Liputan6.com, Jakarta - Gangguan dan fitnah secara online dialami masyarakat Jepang setelah limbah nuklir Fukushima dibuang ke laut. Tindakan yang menuai pro kontra itu meningkatkan ketegangan hubungan antara Jepang dan China.
Dikutip dari CNN, Rabu, 30 Agustus 2023, ketegangan kedua negara bahkan sampai mendorong Tokyo memanggil duta besar China. Jagat maya Negeri Tirai Bambu dibanjiri kemarahan usai Jepang resmi mulai membuang limbah pada Kamis, 24 Agustus 2023.
Advertisement
Sebelumnya, beberapa video di media sosial menunjukkan penelepon dari China menghubungi nomor perusahaan dan institusi Jepang. Penelepon tersebut lantas berteriak, "Mengapa Anda membuang air yang tercemar nuklir ke laut?".
Unggahan tersebut memicu kolom komentar dibanjiri dengan warganet yang berbagi nomor untuk dihubungi dan saling menyemangati. "Saya baru saja menelepon," tulis seorang warganet.
Wali Kota Fukushima Hiroshi Kohata mengatakan pada Sabtu, 26 Agustus 2023 bahwa balai kotanya sendiri telah menerima sekitar 200 telepon yang menganggu dalam dua hari. Banyak lokasi lain di sekitar kota yang menerima panggilan serupa, termasuk sekolah dasar dan menengah pertama, restoran, hotel, dan penginapan.
"Banyak di antara yang menelepon berasal dari +86 (kode negara China) dan dalam bahasa mandarin," tambahnya dalam unggahan Facebook. "Selain kerusakan akibat kecelakaan nuklir, Fukushima juga terbebani dengan dampak yang ditimbulkannya. Kami menuntut pemerintah diberitahu mengenai situasi ini sesegera mungkin dan mengambil tindakan."
Telepon Bertubi-tubi
Salah satu pasar makanan laut di prefektur Fukushima menerima banyak telepon dari nomor China pada Jumat, 25 Agustus 2023, menurut lembaga penyiaran publik Jepang NHK. Kementerian Luar Negeri Jepang mengatakan pada Senin, 28 Agustus 2023 bahwa pihaknya telah memanggil duta besar China atas seruan gangguan tersebut.
Pihaknya mengatakan bahwa insiden tersebut sangat disesalkan dan mengkhawatirkan. Mereka mendesak Beijing untuk segera mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menghindari penyebaran informasi yang tidak akurat tentang dibuangnya limbah.
Bukan hanya bisnis di Jepang saja yang menjadi sasaran. Institusi-institusi Jepang di China juga telah diganggu, kata kementerian luar negeri. PIihaknya mendesak Beijing untuk menjamin keselamatan penduduk Jepang di China dan misi diplomatik Jepang di Negeri Tiri Bambu.
Gangguan lain terjadi ketika sekolah Jepang di Qingdao, di provinsi Shandong China dilempar batu ke halaman pada Kamis, 24 Agustus 2023 ketika pembuangan limbah nuklir dimulai, menurut NHK. Keesokan harinya, beberapa telur dilemparkan ke sebuah sekolah Jepang di Suzhou, di provinsi Jiangsu, China.
Advertisement
Gangguan hingga ke Sekolah
Tidak ada anak yang terluka dalam kedua kasus tersebut dan ekolah telah meningkatkan keamanannya, NHK melaporkan. Laporan tersebut tidak mengidentifikasi para pelaku atau mengatakan apakah mereka dimotivasi oleh kekhawatiran terhadap limbah nuklir Fukushima.
Namun insiden tersebut tetap menambah ketakutan dan kecemasan di kalangan penduduk Jepang di China. Ketika pembuangan air limbah dimulai, kedutaan Jepang di China merilis peringatan kepada orang Jepang yang tinggal di negara tersebut, memperingatkan mereka untuk tidak berbicara bahasa Jepang dengan keras ketika berada di depan umum.
Pihak kedutaan juga mengimbau warganya untuk berhati-hati dalam ucapan dan perilaku. Kedutaan Besar Jepang di Beijing telah meningkatkan keamanan dan mengerahkan lebih banyak personel di sekitar gedung, menurut NHK.
Pada Senin, 28 Agustus 2023, Kedutaan Besar China di Jepang sekali lagi merilis pernyataan yang mengecam pembuangan limbah nulir tersebut. Pihaknya menuduh Tokyo menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diprediksi terhadap kesehatan manusia dan kelautan.
Pihaknya menyangkal telah menyebarkan informasi yang salah. Mereka mengklaim bahwa mereka juga telah menerima telepon gangguan, tetapi dari nomor telepon Jepang.
Senada dengan pernyataan Kedutaan Besar Jepang, mereka mendesak Tokyo untuk melindungi keselamatan warga China di Jepang. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China mengatakan, "China selalu melindungi keselamatan dan kepentingan sah warga negara asing di China sesuai dengan hukum," tutupnya
China Larang Seafood dari Jepang Buntut Limbah Nuklir Fukushima
Sebelumnya, China melarang semua seafood atau makanan laut dari Jepang pada Kamis, 24 Agustus 2023. Langkah tersebut diambil sebagai sikap Negeri Tirai Bambu atas keputusan Tokyo untuk mulai membuang limbah radioaktif yang telah diolah dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima.
Dikutip dari CNN, Jumat, 25 Agustus 2023, pembuangan limbah nuklir Fukushima sontak meningkatkan perseteruan yang sudah tegang antara Jepang dan China. Aksi pembuangan limbah nuklir ini bagian dari rencana kontroversial yang dikecam konsumen serta beberapa negara.
Pembuangan limbah nuklir yang dimulai pada Kamis, 24 Agustus 2023 disebut China sebagai tindakan egois dan tidak bertanggung jawab. Departemen bea cukai China kemudian mengumumkan akan berhenti mengimpor semua produk yang berasal dari perairan Jepang.
Larangan tersebut berpotensi membatasi produk laut lainnya, selain makanan laut seperti garam laut dan rumput laut. Upaya China ini bertujuan untuk mencegah risiko kontaminasi radioaktif terhadap keamanan pangan yang disebabkan oleh pembuangan air yang terkontaminasi nuklir Fukushima.
Departemen tersebut juga berupaya untuk melindungi kesehatan konsumen China. Jepang berargumen bahwa pembuangan limbah yang diolah adalah tindakan yang aman dan sangat diperlukan untuk mengosongkan ruang di pembangkit listrik tenaga nuklir.
Pembuangan tersebut dimulai pukul 13.00 waktu setempat pada Kamis, 24 Agustus 2023, menurut perusahaan listrik milik negara Tokyo Electric Power Company (TEPCO). Perusahaan mengatakan pihaknya memperkirakan hanya akan membuang sekitar 200 atau 210 meter kubik air limbah yang telah diolah.
Advertisement