Liputan6.com, Jakarta Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menilai Partai Amanat Nasional (PAN) sedari awal merupakan partai yang terbuka (inklusif) menerima semua golongan masyarakat dari segala aspeknya. Terlihat dari, rekrutmen politik, orientasi, sampai dukungan politiknya.
“Sejak awal PAN memang terbuka. Mulai rekrutmen politik, orientasi, hingga dukungan politiknya,” Kata Adi saat dihubungi Liputan6.com, Rabu, (30/8/2023).
Advertisement
Adi mencontohkan, meskipun PAN lahir dari Muhammadiyah, nyatanya banyak juga kader dan calon legislatif (caleg) PAN baik dari Muhammadiyah maupun golongan Nahdlatul Ulama (NU).
Sehingga, dalam mata masyarakat, partai yang di ketuai Zulkifli Hasan itu memiliki lingkup yang luas, bukan hanya untuk kalangan Muhammadiyah saja.
"Misalnya banyak kader dan caleg PAN yang non Muhammadiyah. Tapi dari berkalangan kalangan Muhammadiyah," ungkap Adi.
Selanjutnya, Adi menjelaskan partai berlambang matahari itu juga memiliki riwayat kerja sama politik dengan Partai Gerindra sejak pemilihan presiden (Pilpres) 2014. Meskipun, Prabowo Subianto bukanlah kader PAN, hal ini cukup menjelaskan sikap Politik PAN yang terbuka.
"Termasuk Pilpres (Pemilihan Presiden), sikap politik PAN cukup terbuka. Berulangkali dukung Prabowo yang notabenenya bukan kader PAN,” jelas Adi.
Zulkifli Hasan: Saat Ini PAN Makin Dewasa dan Tumbuh
Tidak hanya itu, Adi menuntukan sikap politik PAN yang terbuka (inklusif) dengan menerapkan mengusung untuk Pilpres 2024. Yakni, Calon Wakil Presiden (Cawapres) Erick Thohir yang Non Muhammadiyah Dan Muhadjir Effendy dengan background Muhammadiyah.
"Untuk Pilpres 2024, PAN menerapkan politik semua terbuka karena ada dua nama yang diusung yakni Muhadjir yang berlatar belakang Muhammadiyah dan Erick non Muhammadiyah,” sebutnya.
"Secara umum mazhab politik terbuka dan inklusif," pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan, inklusivitas partai politik menjadi syarat utama untuk memenangkan persaingan ke depan, karena menurutnya karakter pemilih Indonesia berubah dan demokrasinya menjadi semakin matang.
"PAN memang diawali dari semangat reformasi, lahir dari rahim Muhammadiyah, tapi saat ini partai ini makin dewasa dan tumbuh. PAN mengembangkan ide-ide baru untuk kemajuan bangsa dan merangkul kalangan yang lebih luas. Ini keniscayaan politik," dalam kunjungan kerja sebagai Menteri Perdagangan di Mumbai, India, Rabu, 23 Agustus 2023 kemarin.
Advertisement
Zulhas: PAN jadi Partai Anak Nahdliyin di Jatim
Selama dua periode kepemimpinan Zulhas, partai berlambang matahari putih ini semakin dikenal karena karakter yang terbuka dan menarik kalangan yang lebih luas.
Bahkan pada periode kedua kepemimpinannya, PAN diterima komunitas Nahdlatul Ulama dan memikat kalangan anak muda. Di Jawa Timur, PAN Jatim terlihat bisa diterima kalangan kiai dan pesantren NU.
"Sampai ada joke, di Jatim PAN jadi Partai Anak Nahdliyin," seloroh Zulhas.