Media Asing Soroti Foto Viral yang Diduga Jadi Modus Penipuan Baru terhadap Turis di Bali

Diduga modus penipuan baru terhadap turis di Bali ini melibatkan tiga orang yang seolah-olah tertarik dengan mata uang negara asal wisatawan mancanegara.

oleh Asnida Riani diperbarui 31 Agu 2023, 14:00 WIB
Foto viral diduga Jadi modus penipuan baru terhadap turis di Bali. (dok. Facebook)

Liputan6.com, Jakarta - Praktik diduga modus penipuan baru terhadap turis di Bali jadi sorotan media asing, termasuk Daily Mail dan news.com.au. Media Inggris itu menulis, "Wisatawan diperingatkan kemungkinan adanya jenis penipuan baru yang menargetkan wisatawan di Bali setelah seorang wanita mengaku menggagalkan upaya perampokan di Burger King, Kuta," dikutip dari situs webnya, Kamis (31/8/2023).

Lewat unggahan media sosial, turis Australia di Bali itu menjelaskan bahwa ia dan suaminya sedang berada di sebuah meja di restoran cepat saji itu, minggu ini, ketika tiga orang berjalan di dekat mereka. "Saya melihat mereka mendekati seorang ayah dan anak. Saya pun berjalan melewati mereka untuk mendengarkan percakapan tersebut," kata wanita itu.

Ia mengklaim ketiganya bertanya asal ayah dan anak itu, kemudian mengarahkan pembicaraan ke arah mata uang internasional dan nilai tukar sebelum menanyakan seperti apa uang dari negara asal mereka. Wanita itu merasa ada sesuatu yang janggal dalam interaksi tersebut.

Ia pun mengeluarkan ponselnya, mengambil foto mereka, dan setelah itu, ketiganya "kabur dengan cepat." Di unggahan tersebut, sejumlah warganet mengatakan bahwa mereka mengetahui adanya penipuan di Bali diengan calon penipu berpura-pura tertarik dengan mata uang asing agar wisatawan mancanegara menunjukkan berapa banyak uang yang mereka bawa.

"Ini adalah orang yang mencoba (diduga modus penipuan) pada kami. Orang ketiga itu sopirnya. Biasanya dia ada di dekat sini," kata salah satu pengguna. "Jika mereka melihat Anda memiliki cukup barang rampasan di dompet Anda, mereka akan mengambilnya, lalu melarikan diri."

 


Praktik Diduga Penipuan di Kalangan Turis Bali

lustrasi diduga modus penipuan baru terhadap turis di Bali. (Istimewa)

Dikatakan bahwa uang rampasan tersebut akan diberikan pada orang ketiga yang disebut sebagai sopir. "Jadi, jika tertangkap, mereka tidak memegang barang curian yang bisa jadi bukti," imbuh warganet. Komentator lain setuju, menyebut, "Ini sudah berlangsung cukup lama. Mereka menyambar (barang berharga) dan lari ke mobil yang menunggu."

Menurut Southern Cross Travel Insurance, pencopet tidak selalu mudah dikenali dan sering kali bekerja dalam tim. Beberapa penipuan umum yang acap kali didapati adalah penjambretan tas tangan dengan sepeda motor, yang dapat dihindari dengan memakai tas di bahu yang tidak bersisian langsung dengan jalan raya dan berjalan di trotoar melawan arah lalu lintas.

Taktik lainnya adalah menggunakan "aktor" yang akan mengalihkan perhatian target atau meminta mereka membantu melakukan sesuatu, seperti mengambil foto, sementara anggota komplotan pencuri mengambil barang berharga, biasanya dari dalam tas. Trik ini tidak hanya diterapkan di Bali, namun setiap tempat, bahkan ketika Anda sedang tidak berlibur.


Peringatan pada Wisatawan Australia

Ilustrasi Bandara Ngurah Rai Bali. (dok. Biro KOmunikasi Publik Kemenparekraf)

Sebelumnya, warga Australia yang hendak berlibur ke Bali diperingatkan untuk memastikan bahwa mereka tidak ditipu saat mengajukan visa. Banyak turis asing dilaporkan tertipu agen dan broker visa yang mematok harga terlalu mahal, bahkan memberi visa palsu pada warga Australia untuk perjalanan ke pulau liburan tersebut.

Beberapa layanan visa bahkan meniru situs web pemerintah Indonesia untuk menipu wisatawan yang tidak menaruh curiga. Sejumlah turis mengatakan secara online bahwa mereka dikenai biaya lebih tinggi karena tanpa disadari, mereka menggunakan agen swasta yang membebankan komisi untuk membeli e-visa melalui situs resmi.

Yang lain mengaku bahwa mereka membeli visa yang tidak berlaku saat kedatangan, sehingga memaksa mereka membeli visa resmi di bandara, yang berarti mereka membayar dua kali. Wisatawan Australia lain juga jadi korban penipuan saat sedang liburan keluarga di Bali.

Influencer asal Melbourne, Anna De Rieu, dan suaminya ditipu sebesar 150 ribu dolar Australia dalam bentuk pembayaran dukungan pemerintah atas nama mereka setelah para penipu meretas akun MyGov-nya.

 


Pajak Wisata untuk Turis Asing

Bali pada bulan Agustus 2023 mendatang dijadwalkan jadi tuan rumah ANOC World Beach Games dengan sejumlah atlet Israel ikut serta. Namun Gubernur Bali I Wayan Koster telah memastikan tetap menolak Israel untuk bertanding di Bali dengan beberapa pertimbangan.(Ist)

De Rieu mengatakan, ia tidak tahu berapa banyak uang yang telah diambil sampai ia masuk ke akunnya, karena ia dan suaminya telah diblokir untuk mengaksesnya. Mereka kemudian diberitahu Centrelink bahwa rincian dan alamat rumah mereka telah diubah beberapa kali dan uang diambil atas nama mereka.

De Rieu mengatakan dibutuhkan waktu sekitar enam bulan untuk menyelesaikan masalah ini dan ia sekarang khawatir akan jadi korban peretasan lagi di masa depan. Di sisi lain, turis asing yang berlibur ke Bali bakal diwajibkan membayar pajak wisata sebesar Rp150 ribu mulai Februari 2024.

Kepala Dinas Pariwisata Bali Tjok Bagus Pemayun menyebut bahwa aturan legal untuk penarikan retribusi itu masih setengah jalan. "Perdanya sudah selesai, tinggal menyusun pergub, karena perda ini dibuat berdasarkan amanat dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2023, khususnya pasal 8 ayat 3 dan 4," kata Tjok Bagus dalam The Weekly Briefing with Sandi Uno di Jakarta, 21 Agustus 2023.

Infografis Ragam Ulah Turis Asing Sewa Sepeda Motor di Bali. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya