Liputan6.com, Semarang Dalam rangka menurunkan angka stunting di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika mendorong pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk melakukan aksi pencegahan stunting. Salah satu cara yang dilakukan Kemenkominfo adalah dengan menggelar Genbestival di SMA Kesatrian 2 Kota Semarang yang merupakan bagian dari kampanye Genbest (Generasi Bersih dan Sehat).
Pelaksana Tugas Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Nursodik Gunarjo menjelaskan, beberapa aksi bisa dilakukan pelajar SMA, seperti mengonsumsi makanan bergizi, menjalani diet sehat, rajin berolahraga, menjaga kebersihan diri, serta mengonsumsi rutin Tablet Tambah Darah (TTD).
Advertisement
“Anak yang terlahir stunting tidak hanya akan memiliki tubuh pendek, namun berisiko memiliki tingkat kecerdasan rendah, yang dapat menurunkan tingkat produktivitas sehingga tidak kompetitif. Selain itu, anak stunting di usia tua juga rentan memiliki penyakit komorbid seperti darah tinggi ataupun diabetes,” ujarnya saat menjadi narasumber dalam kegiatan Genbestival di SMA Kesatrian 2 Kota Semarang (30/8/2023).
Sebagai informasi, turut hadir dalam kegiatan tersebut adalah Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Semarang, Soenarto, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Mochamad Abdul Hakam, Perwakilan Yayasan Pendidikan Kesatrian 67 Semarang, Toto, serta beberapa perwakilan sekolah di Kota Semarang.
Perhatikan Asupan Gizi
Dokter Spesialis Anak, Kurniawan Satria Denta mengungkapkan bahwa remaja untuk mulai memperhatikan asupan gizi seimbang melalui Isi Piringku, yaitu porsi makan yang dikonsumsi dalam satu piring yang terdiri dari 50% buah dan sayur, dan 50% sisanya terdiri dari karbohidrat dan protein.
“Kabohidrat kalau semakin banyak kita makan, maka semakin banyak lemak, karena karbohidrat itu sebagai sumber energi, untuk masa otot berasal dari protein, sehingga jangan berlebihan mengonsumsi karbohidrat,” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu membeberkan bahwa untuk menurunkan angka stunting, Pemerintah Kota Sematang tidak hanya melakukan penanganan terhadap anak, namun juga remaja putri.
“Pemerintah Kota Semarang memiliki beberapa program untuk remaja putri antara lain gerakan aksi bergizi dengan makan dua butir telur dalam sehari dan edukasi pencegahan pernikahan dini,” bebernya.
"Pemerintah Kota Semarang juga mendorong kalangan milenial untuk ikut berperan menangani persoalan stunting melalui program Melon Musk, yang merupakan kependekan dari Milenial Gotong Royong Atasi Stunting di Kota Semarang," tambah Hevearita.
(*)
Advertisement