jenis-jenis penipuan online yang paling umum beserta langkah untuk mengenali dan menghindari risiko tersebut. Merangkum dari situs Jumpstart.com, Selasa (29/8/2023):
1. Penipuan Belanja Online
Penipu kerap kali membuat toko online palsu berstandar rendah yang bertujuan untuk mengungkapkan informasi kartu kredit korbannya.
Dampak dari hal ini bisa berupa penggunaan data kartu kredit korban secara tidak sah dan berlebihan. Terlepas dari apakah situs web penipuan tersebut mengirimkan produk atau layanan, sering kali kualitas produknya buruk dan tidak sepadan dengan risiko yang dihadapi.
Organisasi Better Business Bureau, yang berfokus pada penanganan keluhan konsumen, telah melaporkan bahwa situs web palsu termasuk dalam jenis penipuan online yang paling sering terjadi. Jenis penipuan ini telah menyebabkan kerugian ritel diperkirakan mencapai sekitar US$380 juta atau lebih dari Rp5 kuadriliun di Amerika Serikat pada tahun 2022. Namun, angka ini kemungkinan akan jauh lebih tinggi karena banyak kasus yang tidak dilaporkan.
Karena itu, sangat penting untuk senantiasa berhati-hati saat berbelanja online dengan hanya menggunakan situs web yang terpercaya, memverifikasi pilihan pembayaran yang aman, dan membaca ulasan dari pelanggan sebelum melakukan pembelian.
Selain itu, bijaksanalah dalam memilih metode pembayaran saat bertransaksi dengan penjual online baru untuk menghindari masalah potensial. Sebagai langkah perlindungan tambahan, gunakan kartu kredit atau PayPal, karena kartu kredit memberikan perlindungan penuh terhadap penipuan, sedangkan kartu debit mungkin tidak.
Advertisement
2. Penipuan Dukungan Teknis
Penipuan dukungan teknis adalah jenis penipuan di mana penipu berpura-pura menjadi perwakilan dukungan teknis yang sah untuk menipu orang agar memberikan akses komputer, informasi pribadi, atau rincian pembayaran kepada mereka. Para penipu dapat menggunakan berbagai taktik, seperti menelepon secara acak, iklan pop-up, atau email palsu, untuk memancing korban agar percaya bahwa komputer mereka terinfeksi virus atau mengalami masalah lain.
Setelah penipu berhasil mengakses komputer atau informasi korban, mereka bisa memasang malware atau mencuri data sensitif untuk keuntungan pribadi. Mereka juga dapat meminta biaya kepada korban atas layanan yang tidak diperlukan atau bahkan tidak ada.
Untuk mencegah menjadi korban penipuan dukungan teknis, peringatan pop-up harus selalu diwaspadai. Hindari mengklik tautan atau menelepon nomor telepon yang ditampilkan pada notifikasi, karena kemungkinan besar palsu.
Sebaliknya, cari saran langsung dari penyedia perangkat lunak keamanan Anda. Selain itu, jangan pernah membagikan informasi pribadi atau keuangan Anda, termasuk kata sandi, kepada siapa pun yang menghubungi Anda.
Selalu menjaga perangkat lunak Anda dengan versi terbaru dan menggunakan perangkat lunak antivirus yang andal untuk secara rutin memindai perangkat Anda dari malware juga sangat penting. Selain itu, belilah aplikasi keamanan dari perusahaan yang terpercaya untuk memastikan perlindungan Anda dari penipuan dan virus.
3. Penipuan Aplikasi Kencan
Penipuan dalam aplikasi kencan terjadi ketika penipu membuat profil palsu di situs kencan atau aplikasi, atau yang sering disebut sebagai catfishing dan kemudian membangun kepercayaan korban melalui manipulasi emosional. Para penipu kemudian bisa meminta uang atau informasi pribadi untuk mencuri identitas pengguna.
Saat terlibat dalam kencan daring, tetaplah menggunakan situs atau aplikasi kencan yang terpercaya dan terkenal. Hindari memindah obrolan dari platform kencan ke email pribadi, nomor telepon, atau media sosial sampai Anda siap untuk melangkah lebih jauh atau sudah bertemu secara langsung.
Ingatlah untuk tidak menganggap bahwa orang tersebut aman untuk ditemui, kemudian periksalah profil dan gambar mereka secara online. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan menggunakan alat pencarian reverse image untuk mengetahui apakah gambar mereka terhubung dengan orang, nama, atau informasi lain yang bertentangan dengan apa yang telah Anda dengar.
Berhati-hatilah jika Anda menerima pesan yang terlalu memuji dan jangan ragu untuk mengajukan pertanyaan serta mencari hal-hal yang tidak selaras. Jika Anda merasa ragu, tak ada salahnya meminta pendapat teman atau keluarga sebagai pandangan kedua.
Advertisement