New York City Izinkan Azan Salat Jumat dan Azan Magrib Selama Ramadan Berkumandang

Izin mengumandangkan azan setiap Salat Jumat dan azan Magrib selama Ramadan diumumkan oleh Wali Kota New York City Eric Adams pada Selasa (29/8/2023).

oleh Khairisa Ferida diperbarui 31 Agu 2023, 07:00 WIB
Ilustrasi masjid. (Photo by Snowscat on Unsplash)

Liputan6.com, Washington - Otoritas New York City di Amerika Serikat (AS) meluncurkan inisiatif baru yang memungkinkan masjid-masjid di seluruh kota mengumandangkan azan setiap Salat Jumat dan azan Magrib sepanjang Ramadan.

Langkah tersebut membuat New York City bergabung dengan kota-kota lainnya di AS, termasuk Minneapolis, yang telah menerapkan tindakan serupa.

"Sudah terlalu lama ada perasaan bahwa komunitas kita tidak diizinkan untuk mengumandangkan azan," ungkap Wali Kota New York Eric Adams pada Selasa (29/8/2023), seperti dilansir Middle East Eye, Kamis (31/8).

"Hari ini, kami memangkas birokrasi dan menyatakan dengan jelas bahwa masjid dan rumah ibadah bebas mengumandangkan azan pada Hari Jumat dan selama Ramadan tanpa memerlukan izin."

Melalui pengumuman tersebut, masjid-masjid di New York City diizinkan mengumandangkan azan antara pukul 12.30 hingga 13.30 waktu setempat pada Hari Jumat.

Kabar ini dengan cepat menuai sambutan hangat dari komunitas muslim setempat. Ada yang menyebutnya sebagai salah satu berkah terbesar yang pernah mereka terima sebagai umat Islam di New York City.

"Dapat mendengar azan setiap Jumat saat kami berjalan ke masjid pada salah satu hari paling suci bagi kami ... itu sangat berarti bagi anak-anak kami. Banyak dari kami para orang tua tumbuh besar dengan mendengarkan azan di rumah. Kami merindukannya. Kami menantinya begitu lama," tutur Mohamed Bahe, penghubung senior komunitas muslim di kantor wali kota.

"Jadi, sekarang berkat kantor wali kota dan wali kota sendiri, generasi muda kita, generasi masa depan kita dapat merasakan pengalaman yang sama seperti yang kita alami saat kita tumbuh besar di negara-negara muslim."


Inisiatif yang Dipimpin NYPD

Ilustrasi sholat di masjid. (Dok. Pixabay)

Inisiatif yang memungkinkan azan pada Salat Jumat dan azan Magrib selama Ramadan dikumandangkan ini dipimpin oleh Departemen Kepolisian New York City (NYPD).

"Pedoman hukum baru NYPD mengklarifikasi .... azan diizinkan di New York City ... meski ada pembatasan terkait suara di lingkungan kota," ungkap siaran pers dari kantor wali kota.

Komisaris NYPD Edward Caban mengatakan bahwa kebanggaan pihaknya terhadap gagasan ini adalah penjangkauan komunitas yang kuat, upaya pemberantasan kejahatan, dan misi keselamatan publik yang berkelanjutan.

Sebelumnya, di bawah kepemimpinan mantan Wali Kota Mike Bloomberg, NYPD meluncurkan sebuah program yang secara diam-diam memetakan dan mengawasi komunitas muslim dan mengirim informan ke masjid-masjid untuk menyimak khotbah. Audit internal kemudian mengungkapkan bahwa program mata-mata tersebut gagal memberikan satu pun petunjuk kriminal.

Program pengawasan yang menargetkan komunitas muslim di kota tersebut kini telah ditinggalkan. Namun, di lain sisi, disebut meninggalkan warisan ketidakpercayaan terhadap polisi.


Diumumkan Wali Kota New York City Pasca Kunjungannya ke Israel

Ilustrasi azan subuh (pixel)

Bagaimanapun, waktu pengumuman inisiatif tidak lepas dari sorotan, yaitu pasca kunjungan Wali Kota Adams ke Israel. Dalam lawatannya, dia dilaporkan bertatap muka dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Kunjungan tersebut memicu banjir kecaman, termasuk dari warga AS keturunan Yahudi dan warga AS keturunan Palestina. Ada yang menilai waktu pengumuman yang terjadi sepekan setelah Adams melawat ke Israel adalah bukan suatu kebetulan, melainkan upaya mengalihkan perhatian umat Islam dari perjalanannya tersebut yang berlangsung di tengah meningkatnya kekerasan terhadap warga Palestina.

"Mengizinkan masjid-masjid mengumandangkan azan adalah sebuah langkah penting di New York City dalam merangkul komunitas muslim. Namun, hal ini ternoda oleh fakta bahwa langkahnya diambil segera setelah perjalanan memalukan Wali Kota Adams untuk bertemu dengan para pemimpin Israel yang menginjak-injak kebebasan, hak, dan martabat baik muslim maupun Kristen Palestina," tegas Nerdeen Kiswani, seorang aktivis Palestina dan pendiri Within Our Lifetime Palestine.

"Perjalanan propaganda wali kota dan janjinya untuk mengunjungi permukiman di tahun paling mematikan bagi warga Palestina di Tepi Barat sejak 2005 merupakan tamparan bagi komunitas muslim di seluruh dunia."

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya