Liputan6.com, Jakarta - Hal itu ditegaskan Presiden Jokowi saat kunjungan kerja di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (30/8/2023).
Jokowi menegaskan keberhasilan hilirisasi industri nikel harus juga dirasakan oleh masyarakat terutama menekan angka kemiskinan di daerah-daerah industri nikel berkembang.
Advertisement
Pernyataan itu menanggapi persentase kemiskinan yang masih relatif tinggi di daerah-daerah pertambangan nikel yakni Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat.
Berdasarkan data BPS, September 2022 hingga Maret 2023, dari 7 daerah itu hanya dua provinsi yang mengalami penurunan angka kemiskinan, yakni Papua Barat yang menurun menjadi 20,49 persen dari 21,43 persen dan Papua dari 26,8 persen turun menjadi 26,03 persen.
Sementara daerah lainnya masih mengalami peningkatan, Sulawesi Tengah salah satunya. Provinsi yang menjadi lokasi kawasan industri nikel terbesar di Asia Tenggara itu angka kemiskinannya justru naik dari 12,3 persen pada September 2022 menjadi 12,41 persen pada Maret 2023.
Jokowi menyebut banyak peluang-peluang yang mesti diambil oleh daerah dari berkembangnya industri nikel yang bisa menyerap tenaga kerja, seperti kontakror dan penyedia jasa seperti makanan serta usaha pendukung industri pertambangan lainnya.
"Itu kewajiban gubernur, bupati, maupun wali kota. Tidak semua menjadi urusan pusat," Jokowi menegaskan di Kota Palu, Rabu (30/8/2023).
Jokowi kembali menegaskan dengan cadangan nikel Indonesia yang mencapai 17,7 miliar ton bijih, hilirisasi nikel merupakan pilihan baik untuk mendapat nilai tambah.