Kanker Prostat Bisa Ganggu Kesuburan Pria? Begini Kata Dokter Soal Kemungkinan Kaitannya

Kanker prostat umumnya terjadi pada pria di usia lanjut. Lantas, bagaimana dampaknya dengan kesuburan pria?

oleh Diviya Agatha diperbarui 30 Agu 2023, 10:00 WIB
Spesialis bedah urologi RS EMC Tangerang, dr Isaac Ardianson Deswanto, BMedSc, FICS saat menjelaskan soal kanker prostat dalam acara Healthy Monday bersama Liputan6.com. (Foto: Tangkapan Layar Healthy Monday Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa orang mungkin memiliki banyak pertanyaan soal kanker prostat. Tanpa terkecuali yang berkaitan dengan kesuburan pria. Misalnya, apakah kanker prostat bisa mengganggu kesuburan pria?

Hal itu lantaran kelenjar prostat memang menjadi salah satu bagian yang berada pada organ reproduksi pria. Letak prostat ada di bawah kandung kemih dan ikut bertugas dalam memproduksi cairan pelindung sperma.

Tak heran jika bicara soal kanker prostat, salah satu yang ikut dipertanyakan berkaitan dengan kesuburan. Lantas, apa kata dokter soal kanker prostat dan kesuburan pria? Apa benar ada kaitannya dan bisa mengganggu kesuburan?

Kanker Prostat dan Kesuburan Pria

Spesialis bedah urologi RS EMC Tangerang, dr Isaac Ardianson Deswanto, BMedSc, FICS mengungkapkan bahwa kanker prostat sendiri sangat jarang berhubungan dengan kesuburan pria.

"Kalau kanker prostat jarang sekali berhubungan dengan masalah kesuburan pria. Apalagi terjadinya pada pasien-pasien yang usianya sudah usia lanjut," ujar Isaac dalam acara Healthy Monday bersama Liputan6.com ditulis Selasa, (29/8/2023).

Isaac menambahkan, berbeda halnya jika kanker prostat yang dialami pasien bersifat invasif. Ada kemungkinan kanker prostat yang dialami bisa mengganggu saluran sperma.

"Kecuali kalau kanker prostatnya sangat invasif, sehingga menyerang tempat keluar saluran sperma," kata Isaac.

"Jadi ada beberapa kasus-kasus pasien saya, kanker prostatnya sudah menyerang saluran sperma. Ya, itu enggak mungkin kalau dia berhubungan, dia bisa membuahi pasangannya," tambahnya.


Ejakulasi yang Disebut Bisa Menurunkan Risiko Kanker Prostat

Spesialis bedah urologi RS EMC Pekayon, dr Dwiki Haryo Indrawan saat menjelaskan soal kanker prostat dalam acara Healthy Monday bersama Liputan6.com. (Foto: Tangkapan Layar Healthy Monday Liputan6.com)

Dalam kesempatan yang sama, spesialis bedah urologi RS EMC Pekayon, dr Dwiki Haryo Indrawan menjelaskan bahwa perihal ejakulasi disebut bisa menurunkan risiko kanker prostat memang kerap kali ditanyakan pasien.

"Ini pertanyaan paling sering ditanya sama pasien. Memang sempat waktu itu ada suatu penelitian yang mengatakan bahwa semakin seringnya ejakulasi, bisa menurunkan risiko terjadinya sel prostat sebesar 20 persen," ujar Dwiki.

"Jadi orang yang ejakulasi sampai 28 kali dibandingkan dengan ejakulasi empat sampai tujuh kali sebulan, itu risikonya lebih rendah 20 persen," sambungnya.

Namun, menurut Dwiki, ada penelitian lanjutan yang pernah membahas hal ini dengan hasil yang berbeda, yang mana tidak menunjukkan keterkaitan.


Ejakulasi Tidak Signifikan Bantu Cegah Kanker Prostat

Spesialis bedah urologi RS EMC Pekayon, dr Dwiki Haryo Indrawan (kanan atas), spesialis bedah urologi RS Grha Kedoya, dr Alwyn G Samuel (kiri bawah), dan spesialis bedah urologi RS EMC Tangerang, dr Isaac Ardianson Deswanto (kanan bawah) saat menjelaskan soal kanker prostat di acara Healthy Monday Liputan6.com.

Lebih lanjut Dwiki mengungkapkan bahwa penelitian yang menyebut bahwa sering ejakulasi bisa menurunkan risiko kanker prostat dibantahkan dengan penelitian lanjutannya.

"Cuma penelitian ini (ejakulasi bisa turunkan risiko kanker prostat) lagi-lagi dibantahkan dengan beberapa penelitian lainnya," kata Dwiki.

"Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara banyaknya ejakulasi dengan penurunan risiko prostat. Tidak banyak perubahan yang bermakna dari beberapa penelitian lanjutan yang sudah dilakukan," tegasnya.

Dwiki menambahkan, ejakulasi hingga berhubungan intim tidak memengaruhi atau menurunkan risiko terjadinya kanker prostat.

"Ejakulasi, berhubungan intim, maupun onani itu tidak memengaruhi penurunan risiko prostat," ujar Dwiki.


Gejala Kanker Prostat Sering Tidak Terdeteksi

Deteksi dini kanker prostat dapat meningkatkan angka harapan hidup seseorang. (Pexels/nataliyavaitkevich).

Dwiki mengungkapkan bahwa gejala awal kanker prostat pun kebanyakan tidak dirasakan oleh pasien. Hal itulah mengapa kanker prostat lebih sering terdeteksi saat usia lanjut.

"Gejala awal pada beberapa pasien atau kebanyakan pasien bahkan, ada yang tidak memiliki gejala sama sekali. Biasanya ketahuan saat mereka medical check up atau gejalanya muncul setelah stadiumnya sudah meningkat," kata Dwiki.

"Gejala-gejalanya biasa saluran kencing bagian bawah. Misal susah berkemih atau sering-sering kencing, dan yang paling ditakutkan adalah kencing berdarah disertai dengan sperma bercampur darah," pungkasnya.

Infografis Bagimana Ancaman Bahaya Polusi Udara?.(Tri Yasni/Liputan6.com)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya