Hore, Kredit Macet UMKM di Perbankan Dihapus Pemerintah

Jokowi memutuskan untuk menghapus kredit macet UMKM yang sudah lama di bank.

oleh Septian Deny diperbarui 01 Sep 2023, 16:05 WIB
MenKopUKM Teten Masduki mengatakan penciptaan usaha rintisan (startup) yang berkualitas, inovatif, dan berwawasan teknologi mempercepat Indonesia mewujudkan diri menjadi negara maju.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Teten Masduki mengatakan, pihaknya tengah menyiapkan aturan mengenai credit scoring dalam penyaluran pembiayaan kepada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). 

Selain penerapan credit scoring, lanjut Teten, Jokowi juga memutuskan untuk menghapus kredit macet UMKM yang sudah lama di bank.

Teten menjelaskan, credit scoring bukan berarti tidak ada agunan, namun dengan adanya credit scoring, bukan dalam bentuk aset UMKM, tetapi dilihat dari kesehatan usaha, kontrak bisnis dan lain sebagainya.

"Misalnya pemerintah sekarang, belanja pemerintah 40 persen dari UMKM, sudah banyak nanti UMKM punya PO dari order pemerintah, misalnya. Kan jelas pemerintah yg akan beli, mestinya itu bisa dijadikan agunan juga. Jadi credit scorring itu bisa luas," kata Teten kepada Media, Jakarta, Jumat (1/9).

Penyaluran Kredit

Ia menilai, hal ini akan mempercepat penyaluran kredit pada UMKM yang tidak punya aset, apabila UMKM diharuskan memakai agunan berupa aset, tentu akan memperhambat mereka.

"Ya pasti mereka ada hambatan," pungkas dia.

Teten bilang, hal ini juga sejalan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), yakni untuk mempercepat dan mempermudah akses pembiayaan pada UMKM. Selain penerapan credit scoring, lanjut Teten, Jokowi juga memutuskan untuk menghapus kredit macet UMKM yang sudah lama di bank.

"Sudah dihapus buku kan dan juga sudah dibayar oleh perusahaan asuransi Jamkrindo dan Askrindo," imbuh Teten.

Ia pun menyebut, bahwa beberapa tahun ke depan perekonomian Indonesia masih akan tetap mengandalkan UMKM.

"Karena itu Presiden (Jokowi) terus push kami tentu harus segera direspon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) . Karena OJK masih menerapkan model konvensional harus pake agunan," jelasnya.

Lebih lanjut, pihaknya akan segera membahas bersama OJK karena hal ini sudah diperintahkan oleh Presiden Jokowi. "Nanti kita akan bahas bersama OJK. Kami sudah menyiapkan konsep, ini udah perintah Presiden mudah-mudahan bisa segera," tutupnya.

 


Menteri Teten: ASEAN Harus Punya Platform Bersama Perkuat Ekosistem UMKM

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam sambutan Peryaan Hari UMKM Nasional 2023, di Surakarta. Kementerian Koperasi dan UKM berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Surakarta menyelenggarakan Perayaan Hari UMKM Nasional 2023 bertajuk "Transformasi UMKM Masa Depan".

ASEAN adalah potensi pasar yang besar bagi banyak negara. Hal ini bisa terjadi karena jumlah populasi penduduk di Asia Tenggara mencapai 679 juta jiwa. Jumlah tersebut 8 persen dari seluruh penduduk dunia.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menjelaskan, dengan pasar yang sangat besar ini, pertumbuhan ekonomi regional ASEAN di 2022 mencapai 5,6 persen. Angka ini di atas rata-rata nilai pertumbuhan ekonomi dunia yang tercatat 3,1 persen.

"Dan salah satu juaranya, termasuk Indonesia dalam 7 triwulan, Indonesia terus tumbuh di atas 5 persen dan ini luar biasa, jadi kalau di G20 dan ASEAN, Indonesia itu bersama India, China bisa tumbuh di atas 5,2 persen," kata Teten dalam acara pembukaan ASEAN Weekend Market, Jakarta, Jumat (1/9/2023).

ASEAN bukan hanya kaya akan produk-produk berbasis kreativitas, seperti fashion, kuliner, dan craft, namun ASEAN juga unggul untuk produk pangan dunia, meliputi pertanian dan perikanan.

Pada tahun 2019, produk di sektor perikanan ASEAN menyumbang 21,9 persen dari total produksi perikanan dunia, dan diprediksikan meningkat lebih dari 5 persen pada tahun 2025.

"Nilai ekspor udang negara-negara ASEAN sekitar 16,5 persen dari total ekspor dunia yang sebagian besar berasal dari Indonesia, Vietnam, Thailand. Kondisi serupa juga untuk produk rumput laut yang tersebar sepanjang garis pantai Indonesia dan Filipina," terang Teten.

 


Produksi Buah Tropis

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam acara Opening Ceremony Festival UMKM Sampoerna, di Jakarta. (Dok KemenkopUKM)

Tidak hanya perikanan, Teten bilang, ASEAN juga sentra produksi buah-buah tropis dari pertanian. Misalnya produksi Nanas sekitar 27 persen.

"Produksi nanas dunia bersumber dari negara-negara ASEAN. Filipina 2,7 juta ton, Indonesia 2,4 juta ton dan Thailand 1,5 juta ton dan ini semua melibatkan para pelaku UMK," imbuh Menteri Koperasi dan UKM itu.

Kendati begitu, menurut Teten masih ada tantangan yang dihadapi oleh negara-negara ASEAN, yakni bagaimana menyiapkan ekosistem usaha yang menumbuhkan dan memudahkan pelaku usaha mikro dan kecil di sektor pertanian dan perikanan untuk tumbuh dan naik kelas dengan berkoperasi dan kemitraan rantai pasok.

"Disinilah peran ASEAN menjadi strategis sebagai platform bersama untuk memperkuat ekosistem inter dan antar UMKM koperasi di ASEAN. Belum kita bicara soal kopi, Indonesia pemain nomor 3 di dunia, kalau kita gabung dengan Vietnam kita bisa jadi nomor 2 dunia," Teten mengakhiri.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya