Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) atau BRI mengumumkan kinerja untuk periode enam bulan pertama tahun ini yang berakhir pada 30 Juni 2023.
Pada periode tersebut, BRI berhasil melakukan orkestrasi strategi sehingga mencatatkan kinerja yang sehat dan berkelanjutan. Direktur Utama BRI, Sunarso mengatakan, faktor utama penopang kinerja BRI di antaranya adalah pertumbuhan kredit mikro dan casa yang memadai dan mencapai double digit.
Advertisement
"Kualitas aset yang terjaga, rasio efisiensi yang membaik, proporsi fee base income yang terus tumbuh konsisten, serta semakin solidnya kinerja perusahaan anak yang tergabung dalam BRI Group dan terus-menerus berupaya untuk selalu bisa meningkatkan kontribusinya kepada BRI," kata Sunarso dalam konferensi pers paparan kinerja keuangan BRI kuartal II 2023, Rabu (20/8/2023).
Sampai akhir Juni 2023, BRI Group berhasil mencatatkan aset yang terus meningkat, mencapai 9,21 persen yoy menjadi Rp 1.805,15 triliun. Pertumbuhan aset ini diikuti dengan perolehan laba yang senilai Rp 29,56 triliun atau tumbuh 18,83 persen yoy.
Dari sisi penyaluran kredit sampai akhir triwulan II 2023 BRI berhasil menyalurkan kredit senilai 1.202,13 triliun dengan penopang utama adalah pertumbuhan yakni pada segmen mikro. Di mana segmen mikro mampu tumbuh 11,41 persen yoy menjadi Rp 577,94 triliun.
Dengan demikian porsi kredit mikro saja telah mencapai 48,08 persen terhadap total penyaluran kredit BRI. Penyaluran kredit mikro ini membuat porsi kredit UMKM BRI terus meningkat. Hingga Juni 2023, porsi kredit UMKM BRI mencapai 84,48 persen dari total kredit BRI atau senilai Rp 1.015,54 triliun.
"Dengan demikian aspirasi BRI untuk mencapai porsi kredit UMKM 85 persen, sesungguhnya tinggal 0,52 persen. Padahal itu ingin kita capai di 2025. Dan sekarang di semester I 2023 sudah mencapai 84,48 persen dari total kredit BRI.Ini menjadi yang pertama kali, kredit UMKM menembus angka di atas Rp 1.000 triliun," kata Sunarso.
Penyaluran Kredit
Kemampuan BRI dalam menyalurkan kredit diimbangi oleh kemampuan BRI untuk menjaga kualitas kredit yang disalurkan. Non performing loan (NPL) BRI pada Juni 2023 tercatat sebesar 2,95 persen atau membaik jika dibandingkan dengan NPL pada Juni 2022 sebesar 3,26 persen
"Jadi saya ingin tegaskan, angka NPL 2,95 persen untuk bank yang main di UMKM menurut saya ini menunjukkan kemampuan kita memilih portofolio UMKM dengan baik karena masih di bawah 3 persen. Bahkan di bawah 5 persen saya katakan masih oke untuk bank yang fokusnya kepada UMKM," ujar Sunarso.
Kondisi tersebut, lanjut Sunarso, membuat credit cost BRI menurun dari semula 3,11 persen pada akhir kuartal II 2022 menjadi 2,26 persen pada akhir kuartal II 2023 2023. Keberhasilan ini diimbangi dengan pencadangan yang memadai. Sampai Juni 2023, NPL coverage mencapai 248,54 persen.
Hingga Juni 2023, BRI mencatatkan total dana masyarakat sebesar Rp 1.245,12 triliun. Penopang utama pertumbuhan dana masyarakat bersumber pada dana murah atau casa yang tercatat tumbuh 10,13 persen yoy mencapai Rp 815,42 triliun.
"Bahkan porsi casa, giro dan tabungan di dalam total dana masyarakat yang dihimpun BRI itu, total casa kita mencapai 65,49 persen dari 65,12 persen pada semester I 2022," terang Sunarso.
Bersamaan dengan itu, rasio Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) BRI sampai dengan 30 Juni 2023 tercatat sebesar 67,71 persen. Sedangkan Cost to Income Ratio (CIR) tercatat sebesar 41,79 persen.
Advertisement
BRI Bagikan Saham Remunerasi Rp 33,25 Miliar untuk Direksi hingga Komisaris
Sebelumnya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) atau BRI membagikan 6.100.600 lembar saham senilai Rp 33,25 miliar kepada direksi dan komisaris perseroan.
Pemberian sejumlah saham itu dalam rangka pemberian remunerasi bagi bank umum sesuai POJK No.45/POJK.03/2015. Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (28/8/2022), transaksi tersebut berlangsung serentak pada 18 Agustus 2022 dengan harga transaksi Rp 5.450 per saham.
Sunarso selaku Direktur Utama BRI tercatat memperoleh bagian paling besar yakni 549.000 lembar atau senilai Rp 2,99 miliar. Kemudian Wakil Direktur Utama, Catur Budi Harto memperoleh 494.100 lembar saham senilai Rp 2,69 miliar. Sembilan Direksi lainnya, masing-masing memperoleh 466.600 lembar saham BBRI senilai Rp 2,54 miliar.
Sembilan direksi tersebut, antara lain; Direktur Bisnis Mikro Supari, Direktur Bisnis Kecil dan Menengah Amam Sukriyanto, Direktur Bisnis Konsumer Handayani, Direktur Human Capital Agus Winardono, Direktur Keuangan Viviana Dyah Ayu Retno K, Direktur Digital and Teknologi Informasi Arga M. Nugraha, Direktur Manajemen Risiko Agus Sudiarto, Direktur Bisnis Wholesale dan Kelembagaan Agus Noorsanto, dan Direktur Kepatuhan A. Solichin Lutfiyanto.
Saham Remunerasi
Berbeda dengan yang lain, Direktur Jaringan dan Layanan Andrijanto hanya memperoleh bagian 388.800 lembar saham senilai Rp 2,12 miliar. Sementara dari jajaran Komisaris, hanya ada dua nama yang dilaporkan menerima remunerasi yakni Komisaris Utama, Kartika Wirjoatmodjo dan Komisaris Rabin Indrajad Hattari. Kartika Wirjoatmodjo atau akrab disapa Tiko menerima 247.000 lembar saham BBRI senilai Rp 1,35 miliar.
Sementara Rabin Indrajad Hattari menerima 222.300 embar saham BBRI senilai Rp 1,21 miliar. Pada penutupan perdagangan Jumat, 25 Agustus 2023, saham BBRI naik 0,90 persen ke posisi 5.600.
Melansir data RTI, frekuensi perdagangan saham BBRI tercatat sebanyak 7.455 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 65,1 juta lembar senilai Rp 362,99 miliar. Dalam sepekan, harga saham BBRI naik 1,82 persen. Sedangkan dalam satu tahun terakhir, harga saham BBRI naik 27,27 persen.
Advertisement