Liputan6.com, Jakarta - Bagi warga Serang pastinya sudah banyak yang mengetahui lokasi dan mengetahui Stasiun Serang (KA). Desain bangunan stasiun Serang terlihat cukup sederhana, tetapi terlihat sangat kokoh dan berstatus cagar budaya.
Lokasinya nyaman untuk bepergian dari berbagai arah dan terlebih lagi dekat dengan pusat perbelanjaan kerajaan Kota Serang yang sudah terkenal sejak tahun 1970-an.
Advertisement
Letaknya juga di seberang Taman Sari, tepatnya di Jalan Samaun Bakri, Cimuncang, Kecamatan Serang, Kota Serang, Banten. Saat ini, sedang menjalani renovasi untuk mengembalikan fungsi aslinya. Sebelumnya, tempat ini menjadi pasar pagi.
Struktur utama bangunan ini menggunakan bahan kayu dan batu bata. Kayunya tampak cukup besar dan sangat kuat, tidak dimakan rayap. Ternyata usia bangunan Stasiun Serang sudah cukup tua. Diresmikan pada 1 Juli 1900, berarti umurnya 122 tahun.
Sejarah Stasiun Kota Serang
Stasiun Serang dibuka pada tanggal 1 Juli 1900 oleh perusahaan kereta api nasional Staatssporwegen (SS). Pembukaan Stasiun Serang bertepatan dengan pembukaan jalur KA Rangkasbitung-Serang sepanjang 34 km.
Sebelumnya, SS telah membangun jalur Batavia-Duri-Tangerang dan Duri-Rangkasbitung pada tahun 1899. Pembangunan jalur tersebut berdasarkan Staatblad 1896 Nomor 180 tanggal 15 Juli 1896, SS mendapat konsesi pembangunan kereta api Batavia-Anyer.
Dengan meningkatnya mobilitas penduduk di Kota Serang, peran penting Stasiun Kereta Kota Serang semakin terangkai dalam peta transportasi perkotaan. Sebagai titik hub vital, stasiun ini telah menjadi pusat pergerakan ribuan warga setiap harinya, menghubungkan mereka dengan tujuan-tujuan penting di wilayah sekitarnya.
Kehadiran Stasiun Kereta Kota Serang tidak hanya sekadar sarana transportasi, tetapi juga mencerminkan dinamika kehidupan masyarakat modern yang semakin bergantung pada keterhubungan yang efisien.
Advertisement
Sejarah Stasiun Kota Serang
Saat mulai beroperasi, jalur kereta api Batavia-Serang-Anyer digunakan sebagai sarana pengangkutan hasil pertanian dan hortikultura seperti beras, kopi, karet, dan buah-buahan. Selain itu, keberadaan angkutan uap digunakan sebagai angkutan penumpang.
Gedung Stasiun Serang mempunyai gaya arsitektur India yang mengadaptasi gaya arsitektur Eropa dengan kondisi lingkungan alam tropis Indonesia. Bangunan Stasiun Serang berbentuk persegi panjang memanjang dari utara ke selatan menghadap ke barat. Atap bangunannya beratap pelana, dengan rangka kayu dan atap genteng. Pintu dan jendela pada gedung bertingkat semuanya menggunakan kerai kayu.
Bangunan Stasiun Serang identik dengan penggunaan garis lurus dan material alami. Platform bangunan menampilkan tiang-tiang kayu dengan desain sulur dan ampig di sisi kanan dan kiri. Keunikan bangunan stasiun Serang diwujudkan melalui penggunaan motif noc (hiasan atap) berbentuk bunga dan hiasan tanaman merambat pada atap pelana.