Liputan6.com, Moskow - Mendiang pemimpin Wagner Yevgeny Prigozhin pernah menyinggung isu keselamatannya melalui sebuah video yang diduga direkam beberapa saat sebelum dia tewas dalam kecelakaan pesawat.
"Bagi mereka yang mendiskusikan apa saya masih hidup atau tidak, bagaimana kabar saya - saat ini adalah akhir pekan, paruh kedua Agustus 2023, saya di Afrika," ujar Prigozhin dalam video pendek berdurasi kurang dari 30 detik tersebut.
Advertisement
"Jadi, bagi orang-orang yang suka mendiskusikan soal pembunuhan saya atau kehidupan pribadi saya, berapa penghasilan saya atau apapun - semuanya baik-baik saja."
Dilansir BBC, Jumat (1/9/2023), video itu disiarkan oleh saluran Telegram yang terhubung dengan Wagner, Gray Zone, pada Kamis (31/8). Gray Zone mengklaim bahwa pesawat pribadi yang ditumpangi Prigozhin ditembak jatuh oleh militer Rusia. Namun, dia tidak menyertakan bukti yang mendukung tuduhannya itu.
Referensi yang disebut "akhir pekan" pada "paruh kedua Agustus" dalam video tersebut menunjukkan bahwa video itu mungkin direkam pada 19 atau 20 Agustus.
Direkam di dalam kendaraan yang bergerak, video tersebut memperlihatkan Prigozhin mengenakan pakaian kamuflase dan topi serupa dengan yang dia kenakan dalam video yang diterbitkan oleh Gray Zone pada 21 Agustus.
Lokasi atau tanggal pembuatan kedua video tersebut belum dapat diverifikasi.
Mantan Sekutu Dekat Putin
Prigozhin sendiri telah dimakamkan di St Petersburg. Hal tersebut diumumkan layanan pers kelompok Wagner pada Selasa (29/8). Dia dan sembilan orang lainnya tewas dalam kecelakaan pesawat di dekat Moskow pada 23 Agustus, yang memicu berbagai spekulasi.
Gedung Putih menyatakan bahwa pihak berwenang Rusia mungkin berada di balik kematian Prigozhin. Tuduhan itu dibantah Kremlin, dengan menyebutnya sebagai sepenuhnya kebohongan.
Prigozhin pernah menjadi sekutu dekat Presiden Vladimir Putin. Namun, seiring mandeknya invasi Rusia ke Ukraina, Prigozhin sering mengkritik kepemimpinan militer Rusia, bahkan presidennya sendiri.
Puncak dari perseteruan Wagner dan pemerintahan Rusia adalah ketika kelompok tentara bayaran itu melancarkan pemberontakan singkat pada Juni, yang berakhir setelah tercapai kesepakatan yang menghindari Prigozhin dari tuntutan hukum apapun dan pasukan Wagner dapat memilih pindah ke Belarus atau bergabung dengan militer reguler Rusia.
Putin menggambarkan upaya pemberontakan Wagner sebagai penusukan dari belakang. Sejumlah pakar meragukan Prigozhin akan dibiarkan lolos begitu saja setelah tindakan luar biasa beraninya terhadap Kremlin.
Advertisement