Panglima Yudo: Banyak TNI Baik, yang Jelek Hanya 0,0 Sekian Persen

Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono menyatakan, jangan sampai kasus penculikan dan pembunuhan yang dilakukan tiga oknum prajurit TNI terhadap warga Aceh Imam Masykur, menyakiti hati ribuan prajurit TNI yang sedang berjuang mengikuti latihan gabungan bersama tentara asing di Puslatpur 5 Marinir Baluran Situbondo.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 02 Sep 2023, 06:03 WIB
Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono. (dok TNI)

Liputan6.com, Situbondo - Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono menyatakan, jangan sampai kasus penculikan dan pembunuhan yang dilakukan  tiga oknum prajurit TNI terhadap warga Aceh Imam Masykur, menyakiti hati ribuan prajurit TNI yang sedang berjuang mengikuti latihan gabungan bersama tentara asing di Puslatpur 5 Marinir Baluran Situbondo.

"Jadi jangan menggebyah-uyah untuk TNI. Karena TNI masih banyak yang baik, dan yang jelek hanya 0,0 sekian persen," ucap Panglima TNI, Jumat (1/9/2023).

Yudo menegaskan, tidak akan menutup-nutupi proses hukum tindak pidana terhadap tiga oknum prajurit TNI, dan masyarakat maupun media bisa mengakses proses hukumnya.

"Selalu saya sampaikan tidak ada impunitas bagi prajurit, apalagi sampai melakukan tindak pidana berat. Kami tidak menutup-nutupi, silakan tanyakan kepada penyidik," kata Yudo menegaskan.

"Jadi tolong jangan ada lagi yang seolah-olah kami melindungi prajurit, tidak. Kami menerapkan penghargaan dan sanksi, kalau jelek ya dihukum, kalau baik kami berikan penghargaan," katanya.

Kasus penculikan, pemerasan dan penganiayaan yang dialami seorang warga sipil oleh tiga oknum anggota TNI berinisial Praka RM, Praka HS dan Praka J.


LPSK dan Komnas HAM Diminta Turun Tangan

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bersama Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menghadiri kegiatan bakti kesehatan dan sosial yang diselenggarakan oleh alumni Akabri 1989 (Altar 89). (Foto: Istimewa).

Anggota Komisi III DPR RI Fraksi PKS yang juga wakil dari Aceh, Nasir Djamil meminta LPSK dan Komnas HAM serta Komnas Perempuan turun tangan dalam kasus penculikan penganiayaan yang dilakukan oleh anggota Paspampres terhadap pemuda asal Aceh.

"Kepada LPSK dan Komnas HAM dan Komnas Perempuan, saya menyampaikan aspirasi masyarakat di Aceh karena baru-baru ini terjadi suatu peristiwa yang sangat mengenaskan, yang boleh kita katakan tidak sejalan dengan kemanusiaan yang adil dan beradab," ujar Nasir dalam rapat di Komisi III DPR RI, Jakarta, Rabu (30/8/2023).

Komnas HAM, Komnas Perempuan dan LPSK diminta untuk memberikan pendampingan kepada keluarga korban. Bahkan perlu juga turut melakukan penyelidikan.

"Seorang warga Aceh tewas setelah diculik, disiksa, dianiaya, mereka meminta kepada lembaga perlindungan saksi dan korban dan juga Komnas HAM agar bisa mendampingi keluarga korban dan bisa membongkar ya, apa namanya peristiwa ini seterang-terangnya," tegas Nasir.

Apalagi ada informasi yang beredar bahwa pelaku anggota Paspampres tidak hanya kali ini saja melakukan penculikan. Korban-korban lainnya tidak berani untuk bersuara.

"Sebab informasi yang beredar juga ada juga korban-korban sebelumnya cuma mereka tidak berani speak up, mereka tidak berani bicara," ujar Nasir.

Maka itu, ia mendorong LPSK dan Komnas HAM juga melakukan pendampingan dan menyusuri korban-korban penculikan lainnya yang tidak berani berbicara.

"Mudah-mudahan dengan pendampingan LPSK dan Komnas HAM kita akan bisa melihat ini dengan terang benderang dan kemudian kita bisa menyusuri korban-korban sebelumnya yang tidak berani speak up yang tidak berani bicara," ujar Nasir.

"Ini harapan masyarakat Aceh yang disampaikan ke saya agar saya bisa menyampaikan kepada lembaga-lembaga yang punya kompetensi yang punya otoritas untuk menindaklanjuti kasus ini," pungkasnya.

Infografis Menanti Gebrakan Awal Panglima TNI Laksamana Yudo Margono. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya