Filosofi Erick Thohir Atasi Masalah Persepakbolaan Nasional, Pilih Solusi Ketimbang Berdebat

Filosofi Ketum PSSI Erick Thohir ditunjukkan saat menangani masalah pemanggilan pemain ke timnas dan persiapan JIS sebagai lokasi penyelenggaraan Piala Dunia U-17.

oleh Achmad Yani Yustiawan diperbarui 31 Agu 2023, 12:00 WIB
Ketua PSSI, Erick Thohir saat memimpin konferensi pers terkait penunjukan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17 2023, Sabtu (24/6/2023). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum PSSI Erick Thohir menjelaskan pemikiran dan sikapnya dalam menangani masalah di persepakbolaan nasional. Erick menegaskan dirinya lebih memilih mencari solusi ketimbang debat yang bisa menimbulkan polemik.

Erick Thohir menyatakan mempunyai filosofi tersendiri dalam mengurai benang kusut persepakbolaan nasional. Dia selalu menghindari polemik dan lebih suka mencari jalan keluar dari persoalan.

Ini ditunjukkan Erick Thohir dalam menangani masalah pemanggilan pemain ke timnas dan persiapan JIS sebagai lokasi penyelenggaraan Piala Dunia U-17.

"Daripada kita berpolemik, kita mending cari solusi," ujar Erick kepada wartawan di sela laga uji coba timnas U-17 Indonesia kontra Korsel, Rabu malam (30/08/2023).

Kepiawaian Erick diperlihatkan saat muncul pro kontra soal tentang Jakarta International Stadium (JIS) yang jadi lokasi Piala Dunia U-17. Secara tegas Erick enggan berpolemik dengan kalangan yang menarik persoalan ini ke ranah politik.


Erick Thohir Pilih Cari Solusi Ketimbang Debat di Medsos

Ketum PSSI Erick Thohir saat menyampaikan Fire Briefing atau pengarahan di Stadion Gelora Bung Tomo, Gresik, Jawa Timur, Selasa kemarin, 13 Juni 2023.

Erick menilai sejatinya masalah JIS adalah persoalan sederhana yakni melakukan perbaikan layaknya yang dilakukan stadion lain dalam mempersiapkan turnamen besar. Menurut Erick, bukan berdebat di media sosial tapi bekerja demi mencari solusi agar JIS bisa jadi lokasi pelaksanaan Piala Dunia U-17.

"Bukan waktunya kita berpolemik. Yang penting kita sebagai tuan rumah harus mempersiapkan ini dengan baik. Saat ini sesuai rekomendasi FIFA pergantian rumput dan pembukaan akses ke stadion JIS sedang dilakukan. Dan saya memohon maaf kalau dipikir sebelumnya saya mengada-ngada, saya tidak mengada-ngada. Saya justru ingin supaya kita menjadi tuan rumah yang baik," kata Erick.


Atasi Persoalan Pemanggilan Pemain, Erick Akan Putar Elite Pro Academy

Ketiga gol Timnas Indonesia U-23 dicetak Jeam Kelly Sroyer, Muhammad Ferarri, dan gol bunuh diri Natcha Prosomboon. Adapun Thailand U-23 hanya mampu membalas sekali lewat Chukid Wanpraphao. (Dok. PSSI)

Pemikiran Erick yang selalu mengedepankan solusi terkait pemanggilan pemain ke timnas yang kerap ada tarik ulur dengan klub, terutama dalam turnamen di luar agenda FIFA.

Ketimbang berdebat, Erick menawarkan solusinya dengan memutar elite pro academy yang akan menjadi wadah kompetisi pemain muda. Dari kompetisi itulah nanti timnas akan mendapat tambahan suplai pemain.

Sebab, kata Erick, pangkal kendalanya bukan sekadar izin klub melainkan stok pemain. Oleh karena PSSI ingin memiliki lapisan timnas yang lengkap sejak tim U-12 hingga tim senior, maka Erick ingin kompetisi usia muda layaknya elite pro academy segera berjalan.

"Kita tentu tetap butuh disupport dari klub dan liga untuk menebalkan jumlah pemain timnas kita. Tapi juga September ini kita akan mulai elite pro academy. Itu positif untuk semakin menebalkan stok pemain," ujar Erick.


Erick Thohir Nilai Membangun Timnas Tidak Bisa Sepotong-potong

Pemain Timnas Indonesia U-23, Egy Maulana Vikri menendang bola saat laga lanjutan Grup A SEA Games 2021 antara Timnas Filipina melawan Timnas Indonesia di Stadion Viet Tri, Phu Tho, Vietnam, Jumat (13/05/2022). (Bola.com/Ikhwan Yanuar)

Erick mengatakan dengan sistem timnas yang berjenjang maka sudah pasti kompetisi usia muda menjadi kunci. Elite pro academy, kata Erick, juga bisa menjadi sarana regenerasi bagi klub.

Dengan adanya elite pro academy diharapkan tidak ada jenjang timnas yang kosong. Hal ini terutama jika seluruh jenjang timnas serentak menggelar kegiatan. Sebagai contoh pada September ini tiga jenjang timnas, yakni U-17, U-23, dan senior sama sama melakukan uji coba.

"Kenapa membangun tim nasional itu tidak bisa sepotong-sepotong Kita harus ada kelompok umur, terus meningkat dan ini program jangka panjang. Karena terbukti, contoh ketika kita mengadakan pertandingan FIFA Match Day September ini, ada tentu buat senior team, ada juga buat U-23 AFC, skuat pemainnya jadi tipis. Nah artinya apa? Itulah tugas kami di PSSI untuk menebalkan stok pemain baik lewat liga, elite pro academy, atau TC khusus," ujar Erick.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya