Harga Logam Lesu, Laba PT Timah Anjlok 98,50 Persen pada Semester I 2023

Harga logam yang menurun di tengah permintaan global yang melemah dan peningkatan persediaan logam timah di Gudang LME. Hal ini berdampak terhadap harga logam timah.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 01 Sep 2023, 11:17 WIB
PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan kinerja paruh pertama tahun ini yang berakhir pada 30 Juni 2023. (Foto: Freepik/ pch.vector)

Liputan6.com, Jakarta - PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan kinerja paruh pertama tahun ini yang berakhir pada 30 Juni 2023. Pada periode tersebut, PT Timah Tbk membukukan pendapatan sebesar Rp 4,57 triliun atau turun 38,90 persen dibandingkan pendapatan paruh pertama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 7,48 triliun.

"Penurunan sebagian harga logam pada akhir semester 1 2023 di tengah permintaan global yang lemah dan peningkatan persediaan logam timah di gudang LME mengakibatkan harga logam timah bergerak fluktuatif cenderung menurun," ujar Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Timah Tbk, Fina Eliani dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (1/9/2023).

Seiring dengan turunnya pendapatan, beban pokok pendapatan ikut susut menjadi Rp 4,16 triliun dari Rp 5,5 triliun pada semester I 2022. Sehingga perseroan membukukan laba bruto Rp 407,15 miliar, turun 79,41 persen dibandingkan Rp 1,98 triliun pada semester I tahun lalu.

Melansir laporan keuangan perseroan, PT Timah Tbk membukukan beban umum dan administrasi Rp 440,59 miliar, beban penjualan Rp 53,07 miliar, dan beban keuangan Rp 96,88 miliar.

Bersamaan dengan itu, pendapatan keuangan tercatat sebesar Rp 9,05 miliar, pendapatan lain-lain Rp 210,8 miliar, dan bagian atas laba bersih entitas asosiasi Rp 6,06 miliar. Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 16,27 miliar. Laba itu turun 98,50 persen dibandingkan raihan semester I tahun lalu yang mencapai Rp 1,08 triliun.

"Kondisi harga jual rerata logam timah dan cuaca yang belum mendukung sampai dengan semester 1-2023 masih menjadi penyebab penurunan produksi timah yang menggerus laba bersih Perseroan," imbuh Fina.

 

 


Produksi PT Timah Tbk

Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Pada kuartal II 2023, TINS mencatat produksi bijih timah sebesar 7.755 ton atau tercapai 78 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 9.901 ton.

Adapun produksi logam timah sebesar 8.100 metrik ton atau tercapai 92 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 8.805 metrik ton, serta penjualan logam timah sebesar 8.307 metrik ton atau tercapai 84 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 9.942 metrik ton.

Harga jual rerata logam timah sebesar USD 26.828 per metrik ton atau lebih rendah 35 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD 41.110 per metrik ton.

Sampai dengan kuartal II 2023, TINS mencatatkan ekspor timah sebesar 92 persen dengan 6 besar negara tujuan ekspor meliputi Jepang 17 persen, Korea Selatan 14 persen, Belanda 11 persen, Amerika Serikat 9 persen, Taiwan 9 persen, dan India 8 persen.

Aset perseroan sampai dengan 30 Juni 2023 tercatat sebesar RP 12,8 triliun, turun dari posisi akhir tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 13,07 triliun. Liabilitas naik menjadi Rp 6,12 triliun dari sebelumnya Rp 6,03 triliun. Bersamaan dengan itu, ekuitas sampai dengan 30 Juni 2023 susut menjadi Rp 6,68 triliun dari Rp 7,04 triliun pada akhir tahun lalu.

 


PT Timah Tbk dan Bukit Asam Jajaki Pengembangan PLTS

(Foto: PT Timah)

Sebelumnya, dua anggota Grup MIND ID, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Timah Tbk (TINS), menjajaki potensi kerja sama pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di lokasi operasional PT Timah.

Sinergi ini merupakan wujud komitmen kedua perusahaan untuk berkontribusi pada konservasi energi, pengurangan emisi, dan pembangunan berkelanjutan. Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) Sinergi Pengembangan Energi Terbarukan oleh Direktur Pengembangan Usaha PT Timah Tbk, Alwin Albar dan Direktur Pengembangan Usaha PTBA Rafli Yandra pada 26 Januari 2023.

Direktur Pengembangan Usaha MIND ID Dilo Seno Widagdo turut menyaksikan penandatanganan. Bukit Asam melalui anak perusahaannya, PT Bukit Energi Investama (BEI) akan membangun PLTS untuk mendukung kegiatan operasional PT Timah. Listrik dari PLTS akan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional produksi, penerangan, dan perkantoran yang diharapkan akan berkontribusi pada penurunan emisi dan biaya energi yang lebih efisien.

Direktur Pengembangan Usaha PT Timah Tbk Alwin Albar mengatakan, PT Timah bersama Grup MIND ID terus mendukung upaya Pemerintah menuju Net Zero Emission salah satunya dengan penggunaan energi terbarukan untuk meminimalisasi dampak lingkungan dari aktivitas bisnis perusahaan.

"Sejalan dengan visi PT Timah Tbk menjadi perusahaan tambang kelas dunia yang ramah lingkungan. PT Timah harus tumbuh dengan inovasi. Salah satunya adalah penggunaan energi terbarukan. Selain efisien, juga ramah lingkungan,” kata dia dalam keterangan resmi, Selasa (28/2/2023).

 

 


Kembangkan Proyek Percontohan PLTS Terapung

sumber : timah.com

Sebelumnya, PT Timah Tbk juga telah mengembangkan pilot project PLTS terapung di Kampong Reklamasi Selinsing untuk mendukung pasokan listrik di kawasan tersebut. Direktur Pengembangan Usaha PTBA Rafli Yandra mengatakan, Bukit Asam semakin gencar berekspansi ke sektor energi baru terbarukan sebagai bagian dari transformasi menuju perusahaan energi dan kimia kelas dunia terintegrasi dan berkelanjutan.

"Kerja sama dengan PT Timah sejalan dengan visi PTBA ke depan. Kami meyakini bahwa praktik bisnis berkelanjutan tidak hanya berdampak positif pada kelestarian alam, tetapi juga dapat memberikan manfaat ekonomi serta membangun keunggulan kompetitif PTBA. Dengan bisnis perusahaan yang berkelanjutan, PTBA akan terus hadir mendukung ketahanan energi nasional,” kata Rafli.

Sejalan dengan tujuan mulia (Noble Purpose) MIND ID, sinergi PTBA dan PT Timah bertujuan untuk menciptakan kehidupan yang berkelanjutan di masa depan. Langkah ini merupakan wujud komitmen untuk mendukung pengurangan emisi karbon global, sejalan dengan target Pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission pada 2060.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya