Liputan6.com, Jakarta Penyandang disabilitas masih menghadapi hambatan minimnya ruang pengembangan diri dan terbatasnya akses mendapatkan informasi.
Padahal, konstitusi negara telah mengatur hak setiap orang untuk memperoleh informasi demi pengembangan diri dan lingkungan sosialnya.
Advertisement
Untuk itu, Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan upaya terkait hal tersebut. Melalui Duta Bahasa DKI Jakarta, sosialisasi dan uji coba Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) kepada anak tunarungu (ATR) dilakukan. Langkah ini telah digelar di beberapa Sekolah Luar Biasa (SLB) di DKI Jakarta, seperti SLB Negeri 11 dan SLB Negeri 01 Jakarta.
UKBI adalah sebuah sarana uji untuk mengukur kemahiran seseorang dalam berbahasa Indonesia. Terdapat beberapa seksi dalam UKBI, yakni:
- Seksi I (Mendengarkan).
- Seksi II (Merespons Kaidah).
- Seksi III (Membaca) dalam bentuk soal pilihan ganda.
- Seksi IV (Menulis) dalam bentuk presentasi tulis.
- Seksi V (Berbicara) dalam bentuk presentasi lisan.
Dalam misi memasyarakatkan salah satu program dari Badan Bahasa ini, Duta Bahasa DKI Jakarta berinovasi untuk menyesuaikan kebutuhan penyandang disabilitas khususnya disabilitas rungu dalam seksi mendengarkan, menjadi menyimak video bahasa isyarat.
“Duta Bahasa DKI Jakarta menyadari hak penyandang disabilitas untuk mengetahui dan mengikuti setiap program yang ada, salah satunya keikutsertaan mereka dalam tes UKBI. Modifikasi seksi mendengarkan menjadi seksi menyimak bahasa isyarat adalah langkah yang kami ambil untuk mengakomodasi kebutuhan teman Tuli” ungkap Duta Bahasa DKI Jakarta, Dina Azza Nuraqila dalam keterangan pers yang diterima Disabiltas Liputan6.com, Kamis (31/8/2023).
Program Kebahasaan Tak Pernah Jadi Isu Prioritas
Pihak SLB Negeri 11 mengaku menyambut baik program ini. Selama ini, program kebahasaan memang tidak pernah menjadi isu prioritas bagi sekolah negeri.
"Kami merasa sangat senang bisa dilibatkan dalam program kebahasaan dari Duta Bahasa DKI Jakarta ini. Selama ini belum ada program khusus yang sekolah kami buatkan untuk mengetahui kemampuan berbahasa anak didik kami,” terang guru SLB Negeri 11 Jakarta, Herlina Kristianti, M.Pd.
“Harapan kami semoga kegiatan ini bisa menjadi langkah awal sekolah untuk mengevaluasi kemampuan berbahasa siswa kami," tambahnya.
Advertisement
Belajar Soal Kondisi Nyata Kebahasaan Anak Tuli
Dukungan terhadap kegiatan UKBI untuk Difabel juga disampaikan oleh Pihak SLB Negeri 01 Jakarta.
“Dengan adanya uji coba UKBI untuk Difabel dilaksanakan secara langsung di SLB seperti ini, pihak pelaksana dapat melihat dan belajar secara langsung kondisi nyata kebahasaan anak tunarungu,” ucap Kepala Sekolah SLB Negeri 01 Jakarta, Dedeh Kurniasih, M.Pd.
“Kami meyakini kegiatan ini dapat memberikan masukan yang bermakna untuk peningkatan kualitas kebahasaan anak tunarungu,” tambahnya.
Kegiatan ini diyakini mampu meningkatkan semangat peserta dalam belajar bahasa Indonesia lebih giat, lanjut Dedeh. Meningkatnya kemampuan bahasa Indonesia bagi teman Tuli tentu sangat bermanfaat bagi mereka dalam kehidupan sehari-hari untuk dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan keseharian.
Mengingat, partisipasi penyandang disabilitas di lapangan pekerjaan semakin meningkat setiap tahunnya, aksesibilitas informasi bagi mereka juga harus ditingkatkan.
Wujud Amanat UUD Pasal 28F
Survei Badan Pusat Statistik mengungkap, sebanyak 22,5 juta penduduk Indonesia merupakan penyandang disabilitas, dengan 29 persen di antaranya adalah disabilitas rungu atau kelompok Tuli.
Sebagai bentuk perwujudan amanat Undang Undang Dasar Pasal 28F terkait hak setiap orang untuk memperoleh informasi serta Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, Duta Bahasa DKI Jakarta menggandeng teman Tuli dalam sosialisasi dan uji coba UKBI.
Urgensi UKBI sebagai standar uji kemahiran bagi para penutur bahasa Indonesia memiliki peran penting. Yakni untuk ikut memenuhi hak-hak penyandang disabilitas dalam menerima layanan, manfaat, serta jaminan kualitas yang baik dalam berbagai sektor, utamanya dalam bidang pendidikan.
Advertisement