Perundingan Jual Beli Senjata Korea Utara dan Rusia Alami Kemajuan, AS Khawatir

Berdasarkan potensi kesepakatan ini, Rusia akan menerima sejumlah besar dan berbagai jenis amunisi dari Korea Utara, yang rencananya akan digunakan dalam perang Ukraina.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 01 Sep 2023, 16:03 WIB
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (kanan) dengan delegasi Rusia yang dipimpin oleh Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengunjungi pameran senjata di Pyongyang, Korea Utara, 26 Juli 2023. Kunjungan ini dalam rangka memperingati 70 tahun gencatan senjata yang menghentikan pertempuran dalam Perang Korea 1950-53. (Korean Central News Agency/Korea News Service via AP)

Liputan6.com, Washington - Korea Utara dan Rusia aktif memajukan perundingan mengenai potensi kesepakatan jual beli senjata. Hal itu diungkapkan intelijen Amerika Serikat (AS) pada Rabu (30/8/2023).

Perkembangan terakhir yang mencuat ke publik adalah Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu melawat ke Korea Utara bulan lalu. Delegasi kedua Rusia juga telah menyambangi Korea Utara untuk mendiskusikan lebih lanjut mengenai kesepakatan potensial tersebut.

Selain dua delegasi tersebut, Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un sebelumnya telah bertukar surat, yang isinya mencakup komitmen untuk meningkatkan kerja sama bilateral mereka.

"Kami tetap khawatir bahwa Korea Utara terus mempertimbangkan untuk memberikan dukungan militer kepada pasukan Rusia di Ukraina dan kami memiliki informasi baru bahwa negosiasi jual beli senjata antara keduanya mengalami kemajuan," ungkap koordinator komunikasi strategis Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby, seperti dilansir CNN, Jumat (1/9/2023). "Setelah negosiasi, diskusi tingkat tinggi mungkin akan menyusul dalam beberapa bulan mendatang."

Pengungkapan intelijen baru ini kepada publik disebut adalah contoh terbaru dari tindakan pemerintahan Joe Biden yang berencana untuk mempublikasikan setiap upaya Rusia menghindari sanksi Barat dan memberitahu Korea Utara bahwa AS memantau dengan cermat.

"Berdasarkan potensi kesepakatan ini, Rusia akan menerima sejumlah besar dan berbagai jenis amunisi dari Korea Utara, yang rencananya akan digunakan oleh militer Rusia di Ukraina. Kesepakatan potensial ini juga dapat mencakup penyediaan bahan mentah yang akan membantu basis industri pertahanan Rusia," kata Kirby, seraya berjanji bahwa AS akan mengambil tindakan langsung untuk memberikan sanksi kepada entitas manapun yang terlibat.

AS mendesak Korea Utara untuk menghentikan perundingan.


Sinyal Keputusasaan Rusia?

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Vladivostok, Kamis 25 April 2019 (Alexander Zemlianichenko / AP PHOTO)

Kirby menggarisbawahi upaya Rusia untuk mendapatkan senjata dari negara-negara seperti Iran dan Korea Utara merupakan sinyal jelas akan kesulitan mereka.

"Tidak ada cara lain untuk melihat hal ini selain keputusasaan dan kelemahan," kata Kirby.

Pada akhir tahun lalu, Korea Utara dilaporkan mengirimkan roket dan rudal infanteri ke kelompok tentara bayaran Rusia, Wagner, untuk pasukan mereka di Ukraina dan para pejabat Barat mengatakan bahwa Iran juga telah memasok senjata kepada Rusia untuk digunakan di Ukraina.

Iran dan Korea Utara sama-sama membantah klaim tersebut.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya