Kim Jong Un Wanti-wanti Militer Korea Utara Siap Tempur, AS Gelar Latihan Bersama Jepang dan Korea Selatan

Kim Jong Un menekankan bahwa perairan di Semenanjung Korea telah menjadi tidak stabil dengan bahaya perang nuklir karena permusuhan yang dipimpin oleh Amerika Serikat

oleh Khairisa Ferida diperbarui 30 Agu 2023, 11:01 WIB
Sergei Shoigu dan delegasi China berpangkat tinggi berada di Pyongyang sebagai tamu asing pertama Kim Jing Un yang diketahui sejak dimulainya pandemi COVID-19. Gencatan senjata Perang Korea dirayakan sebagai Hari Kemenangan. (Korean Central News Agency/Korea News Service via AP)

Liputan6.com, Pyongyang - Kim Jong Un menyerukan militer Korea Utara untuk selalu siap tempur guna menggagalkan rencana serangan musuh-musuhnya. Kutipan pernyataan yang dilaporkan oleh media Korea Utara KCNA pada Selasa (29/8/2023) itu diambil dari pidato Kim Jong Un saat memperingati Hari Angkatan Laut Korea Utara pada Senin (28/8).

Dalam pidatonya, Kim Jong Un menuturkan pula bahwa perairan di Semenanjung Korea telah menjadi tidak stabil dengan bahaya perang nuklir karena permusuhan yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS).

Pada saat bersamaan dengan keluarnya pernyataan Kim Jong Un, AS, Korea Selatan, dan Jepang sedang mengadakan latihan angkatan laut trilateral untuk menghadapi ancaman nuklir Korea Utara yang terus berkembang. Secara terpisah, militer AS dan Korea Selatan pun telah memulai latihan bilateral Musim Panas sejak pekan lalu.

Korea Utara memandang latihan yang melibatkan AS sebagai latihan invasi, meski AS dan mitra-mitranya mengklaim bahwa sifatnya defensif.

Melalui pidatonya, Kim Jong Un juga menyebutkan bahwa AS melakukan latihan angkatan laut yang lebih heboh dengan sekutunya dan mengerahkan aset strategis di perairan sekitar Semenanjung Korea. Dia turut menyinggung pertemuan trilateral AS-Jepang-Korea Selatan baru-baru ini, di mana hasilnya termasuk kesepakatan peningkatan kerja sama pertahanan, dengan mencap Presiden Joe Biden, Perdana Menteri Fumio Kishida, dan Presiden Yoon Suk Yeol sebagai "the gang bosses" atau "para bos geng".

"Situasi yang ada mengharuskan angkatan laut kita mengerahkan seluruh upayanya untuk melengkapi kesiapan perang guna menjaga kewaspadaan tempur terus menerus dan bersiap mematahkan keinginan musuh untuk berperang," ujar Kim Jong Un seperti dilansir AP, Rabu (30/8/2023).


Respons Korea Selatan

KTT trilateral Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat yang dilaksanakan di Camp David, Maryland, AS pada Jumat (18/8/2023). (AP/Andrew Harnik)

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Korea Selatan sangat menyayangkan penggunaan apa yang mereka gambarkan sebagai bahasa yang sangat kasar oleh Kim Jong Un untuk memfitnah pemimpinnya, AS, dan Jepang. Juru bicara Kemlu Korea Selatan Lim Soosuk mengatakan bahwa Korea Utara harus segera menghentikan tindakan yang meningkatkan ketegangan termasuk ancaman dan provokasi yang sembrono.

Di Washington, Duta Besar Korea Selatan untuk AS Cho Hyundong menegaskan bahwa upaya Korea Selatan, AS, dan Jepang untuk meningkatkan hubungan tidak akan terhalang oleh retorika Kim Jong Un.

"Provokasi dan pelanggaran terus-menerus terhadap berbagai resolusi keamanan PBB oleh Korea Utara hanya akan memperkuat kerja sama keamanan trilateral," kata Cho Hyundong.

Pernyataan tersebut disampaikan Cho Hyundong pada Selasa di Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS), di mana dia tampil bersama Duta Besar Jepang untuk AS Tomita Koji dan penasihat utama Biden untuk urusan Indo-Pasifik Kurt Campbell.

Latihan AS-Jepang-Korea Selatan pada Selasa di perairan internasional di lepas pantai Pulau Jeju di Korea Selatan melibatkan kapal perusak angkatan laut dari ketiga negara tersebut. Menurut pernyataan Angkatan Laut Korea Selatan, pelatihan tersebut bertujuan menguasai prosedur untuk mendeteksi, melacak, dan berbagi informasi tentang rudal Korea Utara.

Adapun latihan militer bilateral AS-Korea Selatan yang berlangsung selama 11 hari dimulai pada 21 Agustus. Pelatihan tahunan Ulchi Freedom Shield biasanya merupakan latihan pos komando yang disimulasikan komputer, namun tahun ini mencakup latihan lapangan.

Korea Utara lazimnya merespons latihan militer AS-Korea Selatan dengan uji coba rudal. Pada hari latihan Ulchi Freedom Shield dimulai, KCNA melaporkan bahwa Kim Jong Un mengamati uji coba rudal jelajah strategis.

Sejak awal tahun 2022, Korea Utara telah melakukan lebih dari 100 uji coba senjata, banyak di antaranya melibatkan rudal berkemampuan nuklir yang dirancang untuk menyerang AS, Korea Selatan, dan Jepang. Sejumlah pakar mengatakan bahwa Korea Utara pada akhirnya ingin menggunakan kemampuan militernya yang telah ditingkatkan untuk mendapatkan konsesi yang lebih besar dari AS.


Persenjataan Baru Militer Korea Utara

Kim sempat mencoba kendaraan tempur saat berkunjung. (STR/KCNA VIA KNS/AFP)

Saat berpidato di Hari Angkatan Laut, Kim Jong Un mengonfirmasi bahwa unit militer di setiap angkatan akan diberikan persenjataan baru sejalan dengan keputusan pemerintah untuk memperluas pengoperasian senjata nuklir taktis. Dia mengatakan angkatan laut akan menjadi komponen pencegahan nuklir negara yang menjalankan tugas strategisnya.

Hal tersebut menunjukkan bahwa Korea Utara akan mengerahkan rudal berkemampuan nuklir baru ke angkatan lautnya dan layanan militer lainnya.

Foto-foto yang diambil media pemerintah menunjukkan Kim Jong Un mengunjungi markas angkatan laut bersama putrinya, Ju Ae. Kim Jong Un telah membawa sang putri ke sejumlah acara publik sejak November 2022, memicu spekulasi tentang status politiknya.

Para pejabat Korea Selatan mengungkapkan bahwa Kim Jong Un belum menunjuk Ju Ae sebagai ahli warisnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya