Liputan6.com, Blora - Seorang petani di Kabupaten Blora bagian selatan meninggal dunia usai tersengat listrik jebakan tikus. Peristiwa ini bukan yang pertama, dalam sebulan terakhir, sudah dua orang meninggal dunia akibat tersengat listrik jebakan tikus.
Peristiwa teranyar menimpa seorang petani bernama Sutikno (58), warga Dukuh Tanduran, Desa Kemantren, Kecamatan Kedungtuban, Rabu (30/8/2023). Nyawanya tak tertolong usai tersengat jebakan tikus di area persawahan miliknya sendiri.
Advertisement
"Kejadian meninggal di (area sawah) Dukuh Betekan, Desa Ngraho, Kecamatan Kedungtuban," kata seorang warga Kedungtuban, Agung Sumarsono, Kamis (31/8/2023).
Menurutnya peristiwa nahas tersebut kejadiannya pada malam hari, dan baru diketahui banyak orang pada pagi hari.
Agung menjelaskan kronologi kejadian yang dialami oleh korban, sebelum ditemukan meninggal dunia dalam kondisi terbujur kaku di area persawahan.
Dari foto yang beredar, terlihat juga ada satu unit kendaraan sepeda motor milik korban di area persawahan. Diduga yang bersangkutan terpleset naik sepeda motor, kemudian tersengat jebakan tikus miliknya sendiri.
"Semalem arep mengairi sawah naik motor terpleset jatuh di sawah yang ada setrume," ungkapnya.
Peristiwa sebelumnya juga menimpa seorang petani bernama Kasto, warga Desa Kemantren, Kecamatan Kedungtuban, pada 10 Agustus 2023. Petani tersebut tewas kesetrum jebakan tikus saat hendak memasang saluran air di areal persawahan di Desa Sidorejo, Kecamatan Kedungtuban.
"Iya. Warga Desa Kemantren kena setrum di sawah warga Sidorejo," ujar Kepala Desa (Kades) Kemantren, Agus Prayitno kepada wartawan.
Menurutnya kondisi korban meninggal dunia kesetrum jebakan tikus, diketahui warga sekitar pukul 07.00 WIB. Saat itu warga yang mengetahui kemudian membantu mengevakuasi korban.
Kasto awalnya ke sawah hendak mengaliri sawahnya yang berdampingan dengan sawah milik warga lain, yang kondisinya ada kawat setrum bertegangan listrik.
"Waktu memasang plastik air tidak sengaja memegang kawat setrum listrik yang masih menyala tidak dimatikan,” terangnya.
Warga menduga, korban tersengat aliran listrik yang digunakan untuk jebakan tikus.
"Pak Kasto di sawah berangkat sendirian tidak bersama teman. Aku tadi sempet lihat di lokasi, tadi ramai banget. Tapi posisinya sudah diangkat mau dibawa ke rumah duka," terang warga setempat bernama, Sukir.
Sukir menjelaskan kondisi para petani yang mayoritas masih menggunakan listrik untuk membasmi hama tikus. Sekalipun hal itu sudah terdapat himbauan untuk tidak menggunakan listrik yang sangat membahayakan keselamatan.
"Banyak yang pasang listrik. Padahal imbauam spanduk sudah dipasang. Tapi ya mau gimana lagi. Sini tikus tidak ada habisnya menyerang padi, kadang-kadang semalam pakai setrum bisa mendapat 100 tikus," jelasnya.
Kata Polisi
Mendengar adanya peristiwa kejadian nahas sebanyak dua kali selama Agustus 2023 ini, Kapolres Blora AKBP Agus Puryadi yang baru menjabat ini juga mengaku, prihatin atas kondisi tersebut.
"Iya Pak benar, saya juga ikut prihatin. Kami akan turun lihat fakta-faktanya," ujar Agus, panggilannya pada Liputan6.com.
Kapolres Blora ini kemudian mengintruksikan jajarannya untuk menyelidiki peristiwa yang terjadi dan kembali terulang. Serta, tentunya akan melakukan tindakan hukum.
Lebih lanjut, mantan Kapolres Temanggung ini yang kebetulan sedang ada kegiatan di Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora, diakui akan mengecek ke lokasi yang masih darurat jebakan tikus bertegangan listrik.
"Hari ini saya mau cek lokasi, saya pas lagi di Randublatung," tandas Agus.
Advertisement