Zulhas: Dalam Politik Kalau Kelihatan Ngejar Banget, Biasanya Enggak Dapat

Meski Zulhas mengakui memang mendorong Erick Thohir sebagai calon wakil presiden, tetapi harus melalui pendekatan yang berbeda. Kalau terlalu kelihatan memaksa, maka apa yang diinginkan PAN tidak akan terjadi.

oleh Muhammad Ali diperbarui 30 Agu 2023, 03:28 WIB
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan dalam pidato Perayaan HUT ke-25 PAN di Hotel Sultan, Jakarta,

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan bicara dalam politik tidak boleh terus ngegas. Menurutnya, kalau dipaksa terus maka tujuan dalam berpolitik sulit tercapai.

Ia bicara itu soal wacana PAN mengusulkan nama Erick Thohir menjadi calon wakil presiden. Kalau PAN terus memaksa nama Erick, koalisi bisa batal.

"Jadi kalau kemarin saya bilang cawapres satu-satunya Pak Erick bisa bubar. Kan bubar dong orang pulang. Enggak boleh gitu," kata Zulhas dalam diskusi HUT PAN ke-25 di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (29/8/2023).

Meski Zulhas mengakui memang mendorong Erick Thohir sebagai calon wakil presiden, tetapi harus melalui pendekatan yang berbeda. Kalau terlalu kelihatan memaksa, maka apa yang diinginkan PAN tidak akan terjadi.

"Walaupun ngomongnya maunya begitu tapi caranya beda. Kalau megang ini kan enggak boleh gitu, kayak megang belut saja. Ini juga pelajaran buat kader PAN," ujarnya.

"Jadi kalau kelihatan sekali ngejar nanti enggak jadi," sambungnya.

Zulhas mengatakan, dalam politik memang para politikus tidak bicara terang-terangan. Perlu menyampaikan keinginannya dengan simbol-simbol.

"Dalam politik tidak bisa kalau saya mau makan roti, ngomongnya enggak makan roti perlu simbol-simbol. Karena kalau kelihatan biasanya enggak dapat. Begitu kelihatan maunya kelihatan sekali itu hilang," katanya.

"Kalau kelihatan banget orang enggak jadi, orang takut. Oleh karena itu harus disembunyikan dengan kata-kata," imbuhnya.

 


Pengalaman Zulhas Bersama SBY

Zulhas menyampaikan hal tersebut ketika pengalaman bersama Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). PAN harus tahu mana prioritas mana yang bukan. Perlu memenuhi persyaratan lebih dahulu.

"Saya dulu pengalaman waktu pilpres Pak SBY. Saya paham kira-kira apa yang dikerjakan orang politik harus tahu mana yang prioritas mana yang tidak. Kalau persyaratan sudah kita penuhi biasanya santai walaupun ada takdir di situ tapi ada persyaratan di situ. Kalau mau jadi dokter kan sekolah dokter dulu, kalau mau jadi dokter nggak sekolah dokter ga mungkin," ujarnya.

Reprter: Ahda Bayhaqi/Merdeka.com

Infografis PAN Beri Kode Usung Ganjar-Erick pada Pilpres 2024. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya