WHO: 1 Miliar Orang di Dunia Memiliki Gangguan Penglihatan yang Bisa Dicegah

Gangguan penglihatan dan kebutaan berdampak pada kehidupan manusia di mana pun.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 31 Agu 2023, 18:00 WIB
Ilustrasi Kebutaan pada Mata Credit: freepik.com

Liputan6.com, Jakarta Masalah kesehatan mata sangat umum terjadi. Mereka yang berumur cukup panjang akan mengalami setidaknya satu penyakit mata selama hidupnya.

Menurut WHO, setidaknya 1 miliar orang di dunia mengalami gangguan penglihatan jarak dekat dan jarak jauh yang sebenarnya bisa dicegah atau belum diatasi. Jika tidak ada deteksi yang tepat waktu, berkurangnya atau tidak adanya penglihatan dapat menimbulkan dampak pribadi dan ekonomi dalam jangka panjang.

Gangguan penglihatan dapat terjadi pada semua usia, dan sebagian besar berusia di atas 50 tahun. Anak-anak dengan gangguan penglihatan berat yang terjadi sejak dini dapat mengalami tingkat pencapaian pendidikan yang lebih rendah, dan pada orang dewasa, hal ini sering kali memengaruhi kualitas hidup melalui produktivitas yang lebih rendah, penurunan partisipasi dalam dunia kerja dan tingkat depresi yang tinggi.

Gangguan penglihatan dan kebutaan berdampak pada kehidupan manusia di mana pun. Di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, beban gangguan penglihatan bisa menjadi lebih besar karena lebih sedikitnya kesempatan untuk mengakses layanan perawatan mata yang paling penting.

Katarak dan kelainan refraksi yang tidak terkoreksi diperkirakan menjadi penyebab utama gangguan penglihatan. Namun penyebab lain dari gangguan penglihatan tidak dapat diabaikan.

Degenerasi makula terkait usia, glaukoma, kondisi sistemik yang sudah berlangsung lama seperti diabetes yang menyebabkan retinopati diabetik, penyakit menular pada mata, dan trauma pada mata merupakan penyebab penting gangguan penglihatan yang perlu ditangani.

 


Pencegahan

Untuk mengecah gangguan penglihatan seperti , tentu strategi pencegahan utama adalah praktik perubahan gaya hidup preventif sejak anak-anak.

Pencegahan dan penanganan penyakit sistemik, seperti diabetes dan hipertensi, juga efektif dalam mengurangi risiko penyakit mata.

Selain itu, intervensi untuk mencegah defisiensi vitamin A, campak, dan rubella, melalui suplementasi vitamin A dan imunisasi, sangat efektif dalam mengurangi risiko kekeruhan kornea yang dapat terjadi akibat kondisi tersebut.

Contoh lainnya adalah pencegahan cedera mata di tempat kerja melalui penggunaan peralatan pelindung mata (misalnya topeng, kacamata pelindung, kaca mata, dll.) selama aktivitas dan industri berisiko tinggi (misalnya olahraga tertentu, aktivitas pertanian, pekerja konstruksi, tukang las, dll.).

Michelle Falcone, MD, asisten profesor oftalmologi klinis dan direktur klinis Pediatric Eye Care Community Outreach Program di Bascom Palmer Eye Institute membagikan tips mencegah gangguan penglihatan yang memburuk, seperti dikutip dari Miami Herald.

"Kehilangan penglihatan akibat ambliopia bersifat reversibel jika terdeteksi dan diobati sejak dini. Oleh karena itu, pemeriksaan penglihatan sejak dini sangatlah penting," katanya.

 


Deteksi Dini

American Academy of Ophthalmology dan American Association for Pediatric Ophthalmology and Strabismus merekomendasikan skrining untuk deteksi dini dan pengobatan masalah mata dan penglihatan pada anak-anak, termasuk skrining penglihatan setiap tahun selama sekolah. Pemeriksaan ini harus dilakukan oleh penyedia layanan kesehatan dasar anak dan juga dapat dilakukan di beberapa sekolah atau program masyarakat.

Banyak anak penderita ambliopia tidak menunjukkan gejala yang jelas; tidak melakukan pemeriksaan penglihatan bisa berarti masalah yang dapat dicegah terabaikan. Pemeriksaan penglihatan merupakan cara yang mudah dan efektif untuk mendeteksi gangguan penglihatan pada anak sejak usia dini.

Jika anak Anda didiagnosis menderita ambliopia, pengobatannya dapat dilakukan dengan berbagai metode. Beberapa perawatan termasuk kacamata, atau menggunakan obat tetes mata. Dokter anak Anda akan menentukan tindakan terbaik untuk pengobatan.

Amblyopia, biasa disebut “mata malas”, adalah penurunan penglihatan yang terjadi karena pemrosesan gambar visual yang tidak normal. Penyakit ini merupakan penyebab utama gangguan penglihatan pada anak-anak dan dapat terjadi pada salah satu atau kedua mata.

Hal ini dapat disebabkan oleh kesalahan refraksi yang signifikan atau asimetris, strabismus (ketidaksejajaran mata) atau penyumbatan sumbu penglihatan akibat kondisi seperti ptosis, kekeruhan kornea, atau katarak.

 


Intervensi Paling Umum

Menurut WHO, penggunaan kacamata adalah intervensi paling umum yang digunakan di seluruh dunia. Kacamata dan operasi katarak merupakan intervensi yang sangat hemat biaya dan dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang secara signifikan.

Gangguan penglihatan yang tidak dapat diperbaiki atau dibalik memerlukan tindakan rehabilitasi, yang tersedia beberapa tindakan. Bagi mereka yang mengalami kebutaan, membaca braille, konseling dan pelatihan keterampilan di rumah, teknologi bantu digital dapat menjamin mobilitas yang bebas, mandiri dan aman.

Infografis 5 Cara Jaga Kesehatan Mata Era Daring Selama Pandemi Covid-19 (Liputan6.com/Niman)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya