Liputan6.com, Jakarta - light rail transit atau Lintar Raya Terpadu (LRT) Jakarta Bogor Depok Bekasi (Jabodebek) telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Senin 28 Agustus 2023. Sejak saat itu, LRT Jabodebek beroperasi komersial dengan tarif masih flat Rp 5.000 sampai akhir September 2023.
Sedangkan tarif normal LRT Jabodebek menurut Keputusan Menteri Perhubungan adalah Rp 5.000 untuk 1 km pertama. Selanjutnya, dikenakan Rp 700 setiap km berikutnya. Dengan begitu, tarif LRT Jabodebek maksimal untuk jarak terjauh pada Stasiun Dukuh Atas-Jatimulya sepanjang 29,5 km sebesar Rp 24.600.
Advertisement
Sejumlah masyarakat melihat tarif tersebut masih terlalu mahal karena mereka masih harus menggunakan moda transportasi lain untuk bisa mengakses LRT Jabodebek. Dengan begitu biaya transportasi yang dikeluarkan masih lebih besar.
Lantas apakah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati akan memberikan subsidi untuk menekan tarif LRT Jabodebek?
Kepala Pusat Kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (PKAPBN) Kementerian Keuangan Wahyu Utomo menyatakan, pemerintah belum mengalokasikan subsidi untuk penurunan tarif LRT Jabodebek dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2024.
"(RAPBN) 2024 belum masuk," ujarnya kepada awak media di Kompleks Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Rabu (30/8/2023).
Meski begitu, Kementerian Keuangan tidak menutup kemungkinan untuk memberikan subsidi guna menekan tarif LRT Jabodebek yang dinilai mahal. Tentunya kebijakan subsidi diambil dengan persetujuan DPR RI.
Kementerian Keuangan dijadwalkan akan melakukan pembahasan mengenai RAPBN 2024 bersama Komisi XI pada Kamis (31/8/2023). Selanjutnya, akan melakukan rapat bersama Badan Anggaran DPR RI.
"Tapi, nantikan (RAPBN 2024) diskusinya dinamis lah. Ini kah baru mau tahap pembahasan di komisi dan banggar. Kalau (pembahasan) komisi (XI) besok, kalau banggar mulai tanggal 5, 6, 7 (September 2023). Mungkin dinamikanya nanti bisa pembahasan di DPR," ujar Wahyu mengakhiri.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
LRT Jabodebek Gangguan di Bekasi, Penumpang Numpuk di Stasiun Cikunir 2
LRT Jabodebek kembali mengalami gangguan di hari ketiga operasionalnya, Rabu (30/8/2023). Keluhan pun ramai dilontarkan para pengguna LRT Jabodebek lewat media sosial X, akibat tertahan lama di jalur Bekasi.
Seperti diceritakan akun @jalur5_, yang melaporkan kereta LRT Jabodebek rute Stasiun Jatimulya-Dukuh Atas tertahan di Stasiun Cikunir 2 pada pagi hari ini.
"Hari ini (30/8) kereta LRT Jabodebek Jatimulya - Dukuh Atas mengalami gangguan di Stasiun Cikunir 2. Kereta tertahan lama di Cikunir 2, sehingga penumpang menempuh Jatimulya - Cikunir 2 hingga 40 menit. Penumpang diminta turun di Cikunir 2 dan berpindah ke kereta selanjutnya," tulisnya.
Selain di Stasiun Cikunir 2, keterlambatan dan penumpukan penumpang juga terjadi di Stasiun Halim yang menjadi hub dari lintasan LRT Jabodebek.
"Laki gue nyoba berangkat naik lrt eh malah telat, keretanya ga jalan2 hahaha kayaknya kalau berangkat kerja jgn naik dulu deh, tunggu bener2 udah ready banget. Belum pasti jadwalnya. Terus akhirnya suami gue turun di stasiun halim dan naik ojol karena takut telatnya makin lama. Lrt yuk bisa yuk @lrtjabodebek," papar akun @madetssari.
Advertisement
Keluhan Penumpang
Tak hanya soal keterlambatan keteta, para penumpang juga mengeluhkan pelayanan LRT Jabodebek yang terkesan belum siap beroperasi. Contohnya, AC dan lampu yang mati di dalam gerbong kereta, hingga pintu yang kerap buka-tutup sendiri.
"Masuk Cikunir ketahan lamaaaaaa banget, lebih dr 15 menit. Trs ketahan2 di stasiun yg lain jg msh byk. Blm lg AC dan Lampu di dlm kreta jg mati," tulis @sssssssyl.
"Min, sorry to say. LRT Bekasi - Dukuh Atas error pagi ini. Sudah datangnya terlambat, ada error pintu buka tutup sendiri di stasiun Cikunir 2. Kalau belum siap ga usah dioperasiin, min. Kasihan penumpangnya," keluh akun @obiwanonwan.